Video Gim Jadi Ruang Sosial dan Ekspresi Diri bagi Generasi Z
Riset menunjukkan bermain gim menjadi aktivitas yang menghubungkan mereka dengan teman-teman kapan saja dan di mana saja
Context.id, JAKARTA - Di dunia yang semakin terhubung secara digital, video gim telah menjadi lebih dari sekadar bentuk hiburan bagi remaja Gen Z.
Bagi mereka, permainan video bukan hanya sarana untuk bersenang-senang, melainkan juga cara untuk menjalin hubungan sosial dan mengekspresikan diri.
Menurut penelitian terbaru yang dilakukan oleh Deloitte, sekitar 27% remaja Gen Z menganggap bermain gim sebagai aktivitas hiburan favorit mereka, lebih tinggi dibandingkan dengan 21% di kalangan dewasa Gen Z.
Ini menunjukkan bagaimana generasi muda melihat video gim sebagai lebih dari sekadar pelarian dan mereka melihatnya sebagai bagian penting dari kehidupan sosial mereka.
Bermain gim, bagi banyak remaja, adalah aktivitas yang menghubungkan mereka dengan teman-teman, bahkan di saat-saat yang penuh keterbatasan sosial.
BACA JUGA
Sebanyak 70% gamer remaja Gen Z mengatakan video gim membantu mereka tetap terhubung dengan orang lain, angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 58% di kalangan pemain dewasa Gen Z.
Ini membuktikan meskipun kritik terhadap dampak sosial dari waktu yang dihabiskan untuk bermain gim terus berlanjut, bagi banyak remaja, video gim justru memperkaya hubungan sosial mereka.
Tentu saja, pandemi Covid-19 turut memperkuat peran permainan video sebagai saluran utama bagi interaksi sosial.
Ketika pertemuan tatap muka terbatas, banyak remaja yang beralih ke dunia virtual. Namun, hal ini bukan hanya efek sementara.
Lebih dari 60% pemain Gen Z mengatakan membuat koneksi sosial melalui permainan itu penting bahkan sebelum pandemi.
Ini menunjukkan bagi sebagian besar dari mereka, dimensi sosial ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman bermain gim.
Perbedaan gender dalam gim
Meskipun semua pemain gim Gen Z terlibat dalam dunia permainan, ada perbedaan yang menarik antara remaja laki-laki dan perempuan dalam hal bagaimana mereka berinteraksi dengan gim.
Secara rata-rata, remaja laki-laki Gen Z menghabiskan lebih banyak waktu bermain sekitar 12 jam per minggu sementara remaja perempuan meluangkan waktu sekitar 9 jam per minggu.
Perbedaan ini tidak hanya terlihat dari jumlah waktu bermain, tetapi juga dari cara mereka berinteraksi dengan dunia gim itu sendiri.
Misalnya, hampir 80% gamer remaja laki-laki mengatakan membangun koneksi dengan pemain lain sangat penting bagi mereka, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 57% gamer perempuan.
Selain itu, dalam hal ekspresi diri, 88% remaja pria mengatakan mempersonalisasi karakter permainan mereka memungkinkan mereka untuk mengekspresikan diri, sedangkan hanya 73% gamer perempuan yang merasakan hal yang sama.
Perbedaan ini bisa jadi dipengaruhi oleh jenis permainan yang mereka pilih, dengan remaja laki-laki lebih cenderung bermain gim di konsol yang menawarkan pengalaman yang lebih interaktif dan sosial.
Gim dan dunia sosial
Lantas, bagaimana dunia gim bisa mempertahankan relevansinya bagi generasi muda yang semakin besar dampaknya terhadap kebiasaan hiburan global?
Satu hal yang perlu diperhatikan oleh pengembang gim adalah pemain remaja, meskipun belum memiliki daya beli yang besar, sedang membentuk kebiasaan yang bisa bertahan hingga mereka dewasa.
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan gim untuk tidak hanya menarik perhatian para gamer muda, tetapi juga menjaga mereka dengan menciptakan pengalaman yang inklusif, sehat, dan berkelanjutan.
Pemain gim remaja sangat menghargai hubungan yang terbentuk selama bermain.
Oleh karena itu, pengembang gim dan platform bisa lebih fokus pada pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung interaksi positif, serta mencegah perundungan dan pelecehan, terutama yang menargetkan gamer perempuan.
Selain itu, menarik lebih banyak gamer perempuan melalui fitur atau konten baru yang menarik dan kemitraan dengan jenama yang sudah dikenal bisa menjadi langkah positif untuk meningkatkan keterlibatan mereka.
Metaverse dan masa depan gim
Ke depannya, menggabungkan metaverse dengan gim diprediksi akan semakin menarik bagi generasi muda.
Pengembang metaverse harus memastikan remaja tetap mendapatkan manfaat sosial dan emosional yang mereka cari dalam permainan, sambil menjaga agar pengalaman tersebut tetap aman dan positif.
Tren ini tidak hanya mencerminkan kecenderungan di dunia gim, tetapi juga memberikan pelajaran berharga bagi industri media lainnya.
Banyak platform media sosial atau hiburan yang bisa belajar dari keberhasilan gim dalam menciptakan pengalaman yang menggabungkan hiburan, sosialisasi, dan ekspresi diri yang mendalam.
Mengadaptasi elemen-elemen ini bisa menjadi kunci untuk menarik perhatian pengguna baru dan mempertahankan loyalitas pengguna yang sudah ada.
