Generasi Muda (Harus) Bisa Menavigasi Keuangan
Gen Z harus mulai cerdas dalam mengelola keuangan, dengan fokus pada menabung, investasi, dan pelunasan utang untuk mencapai kesejahteraan finansial.
Context.id, JAKARTA - Di tengah geliat dunia digital, Generasi Z atau Gen Z berupaya untuk mengelola keuangan dengan cara yang lebih cerdas dan inovatif.
Mereka dikenal sebagai generasi yang bersemangat dan tidak ragu mengambil langkah berani dalam mencari penghasilan tambahan.
Namun, mereka juga menghadapi tantangan keuangan yang nyata, terutama terkait dengan kebiasaan jajan dan nongkrong, langganan layanan streaming yang membuat mereka menjadi lebih boros.
Sebenarnya tidak sedikit dari Gen Z yang menyadari kehidupan di masa depan akan lebih sulit, sehingga banyak yang beralih kepada perencana keuangan untuk mendapatkan panduan.
Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana cara memulai investasi meski hanya memiliki sedikit modal.
BACA JUGA
Sebenarnya investasi tidak harus dimulai dengan jumlah besar. Cukup dengan menyisihkan sedikit uang dan komitmen untuk menabung secara teratur, sudah bisa berinvestasi.
Shawn Carpenter, CEO Stock Alarm seperti dikutip Go Banking Rates, menegaskan hal yang kadang bikin Gen Z dan milenial kelabakan soal mengelola keuangan adalah perihal utang.
Banyak generasi muda yang gemar berutang secara modern entah itu lewat paylater, pinjol dan lainnya pada akhirnya kesulitan untuk menghitung kesiapan mereka membayar utangnya saat jatuh tempo.
“Prioritaskan utang berbunga tinggi agar dapat mengurangi beban finansial,” katanya, sambil mengingatkan mereka untuk mengeksplorasi program penghapusan utang jika memenuhi syarat.
Pertanyaan klasik lain yang sering muncul adalah apakah mereka harus lebih fokus pada menabung atau membayar utang.
Tidak ada jawaban universal untuk hal ini; keputusan bergantung pada situasi finansial masing-masing.
Namun jika bunga utang lebih tinggi daripada imbal hasil tabungan, maka melunasi utang mungkin menjadi pilihan yang lebih bijak. Tentunya menciptakan keseimbangan antara menabung dan melunasi utang juga bisa efektif.
Pentingnya membangun skor kredit yang baik juga menjadi perhatian banyak Gen Z. Dalam dunia yang semakin tergantung pada kredit, mereka perlu memahami bagaimana menggunakan kartu kredit dengan bijak. Pembayaran tepat waktu dan pengelolaan akun yang hati-hati dapat meningkatkan skor kredit mereka.
Pajak, sebuah topik yang kerap membingungkan, juga menjadi bagian penting dalam perencanaan keuangan, terutama di kalangan generasi muda. Karena bagaimanapun dampak pajak terhadap investasi sangatlah krusial.
Di sisi lain, banyak yang ragu terhadap penggunaan kartu kredit. Saat ini jarang sekali Gen Z yang menggunakan kartu kredit, dan menggantikannya dengan paylater.
Sementara sebagian besar milenial masih menggunakannya. Sebenarnya kartu kredit, jika dikelola dengan baik, dapat membantu membangun skor kredit yang kuat. Kuncinya adalah membayar penuh setiap bulan.
Saat ditanya tentang berapa banyak uang yang seharusnya dimiliki di tabungan, saran umum adalah menyisihkan dana darurat setara dengan tiga hingga enam bulan pengeluaran.
Namun, untuk pensiun, perlu untuk mulai menabung sebanyak mungkin, tanpa batasan tertentu.
Pandangan Warren Buffett, ikon investasi, juga sangat relevan dalam konteks ini. Dia pernah berkata, “risiko datang dari tidak mengetahui apa yang Anda lakukan.”
Ini mengingatkan Gen Z untuk selalu melakukan riset sebelum membuat keputusan finansial.
Jadi sebenarnya Gen Z juga punya potensi besar untuk mencapai kesejahteraan finansial, tentunya dengan tetap konsistensi untuk menyisihkan uang baik untuk tabungan maupun investasi.
