Share

Stories 08 Oktober 2024

Dari Hobi ke Karier, Benarkah Bermain Gim Tingkatkan Produktivitas Kerja?

Integrasi permainan, termasuk e-sports, dalam budaya perusahaan dianggap dapat meningkatkan produktivitas, keterlibatan, dan kolaborasi pekerja

Bermain gim di kantor/Remedy Entertainment

Context.id, JAKARTA - Di tengah dinamika dunia kerja yang semakin menantang, banyak perusahaan mulai menyadari bahwa bermain di tempat kerja bukanlah tanda kemalasan, melainkan sebuah inovasi yang dapat meningkatkan produktivitas. 

Michael Rupp, penulis studi psikologi dari Human Factors, mengatakan merencanakan istirahat untuk bermain bisa lebih efektif dibandingkan terus-menerus bekerja tanpa jeda.

“Bermain game memberi kita kesempatan untuk mengisi ulang energi mental,” ujarnya seperti dikutip dari Steelcase, Selasa (8/10). 

Sejumlah penelitian, termasuk yang dipublikasikan oleh Harvard Business Review, memperlihatkan pentingnya merangkul kekuatan permainan.

Diperkirakan lebih dari tiga miliar orang akan bermain video gim dalam tiga tahun ke depan, banyak negara termasuk di Indonesia mulai mengadopsi pendekatan ini.



Fenomena e-sports, bukan hanya meriah di tingkat nasional tapi juga global. Banyak gamer kini menjadikan e-sports sebagai sumber nafkah, berkompetisi di tingkat lokal dan global. 

Misalnya, turnamen seperti Mobile Legends Professional League (MPL) dan (PMPL) menarik perhatian ribuan penonton dan memberikan peluang bagi pemain untuk meraih penghasilan yang signifikan. 

Ini menunjukkan industri permainan tidak hanya menghasilkan hiburan, tetapi juga karier yang menguntungkan.

Di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, banyak perusahaan mulai mengadakan turnamen game internal untuk memperkuat hubungan tim dan meningkatkan semangat kerja.

Melansir Statista, pasar video gim diproyeksikan mencapai pendapatan lebih dari $363,2 miliar pada tahun 2027, menunjukkan betapa signifikan dan menguntungkannya industri ini.

Robin Dunbar, profesor emeritus Universitas Oxford seperti dilansir Tech For Good, mengatakan lingkungan kerja yang memungkinkan terbangunnya hubungan sosial dapat meningkatkan retensi bakat. 

Harus diakui, kolaborasi dan persahabatan sangat penting dalam budaya kerja, permainan dapat menjadi jembatan untuk menciptakan hubungan yang lebih kuat antar karyawan.

Ruang permainan dapat membantu meringankan beban saat pekerjaan terasa menegangkan.

Penelitian di jurnal psikologi yang diterbitkan di Pursuit Unimelb menunjukkan pemain Dungeons & Dragons memiliki tingkat ekstroversi dan stabilitas emosional yang lebih tinggi. 

Jesse Olsen dari Universitas Melbourne menjelaskan keterampilan kerja sama dan kreativitas yang ditemukan dalam sesi permainan memiliki relevansi langsung dengan keterampilan yang dibutuhkan dalam tim yang efektif.

Meskipun banyak yang berpikir permainan video mengganggu produktivitas, riset menunjukkan jika digunakan dengan bijak, permainan dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan koordinasi.

Permainan multipemain mendorong kerja sama tim dan komunikasi, yang sangat penting dalam lingkungan kerja mana pun.

Melihat semua keuntungan ini, mengintegrasikan permainan video dalam budaya perusahaan bisa menjadi strategi untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif. 

Jika perusahaan memanfaatkan potensi permainan dengan benar, mereka tidak hanya dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan, tetapi juga mendorong inovasi dan keterlibatan di seluruh organisasi.

Pada akhirnya, kepentingan terbaik perusahaan memastikan karyawan merasa baik secara fisik dan mental, dan permainan dapat menjadi alat yang efektif untuk mencapainya.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 08 Oktober 2024

Dari Hobi ke Karier, Benarkah Bermain Gim Tingkatkan Produktivitas Kerja?

Integrasi permainan, termasuk e-sports, dalam budaya perusahaan dianggap dapat meningkatkan produktivitas, keterlibatan, dan kolaborasi pekerja

Bermain gim di kantor/Remedy Entertainment

Context.id, JAKARTA - Di tengah dinamika dunia kerja yang semakin menantang, banyak perusahaan mulai menyadari bahwa bermain di tempat kerja bukanlah tanda kemalasan, melainkan sebuah inovasi yang dapat meningkatkan produktivitas. 

