Radio Amatir Antariksa Menghubungkan Astronaut dengan Anak-anak di Bumi
Radio amatir telah menghubungkan astronaut di luar angkasa dengan anak-anak di Bumi sehingga memperluas edukasi eksplorasi ruang angkasa
Context.id, JAKARTA - Radio amatir telah menjadi jembatan unik antara astronaut di luar angkasa dan anak-anak di Bumi.
Ini memungkinkan komunikasi yang tidak hanya mempererat hubungan manusia, tetapi juga membuka pintu bagi edukasi ilmiah dan eksplorasi ruang angkasa.
Melansir Space.com, inovasi ini dimulai lebih dari 40 tahun yang lalu, ketika astronaut Owen Garriott, dengan kode panggilan W5LFL, menjadi orang pertama yang melakukan komunikasi radio amatir dari luar angkasa.
Pada misi STS-9 pesawat ulang-alik pada 1983, Garriott tidak hanya menghubungkan dirinya dengan operator radio amatir di Bumi, tetapi juga memungkinkan publik mendengarkan percakapan langsung dari luar angkasa.
Pencapaian ini menandai awal dari revolusi komunikasi astronaut, yang memungkinkan masyarakat umum untuk terhubung dengan luar angkasa melalui perangkat radio sederhana.
BACA JUGA
Keberhasilan Garriott memicu gelombang baru dalam dunia radio amatir, yang kini dioperasikan oleh kelompok-kelompok seperti Radio Amateur Satellite Corporation (AMSAT).
Didirikan pada 1969, AMSAT telah meluncurkan lebih dari 30 satelit yang dirancang oleh operator radio amatir, termasuk satelit pertama OSCAR-1 yang diluncurkan pada 1961.
Sejak saat itu, radio amatir telah meluncurkan lebih banyak satelit daripada sebagian besar negara, memperluas jangkauan komunikasi luar angkasa.
Program terbaru yang mengembangkan potensi radio amatir di luar angkasa adalah ARISS (Amateur Radio on the International Space Station), yang menghubungkan sekolah-sekolah dan kelompok pemuda di seluruh dunia dengan astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Setiap tahun, ARISS melakukan 60 hingga 100 "koneksi pendidikan," yang memungkinkan siswa dari berbagai belahan dunia untuk berbicara langsung dengan astronaut di orbit.
Program ini telah melibatkan hingga 200.000 pemuda setiap tahunnya, dengan lebih dari 1.700 hubungan terjalin sejak dimulainya program ini.
ARISS merayakan pencapaian besar dengan memperingati 24 tahun operasionalnya pada 2024, dan kini sedang mengembangkan visi masa depan yang lebih luas melalui inisiatif ARISS 2.0.
Visi ini mencakup perluasan jangkauan komunikasi ke luar angkasa, termasuk misi ke bulan dan stasiun luar angkasa komersial, serta proyek-proyek sains dan teknologi yang melibatkan radio amatir.
Salah satu proyek masa depan yang menarik adalah ARISS's CAVIAR (Communication, Audio, Video, and Imaging using Amateur Radio).
Proyek ini dirancang untuk memungkinkan komunikasi langsung dengan astronaut di bulan, serta pengambilan gambar dan video dari permukaan bulan.
Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk menginspirasi generasi muda dan mendorong mereka untuk mengejar karier di bidang STEAM (sains, teknologi, rekayasa, seni, dan matematika), menjadikan mereka bagian dari eksplorasi luar angkasa.
Radio amatir antariksa ini membuka peluang bagi edukasi global dalam penemuan ilmiah dan teknologi yang akan membentuk masa depan eksplorasi ruang angkasa.
RELATED ARTICLES
Radio Amatir Antariksa Menghubungkan Astronaut dengan Anak-anak di Bumi
Radio amatir telah menghubungkan astronaut di luar angkasa dengan anak-anak di Bumi sehingga memperluas edukasi eksplorasi ruang angkasa
Context.id, JAKARTA - Radio amatir telah menjadi jembatan unik antara astronaut di luar angkasa dan anak-anak di Bumi.
Ini memungkinkan komunikasi yang tidak hanya mempererat hubungan manusia, tetapi juga membuka pintu bagi edukasi ilmiah dan eksplorasi ruang angkasa.
Melansir Space.com, inovasi ini dimulai lebih dari 40 tahun yang lalu, ketika astronaut Owen Garriott, dengan kode panggilan W5LFL, menjadi orang pertama yang melakukan komunikasi radio amatir dari luar angkasa.
Pada misi STS-9 pesawat ulang-alik pada 1983, Garriott tidak hanya menghubungkan dirinya dengan operator radio amatir di Bumi, tetapi juga memungkinkan publik mendengarkan percakapan langsung dari luar angkasa.
Pencapaian ini menandai awal dari revolusi komunikasi astronaut, yang memungkinkan masyarakat umum untuk terhubung dengan luar angkasa melalui perangkat radio sederhana.
BACA JUGA
Keberhasilan Garriott memicu gelombang baru dalam dunia radio amatir, yang kini dioperasikan oleh kelompok-kelompok seperti Radio Amateur Satellite Corporation (AMSAT).
Didirikan pada 1969, AMSAT telah meluncurkan lebih dari 30 satelit yang dirancang oleh operator radio amatir, termasuk satelit pertama OSCAR-1 yang diluncurkan pada 1961.
Sejak saat itu, radio amatir telah meluncurkan lebih banyak satelit daripada sebagian besar negara, memperluas jangkauan komunikasi luar angkasa.
Program terbaru yang mengembangkan potensi radio amatir di luar angkasa adalah ARISS (Amateur Radio on the International Space Station), yang menghubungkan sekolah-sekolah dan kelompok pemuda di seluruh dunia dengan astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Setiap tahun, ARISS melakukan 60 hingga 100 "koneksi pendidikan," yang memungkinkan siswa dari berbagai belahan dunia untuk berbicara langsung dengan astronaut di orbit.
Program ini telah melibatkan hingga 200.000 pemuda setiap tahunnya, dengan lebih dari 1.700 hubungan terjalin sejak dimulainya program ini.
ARISS merayakan pencapaian besar dengan memperingati 24 tahun operasionalnya pada 2024, dan kini sedang mengembangkan visi masa depan yang lebih luas melalui inisiatif ARISS 2.0.
Visi ini mencakup perluasan jangkauan komunikasi ke luar angkasa, termasuk misi ke bulan dan stasiun luar angkasa komersial, serta proyek-proyek sains dan teknologi yang melibatkan radio amatir.
Salah satu proyek masa depan yang menarik adalah ARISS's CAVIAR (Communication, Audio, Video, and Imaging using Amateur Radio).
Proyek ini dirancang untuk memungkinkan komunikasi langsung dengan astronaut di bulan, serta pengambilan gambar dan video dari permukaan bulan.
Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk menginspirasi generasi muda dan mendorong mereka untuk mengejar karier di bidang STEAM (sains, teknologi, rekayasa, seni, dan matematika), menjadikan mereka bagian dari eksplorasi luar angkasa.
Radio amatir antariksa ini membuka peluang bagi edukasi global dalam penemuan ilmiah dan teknologi yang akan membentuk masa depan eksplorasi ruang angkasa.
POPULAR
RELATED ARTICLES