Share

Home Stories

Stories 16 Oktober 2024

Sisi Sehat Bir, Bisa Menjadi Alternatif Minuman Probiotik untuk Usus

Beberapa penelitian memperlihatkan bir bisa menjadi minuman kesehatan yang menyehatkan usus. Namun temuan ini masih harus diteliti

Jejeran bir/Druthers Brewing Company

Context.id, JAKARTA - Biasanya di tengah suasana riuh pesta, bir sering kali menjadi bintang utama. Selama ini bir memang dikenal sebagai minuman alkohol rendah pelengkap pesta atau keceriaan.

Namun, sebenarnya bir bukan sekadar minuman beralkohol semata, tapi juga menyimpan potensi kesehatan yang mengejutkan, terutama terkait dengan kesehatan usus. 

Penelitian terbaru dari Universitas Medis Dalian di China pada 2023 mengungkapkan bir dapat memberikan manfaat bagi mikrobioma usus, bahkan lebih efektif dibandingkan beberapa suplemen probiotik.

Studi yang diterbitkan Journal of Agricultural and Food Chemistry menunjukkan pria yang mengonsumsi setengah pint bir setiap hari mengalami perbaikan dalam komposisi mikroba usus mereka. 

Tim peneliti menekankan bir, sebagai minuman fermentasi, kaya akan asam amino esensial, vitamin, dan zat bioaktif yang berkontribusi pada berbagai fungsi fisiologis tubuh. 

"Bir dapat berfungsi sebagai modulator mikroekologi yang membantu memperbaiki kesehatan pencernaan," tulis tim peneliti.

Katherine Pohl, seorang ahli gizi, dalam wawancaranya dengan Newsweek menyatakan mikroba dalam usus memiliki peran penting dalam memecah makanan yang sulit dicerna dan meningkatkan penyerapan nutrisi penting. 

Meskipun ada indikasi positif, Pohl juga memperingatkan bir tetap mengandung alkohol dan kalori. "Meskipun ada beberapa manfaat, kita tidak boleh mengabaikan risiko kesehatan dari konsumsi alkohol yang berlebihan," tegasnya.

Dalam penelitiannya, Pohl menyoroti tidak semua jenis bir memiliki kandungan probiotik yang sama. Proses fermentasi dan bahan baku yang digunakan berpengaruh besar terhadap kualitas nutrisi yang dihasilkan. 

"Bir yang diproduksi dengan metode fermentasi lambat dan bahan berkualitas tinggi bisa menawarkan manfaat lebih bagi kesehatan," ujarnya.

Ssementara laporan dari Harvard Health Publishing juga menegaskan bir mengandung antioksidan yang dapat mendukung kesehatan jantung. 

Meskipun demikian, penting untuk mencatat bahwa manfaat ini biasanya muncul dari konsumsi moderat. 

Penelitian menunjukkan konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit hati dan gangguan jantung.

Menariknya, bir rendah alkohol dan bir yang diperkaya probiotik kini mulai tersedia di pasaran. Ini membuka peluang bagi produsen untuk menciptakan varian bir yang lebih sehat. 

Namun, Pohl menegaskan pentingnya skeptisisme terhadap klaim kesehatan yang berlebihan. 

"Kita harus menunggu bukti yang lebih kuat sebelum menganggap bir sebagai pilihan utama untuk kesehatan usus," ungkapnya.

Lalu, apakah bir benar-benar bisa dianggap sebagai minuman sehat? Jawabannya mungkin tidak sesederhana itu. 

Sementara bir menawarkan beberapa manfaat, masih banyak alternatif yang lebih jelas dan aman untuk mendukung kesehatan usus. Kunci utamanya adalah moderasi.

Dengan semakin banyak penelitian yang terus muncul, masa depan bir sebagai bagian dari gaya hidup sehat mungkin akan semakin cerah. 

Bagi mereka yang menikmati secangkir bir, penting untuk melakukannya sebagai bagian dari pengalaman sosial, bukan sebagai sumber utama nutrisi. 

