Share

Stories 02 Oktober 2024

Rudal Hipersonik, Seberapa Canggih dan Berbahayanya Senjata Ini?

Fakta senjata hipersonik sangat sulit dilacak dan dicegat oleh sistem pertahanan canggih membuatnya menjadi sangat berbahaya

Ilustrasi rudal hipersonik/Lockheed Martin

Context.id, JAKARTA - Militer Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik dalam serangan besar yang ditujukan untuk menghancurkan pertahanan udara Israel, Selasa (2/10) dini hari.

Dari laporan beberapa media Iran, serangan itu menghantam instalasi militer utama Israel, termasuk pangkalan udara Nevatim dekat Beersheba dan pangkalan udara Tel Nof, yang keduanya merupakan rumah bagi jet tempur F-35 Israel. 

Sasaran lainnya termasuk Pangkalan Udara Hatzerim di Gurun Negev dan markas besar Mossad di Tel Aviv.

Hal yang menarik dari serangan itu adalah klaim penggunaan rudal hipersonik jarak menengah Fattah-1 dan Fattah-2, dalam serangan besar itu seperti yang dilaporkan Iran Spectator. 

Jika benar rudal itu digunakan dan bisa menembus pertahanan udara Israel yang berlapis-lapis, artinya kekuatan dari rudal hipersonik milik Iran itu benar-benar kuat.  



Digunakan untuk pertama kalinya, Fattah-2, penerus Fattah-1, menambah kekuatan pada kemampuan militer Iran yang ada. 

Menurut militer Iran, rudal ini menargetkan sistem pertahanan Arrow milik Israel, yang dirancang untuk mencegat rudal balistik jarak jauh.

Klaim Iran, rudal Fattah 1 dan dilaporkan memiliki jangkauan 1.400 kilometer - 1500 kilometer. 

Benarkah Iran memiliki rudal hipersonik? 
Para ahli senjata yang menganalisis video media sosial terverifikasi dari tempat kejadian membantah klaim Iran mereka menggunakan rudal hipersonik Fattah-1 dan Fattah-2. 

Mereka mengatakan Iran menggunakan varian rudal balistik Shahab-3 dalam serangan terbaru terhadap Israel. Shahab-3 adalah fondasi bagi semua rudal balistik jarak menengah Iran yang menggunakan propelan cair. 

Missile Threat Project mengatakan Shahab-3 mulai beroperasi pada tahun 2003, dapat membawa hulu ledak seberat 760 hingga 1.200 kilogram (1.675 hingga 2.645 pon) dan dapat ditembakkan dari peluncur bergerak maupun silo.

Rudal hipersonik adalah rudal yang mampu melaju dengan kecepatan Mach 5, atau lima kali kecepatan suara (sekitar 3.800 mil per jam, 6.100 kilometer per jam). Rudal hipersonik juga mampu melakukan perubahan lintasan yang signifikan selama penerbangan untuk menghindari sistem pertahanan. 

Namun para analis menunjukkan bahwa hampir semua rudal balistik mencapai kecepatan hipersonik selama penerbangannya, terutama saat menukik ke arah sasarannya.

Istilah "hipersonik" sering digunakan untuk merujuk pada apa yang disebut kendaraan luncur hipersonik dan rudal jelajah hipersonik, senjata canggih yang dapat bermanuver dengan kecepatan hipersonik di dalam atmosfer Bumi. Hal ini membuat senjata semacam itu sangat sulit ditembak jatuh.

Kendati Iran memiliki program rudal yang mengesankan, namun Fattah-1 dianggap tidak termasuk hipersonik. Saat ini, hanya Amerika Serikat, Tiongkok, India, dan Rusia yang telah menunjukkan kemampuan hipersonik. 

Senjata hipersonik tercepat yakni rudal Zircon Rusia hanya dapat melaju dengan kecepatan Mach 8 dan dengan jangkauan 1.000 kilometer. 

Mengingat sanksi internasional dan embargo senjata terhadap Iran, diragukan mereka dapat mengembangkan sistem yang kira-kira dua kali lebih kuat dari yang dikembangkan oleh Rusia. 

Selain itu, Iran sering membesar-besarkan keberhasilan militernya. Dalam satu contoh saja , Teheran mengklaim telah mengembangkan pesawat tempur siluman yang dikenal sebagai Qaher-313; kemudian terungkap bahwa itu adalah tiruan yang kemungkinan tidak mampu terbang.

Lalu apa itu senjata hipersonik?
Jika mengacu pada Observer Research Foundation, senjata hipersonik selain melaju lebih cepat dari Mach 5, atau lima kali kecepatan suara (330 m/s) juga ada memiliki dua tipe. 

