Sisi Sehat Bir, Bisa Menjadi Alternatif Minuman Probiotik untuk Usus
Beberapa penelitian memperlihatkan bir bisa menjadi minuman kesehatan yang menyehatkan usus. Namun temuan ini masih harus diteliti
Context.id, JAKARTA - Biasanya di tengah suasana riuh pesta, bir sering kali menjadi bintang utama. Selama ini bir memang dikenal sebagai minuman alkohol rendah pelengkap pesta atau keceriaan.
Namun, sebenarnya bir bukan sekadar minuman beralkohol semata, tapi juga menyimpan potensi kesehatan yang mengejutkan, terutama terkait dengan kesehatan usus.
Penelitian terbaru dari Universitas Medis Dalian di China pada 2023 mengungkapkan bir dapat memberikan manfaat bagi mikrobioma usus, bahkan lebih efektif dibandingkan beberapa suplemen probiotik.
Studi yang diterbitkan Journal of Agricultural and Food Chemistry menunjukkan pria yang mengonsumsi setengah pint bir setiap hari mengalami perbaikan dalam komposisi mikroba usus mereka.
Tim peneliti menekankan bir, sebagai minuman fermentasi, kaya akan asam amino esensial, vitamin, dan zat bioaktif yang berkontribusi pada berbagai fungsi fisiologis tubuh.
"Bir dapat berfungsi sebagai modulator mikroekologi yang membantu memperbaiki kesehatan pencernaan," tulis tim peneliti.
Katherine Pohl, seorang ahli gizi, dalam wawancaranya dengan Newsweek menyatakan mikroba dalam usus memiliki peran penting dalam memecah makanan yang sulit dicerna dan meningkatkan penyerapan nutrisi penting.
Meskipun ada indikasi positif, Pohl juga memperingatkan bir tetap mengandung alkohol dan kalori. "Meskipun ada beberapa manfaat, kita tidak boleh mengabaikan risiko kesehatan dari konsumsi alkohol yang berlebihan," tegasnya.
Dalam penelitiannya, Pohl menyoroti tidak semua jenis bir memiliki kandungan probiotik yang sama. Proses fermentasi dan bahan baku yang digunakan berpengaruh besar terhadap kualitas nutrisi yang dihasilkan.
"Bir yang diproduksi dengan metode fermentasi lambat dan bahan berkualitas tinggi bisa menawarkan manfaat lebih bagi kesehatan," ujarnya.
Ssementara laporan dari Harvard Health Publishing juga menegaskan bir mengandung antioksidan yang dapat mendukung kesehatan jantung.
Meskipun demikian, penting untuk mencatat bahwa manfaat ini biasanya muncul dari konsumsi moderat.
Penelitian menunjukkan konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit hati dan gangguan jantung.
Menariknya, bir rendah alkohol dan bir yang diperkaya probiotik kini mulai tersedia di pasaran. Ini membuka peluang bagi produsen untuk menciptakan varian bir yang lebih sehat.
Namun, Pohl menegaskan pentingnya skeptisisme terhadap klaim kesehatan yang berlebihan.
"Kita harus menunggu bukti yang lebih kuat sebelum menganggap bir sebagai pilihan utama untuk kesehatan usus," ungkapnya.
Lalu, apakah bir benar-benar bisa dianggap sebagai minuman sehat? Jawabannya mungkin tidak sesederhana itu.
Sementara bir menawarkan beberapa manfaat, masih banyak alternatif yang lebih jelas dan aman untuk mendukung kesehatan usus. Kunci utamanya adalah moderasi.
Dengan semakin banyak penelitian yang terus muncul, masa depan bir sebagai bagian dari gaya hidup sehat mungkin akan semakin cerah.
Bagi mereka yang menikmati secangkir bir, penting untuk melakukannya sebagai bagian dari pengalaman sosial, bukan sebagai sumber utama nutrisi.
Mungkin inilah saatnya untuk menikmati bir dengan bijak menyadari ada keseimbangan yang perlu dijaga antara kesenangan dan kesehatan.
