Heineken Bakal Membangun Pabrik Bir Raksasa Pertama di Dubai
Uni Emirat Arab melunak terhadap aturan yang selama ini dilarang keras dalam doktrin agama Islam seperti alkohol dan perjudian dengan membuka pabrik bir dan kasino
Context.id, JAKARTA - Dubai bakalan memiliki pabrik bir berskala besar pertama di wilayah Teluk karena perusahaan patungan Heineken NV berencana untuk mulai memproduksi merek bir populer di emirat tersebut.
Ini menjadi hal yang cukup kontroversial karena Dubai yang merupakan bagian dari Uni Emirat Arab masih dikenal sebagai negara Islam dan, agama ini melarang keras soal konsumsi alkohol.
Namun, mungkin saja karena itu Dubai yang sangat modern dan kosmopolit, aturan soal konsumsi alkohol menjadi lebih lunak.
Dubai adalah pusat bisnis dan pariwisata Timur Tengah, dan salah satu kota paling kosmopolitan di kawasan tersebut.
Sebelum keluar izin membangun pabrik, otoritas Dubai sudah mengizinkan konsumsi dan penjualan alkohol lebih dari dua dekade lalu. Sejak itu peraturan tersebut secara bertahap dilonggarkan di tengah lonjakan pariwisata.
BACA JUGA
Belum lama ini Dubai juga mempermudah penduduknya untuk membeli alkohol, menghapus pajak penjualan sebesar 30% dan biaya lisensi minuman keras meskipun penjualan kepada umat Muslim masih dibatasi.
Sekarang, Sirocco, perusahaan patungan Heineken NV dan Maritime and Mercantile International yang berpusat di Dubai, akan mulai membangun pabrik bir tersebut akhir tahun depan dan telah memperoleh semua izin yang diperlukan, seperti disebutkan dalam laporan Bloomberg, Kamis (28/11)
Pembangunan pabrik itu dijadwalkan selesai pada tahun 2027 dan akan memproduksi beberapa merek termasuk Heineken, Kingfisher, Amstel dan Birra Moretti.
Sirocco juga mengatakan produksi lokal akan meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat di pasar yang dikunjungi lebih dari 17 juta wisatawan setiap tahunnya yang sekitar 20%-nya berasal dari Eropa.
Pabrik bir baru ini menawarkan gambaran tentang langkah-langkah yang diambil para penguasa Teluk untuk membuka ekonomi mereka di wilayah Muslim dengan norma-norma sosial yang konservatif.
Pemerintah di Timur Tengah semakin berupaya untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak, dan di Dubai ada dorongan terus-menerus untuk menarik wisatawan dan ekspatriat.
Dubai merupakan bagian dari Uni Emirat Arab, yang meliputi tujuh negara bagian yakni yaitu Abu Dhabi, Ajman, Dubai, Fujairah, Ras al-Khaimah, Sharjah dan Umm al-Qaiwain.
Kasino pertama
Sebelumnya, Wynn Ltd perusahaan resort mewah yang berkantor pusat di Las Vegas tengah membangun kasino pertama di kawasan tersebut, tepatnya di negara bagian emirat Ras Al Khaimah.
Seperti melansir Bloomberg, pembangunan kasino di Uni Emirat Arab ini tidak lepas dari kerja keras dan lobi canggih Craig Billings sebagai kepala eksekutif Wynn Resorts Ltd.
Selama tiga tahun, eksekutif tersebut telah berupaya membangun kasino dari awal di hamparan gurun terpencil di Uni Emirat Arab.
Di bawah Billings, raksasa perhotelan tersebut telah menggelontorkan lebih dari setengah miliar dolar untuk membangun gedung tersebut meskipun perjudian masih ilegal di negara tersebut dan pejabat pemerintah berusaha keras untuk tidak mengucapkan kata "kasino".
Kini, lisensi operator permainan komersial alias kasino pertama di UEA sudah di tangan.
Awalnya itu 2022, saat emirat kecil Ras Al Khaimah memberi Wynn lampu hijau untuk mulai mengerjakan proyek di Kepulauan Marjan, hamparan kepulauan buatan manusia seluas 2,7 kilometer persegi yang sebagian besar tidak digunakan selama dekade terakhir.
Proyek pengerjaan menara dimulai segera dan kini telah tumbuh menjadi gedung tertinggi di emirat tersebut.
Emirat Ras Al Khaimah, bahasa Arab untuk 'puncak tenda' terletak sekitar 45 menit di utara Dubai dan dihuni hanya oleh 400.000 orang. Tempat ini paling dikenal dengan RAK Ceramics, pabrik keramik yang memproduksi 5 juta mangkuk toilet per tahun.
Negara ini tetap menjadi salah satu negara termiskin dari tujuh negara bagian yang membentuk UEA.
Itulah sebabnya, pada tahun 2022, pemerintah menyusun rencana untuk mengubah dirinya menjadi destinasi wisata yang dapat menarik 3 juta pengunjung per tahun, naik dari sekitar 1 juta pada saat itu.