Pertama tipe rudal luncur hipersonik (HGV) diluncurkan dari roket, mirip dengan rudal balistik biasa. Kedua, rudal jelajah hipersonik ditenagai sepanjang penerbangan melalui mesin bertenaga udara yang disebut Scramjet. 

Dari negara-negara yang mengklaim memilikinya, hanya Rusia yang benar-benar terbukti menggunakannya setidaknya tiga kali dalam Perang Ukraina. 

Sebenarnya senjata hipersonik telah ada sejak pertengahan abad ke -20. Rudal balistik, misalnya, telah lama memiliki kecepatan ini. Hanya saja yang membedakannya  dengan kemampuan hipersonik saat ini adalah, tidak seperti rudal balistik, HGV tidak mengikuti lintasan parabola ke targetnya. 

HGV ini berada di dalam atmosfer Bumi dan kemudian dapat meluncur ke target mereka sambil melakukan manuver mengelak dengan sangat cepat.  Selain itu, HGV dapat memiliki jangkauan hingga ribuan kilometer sehingga membuatnya setara dengan rudal balistik antarbenua (ICBM). 

Sedangkan rudal jelajah hipersonik terbang pada ketinggian yang jauh lebih rendah, biasanya sekitar 200 kaki di atas tanah dan juga memiliki kemampuan manuver serta kecepatan yang luar biasa. 

Kemampuan itu yang membuat senjata hipersonik dapat melewati sebagian besar sistem pertahanan tradisional. Radar berbasis terestrial tidak dapat mendeteksinya dan yang mengerikannya, senjata hipersonik ini mampu membawa hulu ledak nuklir.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 02 Oktober 2024

Rudal Hipersonik, Seberapa Canggih dan Berbahayanya Senjata Ini?

Fakta senjata hipersonik sangat sulit dilacak dan dicegat oleh sistem pertahanan canggih membuatnya menjadi sangat berbahaya

Ilustrasi rudal hipersonik/Lockheed Martin

Context.id, JAKARTA - Militer Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik dalam serangan besar yang ditujukan untuk menghancurkan pertahanan udara Israel, Selasa (2/10) dini hari.

Dari laporan beberapa media Iran, serangan itu menghantam instalasi militer utama Israel, termasuk pangkalan udara Nevatim dekat Beersheba dan pangkalan udara Tel Nof, yang keduanya merupakan rumah bagi jet tempur F-35 Israel. 

Sasaran lainnya termasuk Pangkalan Udara Hatzerim di Gurun Negev dan markas besar Mossad di Tel Aviv.

Hal yang menarik dari serangan itu adalah klaim penggunaan rudal hipersonik jarak menengah Fattah-1 dan Fattah-2, dalam serangan besar itu seperti yang dilaporkan Iran Spectator. 

Jika benar rudal itu digunakan dan bisa menembus pertahanan udara Israel yang berlapis-lapis, artinya kekuatan dari rudal hipersonik milik Iran itu benar-benar kuat.  



Digunakan untuk pertama kalinya, Fattah-2, penerus Fattah-1, menambah kekuatan pada kemampuan militer Iran yang ada. 

Menurut militer Iran, rudal ini menargetkan sistem pertahanan Arrow milik Israel, yang dirancang untuk mencegat rudal balistik jarak jauh.

Klaim Iran, rudal Fattah 1 dan dilaporkan memiliki jangkauan 1.400 kilometer - 1500 kilometer. 

Benarkah Iran memiliki rudal hipersonik? 
Para ahli senjata yang menganalisis video media sosial terverifikasi dari tempat kejadian membantah klaim Iran mereka menggunakan rudal hipersonik Fattah-1 dan Fattah-2. 

Mereka mengatakan Iran menggunakan varian rudal balistik Shahab-3 dalam serangan terbaru terhadap Israel. Shahab-3 adalah fondasi bagi semua rudal balistik jarak menengah Iran yang menggunakan propelan cair. 

Missile Threat Project mengatakan Shahab-3 mulai beroperasi pada tahun 2003, dapat membawa hulu ledak seberat 760 hingga 1.200 kilogram (1.675 hingga 2.645 pon) dan dapat ditembakkan dari peluncur bergerak maupun silo.

Rudal hipersonik adalah rudal yang mampu melaju dengan kecepatan Mach 5, atau lima kali kecepatan suara (sekitar 3.800 mil per jam, 6.100 kilometer per jam). Rudal hipersonik juga mampu melakukan perubahan lintasan yang signifikan selama penerbangan untuk menghindari sistem pertahanan. 