Mungkin inilah saatnya untuk menikmati bir dengan bijak menyadari ada keseimbangan yang perlu dijaga antara kesenangan dan kesehatan.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 16 Oktober 2024

Sisi Sehat Bir, Bisa Menjadi Alternatif Minuman Probiotik untuk Usus

Beberapa penelitian memperlihatkan bir bisa menjadi minuman kesehatan yang menyehatkan usus. Namun temuan ini masih harus diteliti

Jejeran bir/Druthers Brewing Company

Context.id, JAKARTA - Biasanya di tengah suasana riuh pesta, bir sering kali menjadi bintang utama. Selama ini bir memang dikenal sebagai minuman alkohol rendah pelengkap pesta atau keceriaan.

Namun, sebenarnya bir bukan sekadar minuman beralkohol semata, tapi juga menyimpan potensi kesehatan yang mengejutkan, terutama terkait dengan kesehatan usus. 

Penelitian terbaru dari Universitas Medis Dalian di China pada 2023 mengungkapkan bir dapat memberikan manfaat bagi mikrobioma usus, bahkan lebih efektif dibandingkan beberapa suplemen probiotik.

Studi yang diterbitkan Journal of Agricultural and Food Chemistry menunjukkan pria yang mengonsumsi setengah pint bir setiap hari mengalami perbaikan dalam komposisi mikroba usus mereka. 

Tim peneliti menekankan bir, sebagai minuman fermentasi, kaya akan asam amino esensial, vitamin, dan zat bioaktif yang berkontribusi pada berbagai fungsi fisiologis tubuh. 

"Bir dapat berfungsi sebagai modulator mikroekologi yang membantu memperbaiki kesehatan pencernaan," tulis tim peneliti.

Katherine Pohl, seorang ahli gizi, dalam wawancaranya dengan Newsweek menyatakan mikroba dalam usus memiliki peran penting dalam memecah makanan yang sulit dicerna dan meningkatkan penyerapan nutrisi penting. 

Meskipun ada indikasi positif, Pohl juga memperingatkan bir tetap mengandung alkohol dan kalori. "Meskipun ada beberapa manfaat, kita tidak boleh mengabaikan risiko kesehatan dari konsumsi alkohol yang berlebihan," tegasnya.

Dalam penelitiannya, Pohl menyoroti tidak semua jenis bir memiliki kandungan probiotik yang sama. Proses fermentasi dan bahan baku yang digunakan berpengaruh besar terhadap kualitas nutrisi yang dihasilkan. 

"Bir yang diproduksi dengan metode fermentasi lambat dan bahan berkualitas tinggi bisa menawarkan manfaat lebih bagi kesehatan," ujarnya.

Ssementara laporan dari Harvard Health Publishing juga menegaskan bir mengandung antioksidan yang dapat mendukung kesehatan jantung. 

Meskipun demikian, penting untuk mencatat bahwa manfaat ini biasanya muncul dari konsumsi moderat. 

Penelitian menunjukkan konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit hati dan gangguan jantung.

Menariknya, bir rendah alkohol dan bir yang diperkaya probiotik kini mulai tersedia di pasaran. Ini membuka peluang bagi produsen untuk menciptakan varian bir yang lebih sehat. 

Namun, Pohl menegaskan pentingnya skeptisisme terhadap klaim kesehatan yang berlebihan. 

"Kita harus menunggu bukti yang lebih kuat sebelum menganggap bir sebagai pilihan utama untuk kesehatan usus," ungkapnya.

Lalu, apakah bir benar-benar bisa dianggap sebagai minuman sehat? Jawabannya mungkin tidak sesederhana itu. 

Sementara bir menawarkan beberapa manfaat, masih banyak alternatif yang lebih jelas dan aman untuk mendukung kesehatan usus. Kunci utamanya adalah moderasi.

Dengan semakin banyak penelitian yang terus muncul, masa depan bir sebagai bagian dari gaya hidup sehat mungkin akan semakin cerah. 

Bagi mereka yang menikmati secangkir bir, penting untuk melakukannya sebagai bagian dari pengalaman sosial, bukan sebagai sumber utama nutrisi. 

Mungkin inilah saatnya untuk menikmati bir dengan bijak menyadari ada keseimbangan yang perlu dijaga antara kesenangan dan kesehatan.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025