RELATED ARTICLES
Heineken Bakal Membangun Pabrik Bir Raksasa Pertama di Dubai
Uni Emirat Arab melunak terhadap aturan yang selama ini dilarang keras dalam doktrin agama Islam seperti alkohol dan perjudian dengan membuka pabrik bir dan kasino
Context.id, JAKARTA - Dubai bakalan memiliki pabrik bir berskala besar pertama di wilayah Teluk karena perusahaan patungan Heineken NV berencana untuk mulai memproduksi merek bir populer di emirat tersebut.
Ini menjadi hal yang cukup kontroversial karena Dubai yang merupakan bagian dari Uni Emirat Arab masih dikenal sebagai negara Islam dan, agama ini melarang keras soal konsumsi alkohol.
Namun, mungkin saja karena itu Dubai yang sangat modern dan kosmopolit, aturan soal konsumsi alkohol menjadi lebih lunak.
Dubai adalah pusat bisnis dan pariwisata Timur Tengah, dan salah satu kota paling kosmopolitan di kawasan tersebut.
Sebelum keluar izin membangun pabrik, otoritas Dubai sudah mengizinkan konsumsi dan penjualan alkohol lebih dari dua dekade lalu. Sejak itu peraturan tersebut secara bertahap dilonggarkan di tengah lonjakan pariwisata.
BACA JUGA
Belum lama ini Dubai juga mempermudah penduduknya untuk membeli alkohol, menghapus pajak penjualan sebesar 30% dan biaya lisensi minuman keras meskipun penjualan kepada umat Muslim masih dibatasi.
Sekarang, Sirocco, perusahaan patungan Heineken NV dan Maritime and Mercantile International yang berpusat di Dubai, akan mulai membangun pabrik bir tersebut akhir tahun depan dan telah memperoleh semua izin yang diperlukan, seperti disebutkan dalam laporan Bloomberg, Kamis (28/11)
Pembangunan pabrik itu dijadwalkan selesai pada tahun 2027 dan akan memproduksi beberapa merek termasuk Heineken, Kingfisher, Amstel dan Birra Moretti.
Sirocco juga mengatakan produksi lokal akan meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat di pasar yang dikunjungi lebih dari 17 juta wisatawan setiap tahunnya yang sekitar 20%-nya berasal dari Eropa.
Pabrik bir baru ini menawarkan gambaran tentang langkah-langkah yang diambil para penguasa Teluk untuk membuka ekonomi mereka di wilayah Muslim dengan norma-norma sosial yang konservatif.
Pemerintah di Timur Tengah semakin berupaya untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak, dan di Dubai ada dorongan terus-menerus untuk menarik wisatawan dan ekspatriat.
Dubai merupakan bagian dari Uni Emirat Arab, yang meliputi tujuh negara bagian yakni yaitu Abu Dhabi, Ajman, Dubai, Fujairah, Ras al-Khaimah, Sharjah dan Umm al-Qaiwain.
Kasino pertama
Sebelumnya, Wynn Ltd perusahaan resort mewah yang berkantor pusat di Las Vegas tengah membangun kasino pertama di kawasan tersebut, tepatnya di negara bagian emirat Ras Al Khaimah.
Seperti melansir Bloomberg, pembangunan kasino di Uni Emirat Arab ini tidak lepas dari kerja keras dan lobi canggih Craig Billings sebagai kepala eksekutif Wynn Resorts Ltd.
Selama tiga tahun, eksekutif tersebut telah berupaya membangun kasino dari awal di hamparan gurun terpencil di Uni Emirat Arab.
Di bawah Billings, raksasa perhotelan tersebut telah menggelontorkan lebih dari setengah miliar dolar untuk membangun gedung tersebut meskipun perjudian masih ilegal di negara tersebut dan pejabat pemerintah berusaha keras untuk tidak mengucapkan kata "kasino".
Kini, lisensi operator permainan komersial alias kasino pertama di UEA sudah di tangan.
Awalnya itu 2022, saat emirat kecil Ras Al Khaimah memberi Wynn lampu hijau untuk mulai mengerjakan proyek di Kepulauan Marjan, hamparan kepulauan buatan manusia seluas 2,7 kilometer persegi yang sebagian besar tidak digunakan selama dekade terakhir.
Proyek pengerjaan menara dimulai segera dan kini telah tumbuh menjadi gedung tertinggi di emirat tersebut.
Emirat Ras Al Khaimah, bahasa Arab untuk 'puncak tenda' terletak sekitar 45 menit di utara Dubai dan dihuni hanya oleh 400.000 orang. Tempat ini paling dikenal dengan RAK Ceramics, pabrik keramik yang memproduksi 5 juta mangkuk toilet per tahun.
Negara ini tetap menjadi salah satu negara termiskin dari tujuh negara bagian yang membentuk UEA.
Itulah sebabnya, pada tahun 2022, pemerintah menyusun rencana untuk mengubah dirinya menjadi destinasi wisata yang dapat menarik 3 juta pengunjung per tahun, naik dari sekitar 1 juta pada saat itu.
POPULAR
RELATED ARTICLES