Namun para analis menunjukkan bahwa hampir semua rudal balistik mencapai kecepatan hipersonik selama penerbangannya, terutama saat menukik ke arah sasarannya.

Istilah "hipersonik" sering digunakan untuk merujuk pada apa yang disebut kendaraan luncur hipersonik dan rudal jelajah hipersonik, senjata canggih yang dapat bermanuver dengan kecepatan hipersonik di dalam atmosfer Bumi. Hal ini membuat senjata semacam itu sangat sulit ditembak jatuh.

Kendati Iran memiliki program rudal yang mengesankan, namun Fattah-1 dianggap tidak termasuk hipersonik. Saat ini, hanya Amerika Serikat, Tiongkok, India, dan Rusia yang telah menunjukkan kemampuan hipersonik. 

Senjata hipersonik tercepat yakni rudal Zircon Rusia hanya dapat melaju dengan kecepatan Mach 8 dan dengan jangkauan 1.000 kilometer. 

Mengingat sanksi internasional dan embargo senjata terhadap Iran, diragukan mereka dapat mengembangkan sistem yang kira-kira dua kali lebih kuat dari yang dikembangkan oleh Rusia. 

Selain itu, Iran sering membesar-besarkan keberhasilan militernya. Dalam satu contoh saja , Teheran mengklaim telah mengembangkan pesawat tempur siluman yang dikenal sebagai Qaher-313; kemudian terungkap bahwa itu adalah tiruan yang kemungkinan tidak mampu terbang.

Lalu apa itu senjata hipersonik?
Jika mengacu pada Observer Research Foundation, senjata hipersonik selain melaju lebih cepat dari Mach 5, atau lima kali kecepatan suara (330 m/s) juga ada memiliki dua tipe. 

Pertama tipe rudal luncur hipersonik (HGV) diluncurkan dari roket, mirip dengan rudal balistik biasa. Kedua, rudal jelajah hipersonik ditenagai sepanjang penerbangan melalui mesin bertenaga udara yang disebut Scramjet. 

Dari negara-negara yang mengklaim memilikinya, hanya Rusia yang benar-benar terbukti menggunakannya setidaknya tiga kali dalam Perang Ukraina. 

Sebenarnya senjata hipersonik telah ada sejak pertengahan abad ke -20. Rudal balistik, misalnya, telah lama memiliki kecepatan ini. Hanya saja yang membedakannya  dengan kemampuan hipersonik saat ini adalah, tidak seperti rudal balistik, HGV tidak mengikuti lintasan parabola ke targetnya. 

HGV ini berada di dalam atmosfer Bumi dan kemudian dapat meluncur ke target mereka sambil melakukan manuver mengelak dengan sangat cepat.  Selain itu, HGV dapat memiliki jangkauan hingga ribuan kilometer sehingga membuatnya setara dengan rudal balistik antarbenua (ICBM). 

Sedangkan rudal jelajah hipersonik terbang pada ketinggian yang jauh lebih rendah, biasanya sekitar 200 kaki di atas tanah dan juga memiliki kemampuan manuver serta kecepatan yang luar biasa. 

Kemampuan itu yang membuat senjata hipersonik dapat melewati sebagian besar sistem pertahanan tradisional. Radar berbasis terestrial tidak dapat mendeteksinya dan yang mengerikannya, senjata hipersonik ini mampu membawa hulu ledak nuklir.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Film Horor Bertema Agama Berhasil Menghadirkan Ketakutan

Film horor bertema agama tak hanya menakut-nakuti penonton tetap juga menggugah persoalan tentang keyakinan dan kematian

Context.id . 18 November 2024

Inggris Uji Coba SPEAR, Rudal Serang Presisi

Inggris baru saja menguji rudal jelajah canggih SPEAR yang diluncurkan dari jet tempur Typhoon. Senjata terbaru ini menandai langkah maju dalam te ...

Context.id . 18 November 2024

Ilmuwan China Temukan Inovasi Pemisahan Minyak dan Air di Pengolahan Limbah

Ilmuwan dari Universitas Zhejiang, China mengembangkan teknologi baru pemisahan minyak dan air yang berguna untuk pengolahan limbah industri ramah ...

Context.id . 18 November 2024

Kecerdasan Buatan Bisa Menghapus Peran Ilmuwan Data

Kecerdasan buatan (AI) tidak hanya meredefinisi cara kita mengembangkan perangkat lunak, tetapi juga bisa mengubah mendasar ilmu data

Context.id . 18 November 2024