Michael Rupp, penulis studi psikologi dari Human Factors, mengatakan merencanakan istirahat untuk bermain bisa lebih efektif dibandingkan terus-menerus bekerja tanpa jeda.

“Bermain game memberi kita kesempatan untuk mengisi ulang energi mental,” ujarnya seperti dikutip dari Steelcase, Selasa (8/10). 

Sejumlah penelitian, termasuk yang dipublikasikan oleh Harvard Business Review, memperlihatkan pentingnya merangkul kekuatan permainan.

Diperkirakan lebih dari tiga miliar orang akan bermain video gim dalam tiga tahun ke depan, banyak negara termasuk di Indonesia mulai mengadopsi pendekatan ini.



Fenomena e-sports, bukan hanya meriah di tingkat nasional tapi juga global. Banyak gamer kini menjadikan e-sports sebagai sumber nafkah, berkompetisi di tingkat lokal dan global. 

Misalnya, turnamen seperti Mobile Legends Professional League (MPL) dan (PMPL) menarik perhatian ribuan penonton dan memberikan peluang bagi pemain untuk meraih penghasilan yang signifikan. 

Ini menunjukkan industri permainan tidak hanya menghasilkan hiburan, tetapi juga karier yang menguntungkan.

Di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, banyak perusahaan mulai mengadakan turnamen game internal untuk memperkuat hubungan tim dan meningkatkan semangat kerja.

Melansir Statista, pasar video gim diproyeksikan mencapai pendapatan lebih dari $363,2 miliar pada tahun 2027, menunjukkan betapa signifikan dan menguntungkannya industri ini.

Robin Dunbar, profesor emeritus Universitas Oxford seperti dilansir Tech For Good, mengatakan lingkungan kerja yang memungkinkan terbangunnya hubungan sosial dapat meningkatkan retensi bakat. 

Harus diakui, kolaborasi dan persahabatan sangat penting dalam budaya kerja, permainan dapat menjadi jembatan untuk menciptakan hubungan yang lebih kuat antar karyawan.

Ruang permainan dapat membantu meringankan beban saat pekerjaan terasa menegangkan.

Penelitian di jurnal psikologi yang diterbitkan di Pursuit Unimelb menunjukkan pemain Dungeons & Dragons memiliki tingkat ekstroversi dan stabilitas emosional yang lebih tinggi. 

Jesse Olsen dari Universitas Melbourne menjelaskan keterampilan kerja sama dan kreativitas yang ditemukan dalam sesi permainan memiliki relevansi langsung dengan keterampilan yang dibutuhkan dalam tim yang efektif.

Meskipun banyak yang berpikir permainan video mengganggu produktivitas, riset menunjukkan jika digunakan dengan bijak, permainan dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan koordinasi.

Permainan multipemain mendorong kerja sama tim dan komunikasi, yang sangat penting dalam lingkungan kerja mana pun.

Melihat semua keuntungan ini, mengintegrasikan permainan video dalam budaya perusahaan bisa menjadi strategi untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif. 

Jika perusahaan memanfaatkan potensi permainan dengan benar, mereka tidak hanya dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan, tetapi juga mendorong inovasi dan keterlibatan di seluruh organisasi.

Pada akhirnya, kepentingan terbaik perusahaan memastikan karyawan merasa baik secara fisik dan mental, dan permainan dapat menjadi alat yang efektif untuk mencapainya.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Apakah Asteroid yang Kaya Logam Mulia Ribuan Triliun Dolar Bisa Ditambang?

Sebuah wahana antariksa sedang dalam perjalanan menuju sebuah asteroid yang mungkin mengandung logam berharga senilai sekitar US 100 ribu kuadrili ...

Context.id . 22 November 2024

Sertifikasi Halal Perkuat Daya Saing Produk Dalam Negeri

Sertifikasi halal menjadi salah satu tameng bagi pengusaha makanan dan minuman dari serbuan produk asing.

Noviarizal Fernandez . 22 November 2024

Paus Fransiskus Bakal Kanonisasi Carlo Acutis, Santo Millenial Pertama

Paus Fransiskus akan mengkanonisasi Carlo Acutis pada 27 April 2025, menjadikannya santo millenial pertama dan simbol kesatuan iman dengan dunia d ...

Context.id . 22 November 2024

Benar-benar Komedi, Pisang Dilakban Bisa Dilelang hingga Rp98,8 Miliar

Karya seni konseptual pisang karya Maurizio Cattelan, \"Comedian,\" saat dilelang di rumah lelang Sotheby’s jatuh ke tangan seorang pengusaha kr ...

Context.id . 22 November 2024