RELATED ARTICLES
Sisi Sehat Bir, Bisa Menjadi Alternatif Minuman Probiotik untuk Usus
Beberapa penelitian memperlihatkan bir bisa menjadi minuman kesehatan yang menyehatkan usus. Namun temuan ini masih harus diteliti
Context.id, JAKARTA - Biasanya di tengah suasana riuh pesta, bir sering kali menjadi bintang utama. Selama ini bir memang dikenal sebagai minuman alkohol rendah pelengkap pesta atau keceriaan.
Namun, sebenarnya bir bukan sekadar minuman beralkohol semata, tapi juga menyimpan potensi kesehatan yang mengejutkan, terutama terkait dengan kesehatan usus.
Penelitian terbaru dari Universitas Medis Dalian di China pada 2023 mengungkapkan bir dapat memberikan manfaat bagi mikrobioma usus, bahkan lebih efektif dibandingkan beberapa suplemen probiotik.
Studi yang diterbitkan Journal of Agricultural and Food Chemistry menunjukkan pria yang mengonsumsi setengah pint bir setiap hari mengalami perbaikan dalam komposisi mikroba usus mereka.
Tim peneliti menekankan bir, sebagai minuman fermentasi, kaya akan asam amino esensial, vitamin, dan zat bioaktif yang berkontribusi pada berbagai fungsi fisiologis tubuh.
"Bir dapat berfungsi sebagai modulator mikroekologi yang membantu memperbaiki kesehatan pencernaan," tulis tim peneliti.
Katherine Pohl, seorang ahli gizi, dalam wawancaranya dengan Newsweek menyatakan mikroba dalam usus memiliki peran penting dalam memecah makanan yang sulit dicerna dan meningkatkan penyerapan nutrisi penting.
Meskipun ada indikasi positif, Pohl juga memperingatkan bir tetap mengandung alkohol dan kalori. "Meskipun ada beberapa manfaat, kita tidak boleh mengabaikan risiko kesehatan dari konsumsi alkohol yang berlebihan," tegasnya.
Dalam penelitiannya, Pohl menyoroti tidak semua jenis bir memiliki kandungan probiotik yang sama. Proses fermentasi dan bahan baku yang digunakan berpengaruh besar terhadap kualitas nutrisi yang dihasilkan.
"Bir yang diproduksi dengan metode fermentasi lambat dan bahan berkualitas tinggi bisa menawarkan manfaat lebih bagi kesehatan," ujarnya.
Ssementara laporan dari Harvard Health Publishing juga menegaskan bir mengandung antioksidan yang dapat mendukung kesehatan jantung.
Meskipun demikian, penting untuk mencatat bahwa manfaat ini biasanya muncul dari konsumsi moderat.
Penelitian menunjukkan konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit hati dan gangguan jantung.
Menariknya, bir rendah alkohol dan bir yang diperkaya probiotik kini mulai tersedia di pasaran. Ini membuka peluang bagi produsen untuk menciptakan varian bir yang lebih sehat.
Namun, Pohl menegaskan pentingnya skeptisisme terhadap klaim kesehatan yang berlebihan.
"Kita harus menunggu bukti yang lebih kuat sebelum menganggap bir sebagai pilihan utama untuk kesehatan usus," ungkapnya.
Lalu, apakah bir benar-benar bisa dianggap sebagai minuman sehat? Jawabannya mungkin tidak sesederhana itu.
Sementara bir menawarkan beberapa manfaat, masih banyak alternatif yang lebih jelas dan aman untuk mendukung kesehatan usus. Kunci utamanya adalah moderasi.
Dengan semakin banyak penelitian yang terus muncul, masa depan bir sebagai bagian dari gaya hidup sehat mungkin akan semakin cerah.
Bagi mereka yang menikmati secangkir bir, penting untuk melakukannya sebagai bagian dari pengalaman sosial, bukan sebagai sumber utama nutrisi.
Mungkin inilah saatnya untuk menikmati bir dengan bijak menyadari ada keseimbangan yang perlu dijaga antara kesenangan dan kesehatan.
POPULAR
RELATED ARTICLES