RELATED ARTICLES
Generasi Muda (Harus) Bisa Menavigasi Keuangan
Gen Z harus mulai cerdas dalam mengelola keuangan, dengan fokus pada menabung, investasi, dan pelunasan utang untuk mencapai kesejahteraan finansial.
Context.id, JAKARTA - Di tengah geliat dunia digital, Generasi Z atau Gen Z berupaya untuk mengelola keuangan dengan cara yang lebih cerdas dan inovatif.
Mereka dikenal sebagai generasi yang bersemangat dan tidak ragu mengambil langkah berani dalam mencari penghasilan tambahan.
Namun, mereka juga menghadapi tantangan keuangan yang nyata, terutama terkait dengan kebiasaan jajan dan nongkrong, langganan layanan streaming yang membuat mereka menjadi lebih boros.
Sebenarnya tidak sedikit dari Gen Z yang menyadari kehidupan di masa depan akan lebih sulit, sehingga banyak yang beralih kepada perencana keuangan untuk mendapatkan panduan.
Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana cara memulai investasi meski hanya memiliki sedikit modal.
BACA JUGA
Sebenarnya investasi tidak harus dimulai dengan jumlah besar. Cukup dengan menyisihkan sedikit uang dan komitmen untuk menabung secara teratur, sudah bisa berinvestasi.
Shawn Carpenter, CEO Stock Alarm seperti dikutip Go Banking Rates, menegaskan hal yang kadang bikin Gen Z dan milenial kelabakan soal mengelola keuangan adalah perihal utang.
Banyak generasi muda yang gemar berutang secara modern entah itu lewat paylater, pinjol dan lainnya pada akhirnya kesulitan untuk menghitung kesiapan mereka membayar utangnya saat jatuh tempo.
“Prioritaskan utang berbunga tinggi agar dapat mengurangi beban finansial,” katanya, sambil mengingatkan mereka untuk mengeksplorasi program penghapusan utang jika memenuhi syarat.
Pertanyaan klasik lain yang sering muncul adalah apakah mereka harus lebih fokus pada menabung atau membayar utang.
Tidak ada jawaban universal untuk hal ini; keputusan bergantung pada situasi finansial masing-masing.
Namun jika bunga utang lebih tinggi daripada imbal hasil tabungan, maka melunasi utang mungkin menjadi pilihan yang lebih bijak. Tentunya menciptakan keseimbangan antara menabung dan melunasi utang juga bisa efektif.
Pentingnya membangun skor kredit yang baik juga menjadi perhatian banyak Gen Z. Dalam dunia yang semakin tergantung pada kredit, mereka perlu memahami bagaimana menggunakan kartu kredit dengan bijak. Pembayaran tepat waktu dan pengelolaan akun yang hati-hati dapat meningkatkan skor kredit mereka.
Pajak, sebuah topik yang kerap membingungkan, juga menjadi bagian penting dalam perencanaan keuangan, terutama di kalangan generasi muda. Karena bagaimanapun dampak pajak terhadap investasi sangatlah krusial.
Di sisi lain, banyak yang ragu terhadap penggunaan kartu kredit. Saat ini jarang sekali Gen Z yang menggunakan kartu kredit, dan menggantikannya dengan paylater.
Sementara sebagian besar milenial masih menggunakannya. Sebenarnya kartu kredit, jika dikelola dengan baik, dapat membantu membangun skor kredit yang kuat. Kuncinya adalah membayar penuh setiap bulan.
Saat ditanya tentang berapa banyak uang yang seharusnya dimiliki di tabungan, saran umum adalah menyisihkan dana darurat setara dengan tiga hingga enam bulan pengeluaran.
Namun, untuk pensiun, perlu untuk mulai menabung sebanyak mungkin, tanpa batasan tertentu.
Pandangan Warren Buffett, ikon investasi, juga sangat relevan dalam konteks ini. Dia pernah berkata, “risiko datang dari tidak mengetahui apa yang Anda lakukan.”
Ini mengingatkan Gen Z untuk selalu melakukan riset sebelum membuat keputusan finansial.
Jadi sebenarnya Gen Z juga punya potensi besar untuk mencapai kesejahteraan finansial, tentunya dengan tetap konsistensi untuk menyisihkan uang baik untuk tabungan maupun investasi.
POPULAR
RELATED ARTICLES