Share

Stories 18 November 2024

Inggris Uji Coba SPEAR, Rudal Serang Presisi

Inggris baru saja menguji rudal jelajah canggih SPEAR yang diluncurkan dari jet tempur Typhoon. Senjata terbaru ini menandai langkah maju dalam teknologi pertahanan Inggris

Rudal SPEAR/ Newsweek

Context.id, Jakarta - Inggris mencatat tonggak penting dalam teknologi pertahanan pada Minggu (17 November 2024) dengan menguji coba rudal jelajah baru SPEAR (Surface-to-Air Precision Engagement and Reconnaissance). 

Dengan meningkatnya ketegangan di seluruh dunia, terutama di Ukraina dan kawasan Asia-Pasifik, uji coba di Swedia menunjukkan potensi besar rudal presisi ini dalam menghadapi ancaman militer modern.

Menurut Newsweek, rudal SPEAR yang diluncurkan dari jet tempur Typhoon disebut-sebut merupakan senjata futuristik dengan kemampuan luar biasa dalam menyerang sasaran bergerak dan bermanuver.

Rudal tersebut tidak hanya memiliki jangkauan sekitar 100 kilometer, tetapi juga dirancang untuk beroperasi dengan presisi tinggi di segala kondisi cuaca, siang dan malam. 

Rudal tersebut memiliki banyak fitur terkini yang tertanam di dalamnya, mulai dari pencari radar dan citra frekuensi radio yang memungkinkannya mengunci target yang dilindungi dengan sangat efektif.



Keberhasilan uji coba ini sangat penting bagi militer Inggris, karena konflik modern menunjukkan pentingnya senjata dengan kemampuan serangan presisi dalam mengatasi sistem pertahanan udara yang semakin canggih. 

Seperti yang dikatakan oleh produsen SPEAR MBDA, kemampuan untuk menyerang target yang dilindungi dan bergerak adalah kunci dalam pertempuran modern.

Namun SPEAR tidak hanya digunakan untuk pertahanan kawasan Eropa saja. Rudal tersebut juga dirancang untuk diintegrasikan dengan jet tempur F-35B Inggris, yang dapat membawa hingga delapan rudal secara bersamaan. 

Kehadiran SPEAR memberikan keunggulan bagi Angkatan Udara Inggris dalam mengatasi ancaman dari negara-negara non-sekutu seperti Rusia, Tiongkok, dan Korea Utara yang memiliki kemampuan militer yang semakin berkembang.

Dalam pengujian ini, rudal SPEAR diluncurkan tanpa hulu ledak aktif, dengan fokus pada pengujian kemampuan teknisnya untuk memandu dan menghancurkan sasaran. 

Meskipun rudal ini lebih kecil dan memiliki jangkauan yang lebih pendek dibandingkan rudal Storm Shadow atau ATACMS, akurasi dan fleksibilitasnya menjadikannya senjata yang sangat berharga di medan perang.

Direktur Serangan Taktis MBDA Mike Mew mengatakan SPEAR benar-benar unik karena menggabungkan jangkauan, fleksibilitas, presisi dan daya dorong untuk mengalahkan pertahanan udara musuh modern.

Rudal SPEAR menunjukkan Inggris masih memiliki teknologi mutakhir untuk melindungi negaranya di tengah meningkatnya ketegangan internasional.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 18 November 2024

Inggris Uji Coba SPEAR, Rudal Serang Presisi

Inggris baru saja menguji rudal jelajah canggih SPEAR yang diluncurkan dari jet tempur Typhoon. Senjata terbaru ini menandai langkah maju dalam teknologi pertahanan Inggris

Rudal SPEAR/ Newsweek

Context.id, Jakarta - Inggris mencatat tonggak penting dalam teknologi pertahanan pada Minggu (17 November 2024) dengan menguji coba rudal jelajah baru SPEAR (Surface-to-Air Precision Engagement and Reconnaissance). 

Dengan meningkatnya ketegangan di seluruh dunia, terutama di Ukraina dan kawasan Asia-Pasifik, uji coba di Swedia menunjukkan potensi besar rudal presisi ini dalam menghadapi ancaman militer modern.

Menurut Newsweek, rudal SPEAR yang diluncurkan dari jet tempur Typhoon disebut-sebut merupakan senjata futuristik dengan kemampuan luar biasa dalam menyerang sasaran bergerak dan bermanuver.

Rudal tersebut tidak hanya memiliki jangkauan sekitar 100 kilometer, tetapi juga dirancang untuk beroperasi dengan presisi tinggi di segala kondisi cuaca, siang dan malam. 

Rudal tersebut memiliki banyak fitur terkini yang tertanam di dalamnya, mulai dari pencari radar dan citra frekuensi radio yang memungkinkannya mengunci target yang dilindungi dengan sangat efektif.



Keberhasilan uji coba ini sangat penting bagi militer Inggris, karena konflik modern menunjukkan pentingnya senjata dengan kemampuan serangan presisi dalam mengatasi sistem pertahanan udara yang semakin canggih. 

Seperti yang dikatakan oleh produsen SPEAR MBDA, kemampuan untuk menyerang target yang dilindungi dan bergerak adalah kunci dalam pertempuran modern.

Namun SPEAR tidak hanya digunakan untuk pertahanan kawasan Eropa saja. Rudal tersebut juga dirancang untuk diintegrasikan dengan jet tempur F-35B Inggris, yang dapat membawa hingga delapan rudal secara bersamaan. 

Kehadiran SPEAR memberikan keunggulan bagi Angkatan Udara Inggris dalam mengatasi ancaman dari negara-negara non-sekutu seperti Rusia, Tiongkok, dan Korea Utara yang memiliki kemampuan militer yang semakin berkembang.

Dalam pengujian ini, rudal SPEAR diluncurkan tanpa hulu ledak aktif, dengan fokus pada pengujian kemampuan teknisnya untuk memandu dan menghancurkan sasaran. 

Meskipun rudal ini lebih kecil dan memiliki jangkauan yang lebih pendek dibandingkan rudal Storm Shadow atau ATACMS, akurasi dan fleksibilitasnya menjadikannya senjata yang sangat berharga di medan perang.

Direktur Serangan Taktis MBDA Mike Mew mengatakan SPEAR benar-benar unik karena menggabungkan jangkauan, fleksibilitas, presisi dan daya dorong untuk mengalahkan pertahanan udara musuh modern.

Rudal SPEAR menunjukkan Inggris masih memiliki teknologi mutakhir untuk melindungi negaranya di tengah meningkatnya ketegangan internasional.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Film Horor Bertema Agama Berhasil Menghadirkan Ketakutan

Film horor bertema agama tak hanya menakut-nakuti penonton tetap juga menggugah persoalan tentang keyakinan dan kematian

Context.id . 18 November 2024

Inggris Uji Coba SPEAR, Rudal Serang Presisi

Inggris baru saja menguji rudal jelajah canggih SPEAR yang diluncurkan dari jet tempur Typhoon. Senjata terbaru ini menandai langkah maju dalam te ...

Context.id . 18 November 2024

Ilmuwan China Temukan Inovasi Pemisahan Minyak dan Air di Pengolahan Limbah

Ilmuwan dari Universitas Zhejiang, China mengembangkan teknologi baru pemisahan minyak dan air yang berguna untuk pengolahan limbah industri ramah ...

Context.id . 18 November 2024

Kecerdasan Buatan Bisa Menghapus Peran Ilmuwan Data

Kecerdasan buatan (AI) tidak hanya meredefinisi cara kita mengembangkan perangkat lunak, tetapi juga bisa mengubah mendasar ilmu data

Context.id . 18 November 2024