RELATED ARTICLES
Video Gim Jadi Ruang Sosial dan Ekspresi Diri bagi Generasi Z
Riset menunjukkan bermain gim menjadi aktivitas yang menghubungkan mereka dengan teman-teman kapan saja dan di mana saja
Context.id, JAKARTA - Di dunia yang semakin terhubung secara digital, video gim telah menjadi lebih dari sekadar bentuk hiburan bagi remaja Gen Z.
Bagi mereka, permainan video bukan hanya sarana untuk bersenang-senang, melainkan juga cara untuk menjalin hubungan sosial dan mengekspresikan diri.
Menurut penelitian terbaru yang dilakukan oleh Deloitte, sekitar 27% remaja Gen Z menganggap bermain gim sebagai aktivitas hiburan favorit mereka, lebih tinggi dibandingkan dengan 21% di kalangan dewasa Gen Z.
Ini menunjukkan bagaimana generasi muda melihat video gim sebagai lebih dari sekadar pelarian dan mereka melihatnya sebagai bagian penting dari kehidupan sosial mereka.
Bermain gim, bagi banyak remaja, adalah aktivitas yang menghubungkan mereka dengan teman-teman, bahkan di saat-saat yang penuh keterbatasan sosial.
BACA JUGA
Sebanyak 70% gamer remaja Gen Z mengatakan video gim membantu mereka tetap terhubung dengan orang lain, angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 58% di kalangan pemain dewasa Gen Z.
Ini membuktikan meskipun kritik terhadap dampak sosial dari waktu yang dihabiskan untuk bermain gim terus berlanjut, bagi banyak remaja, video gim justru memperkaya hubungan sosial mereka.
Tentu saja, pandemi Covid-19 turut memperkuat peran permainan video sebagai saluran utama bagi interaksi sosial.
Ketika pertemuan tatap muka terbatas, banyak remaja yang beralih ke dunia virtual. Namun, hal ini bukan hanya efek sementara.
Lebih dari 60% pemain Gen Z mengatakan membuat koneksi sosial melalui permainan itu penting bahkan sebelum pandemi.
Ini menunjukkan bagi sebagian besar dari mereka, dimensi sosial ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman bermain gim.
Perbedaan gender dalam gim
Meskipun semua pemain gim Gen Z terlibat dalam dunia permainan, ada perbedaan yang menarik antara remaja laki-laki dan perempuan dalam hal bagaimana mereka berinteraksi dengan gim.
Secara rata-rata, remaja laki-laki Gen Z menghabiskan lebih banyak waktu bermain sekitar 12 jam per minggu sementara remaja perempuan meluangkan waktu sekitar 9 jam per minggu.
Perbedaan ini tidak hanya terlihat dari jumlah waktu bermain, tetapi juga dari cara mereka berinteraksi dengan dunia gim itu sendiri.
Misalnya, hampir 80% gamer remaja laki-laki mengatakan membangun koneksi dengan pemain lain sangat penting bagi mereka, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 57% gamer perempuan.
Selain itu, dalam hal ekspresi diri, 88% remaja pria mengatakan mempersonalisasi karakter permainan mereka memungkinkan mereka untuk mengekspresikan diri, sedangkan hanya 73% gamer perempuan yang merasakan hal yang sama.
Perbedaan ini bisa jadi dipengaruhi oleh jenis permainan yang mereka pilih, dengan remaja laki-laki lebih cenderung bermain gim di konsol yang menawarkan pengalaman yang lebih interaktif dan sosial.
Gim dan dunia sosial
Lantas, bagaimana dunia gim bisa mempertahankan relevansinya bagi generasi muda yang semakin besar dampaknya terhadap kebiasaan hiburan global?
Satu hal yang perlu diperhatikan oleh pengembang gim adalah pemain remaja, meskipun belum memiliki daya beli yang besar, sedang membentuk kebiasaan yang bisa bertahan hingga mereka dewasa.
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan gim untuk tidak hanya menarik perhatian para gamer muda, tetapi juga menjaga mereka dengan menciptakan pengalaman yang inklusif, sehat, dan berkelanjutan.
Pemain gim remaja sangat menghargai hubungan yang terbentuk selama bermain.
Oleh karena itu, pengembang gim dan platform bisa lebih fokus pada pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung interaksi positif, serta mencegah perundungan dan pelecehan, terutama yang menargetkan gamer perempuan.
Selain itu, menarik lebih banyak gamer perempuan melalui fitur atau konten baru yang menarik dan kemitraan dengan jenama yang sudah dikenal bisa menjadi langkah positif untuk meningkatkan keterlibatan mereka.
Metaverse dan masa depan gim
Ke depannya, menggabungkan metaverse dengan gim diprediksi akan semakin menarik bagi generasi muda.
Pengembang metaverse harus memastikan remaja tetap mendapatkan manfaat sosial dan emosional yang mereka cari dalam permainan, sambil menjaga agar pengalaman tersebut tetap aman dan positif.
Tren ini tidak hanya mencerminkan kecenderungan di dunia gim, tetapi juga memberikan pelajaran berharga bagi industri media lainnya.
Banyak platform media sosial atau hiburan yang bisa belajar dari keberhasilan gim dalam menciptakan pengalaman yang menggabungkan hiburan, sosialisasi, dan ekspresi diri yang mendalam.
Mengadaptasi elemen-elemen ini bisa menjadi kunci untuk menarik perhatian pengguna baru dan mempertahankan loyalitas pengguna yang sudah ada.
POPULAR
RELATED ARTICLES