Share

Stories 01 November 2024

Hello Kitty, Setengah Abad Jadi Ikon Abadi dan Tetap Menghasilkan Uang

Pada 1 November 2024, karakter Hello Kitty yang telah merajai dunia ini merayakan ulang tahunnya yang ke-50

Ilustrasi Hello Kitty/Windybot.com

Context.id, JAKARTA - Diciptakan oleh perusahaan Sanrio pada tahun 1974, Hello Kitty pertama kali muncul sebagai ilustrasi pada dompet koin vinil, dan sejak itu, ia berkembang menjadi fenomena global. 

Dari mainan hingga mode, dari aksesoris hingga taman hiburan, karakter dengan nama lengkap Kitty White ini telah menghiasi hampir semua aspek kehidupan manusia modern. 

Meski telah menginjak usia setengah abad, daya tarik Hello Kitty justru semakin menguat, membuktikan bahwa keanggunan dan kesederhanaan desainnya bisa bertahan di tengah derasnya arus budaya populer.

Salah satu contoh nyata dari fanatisme yang terus berkembang adalah kisah Helen, seorang penggemar setia Hello Kitty yang tinggal di Riverside County, California.

Memiliki koleksi lebih dari seribu pernak-pernik Hello Kitty, Helen bahkan memiliki gudang khusus berwarna merah muda untuk menyimpan barang-barang berharganya tersebut. 



“Kami sering diberitahu bahwa Hello Kitty itu untuk anak-anak, tapi saya malah tertawa. Saya sudah mengoleksinya sejak tahun 1970-an, dan barang-barang ini membuat saya merasa hangat, seolah ada bagian dari diri saya yang sembuh,” ujarnya seperti dilansir dari Straits Times

Bagi Helen, Hello Kitty bukan sekadar karakter lucu, tapi simbol nostalgia dan pelipur lara. Ada sesuatu dalam diri anak kecilnya yang tersembuhkan setiap kali Helen berada di antara boneka-boneka Hello Kitty yang lembut ini.

Selain Helen, Asako Kanda, telah mengumpulkan lebih dari 10.000 barang bertema Hello Kitty sejak masa kecilnya.

"Ketika saya melihat produk Hello Kitty, saya merasa ada bagian dari masa kecil saya yang kembali hidup," ungkapnya kepada Japan Forward

Kekuatan 'Kawaii' tak pernah usang
Fenomena Hello Kitty juga dipengaruhi oleh kekuatan budaya Jepang, yang dikenal dengan istilah kawaii atau "lucu".

Menurut Christine R. Yano, seorang pakar budaya Jepang dari Universitas Hawaii, Hello Kitty adalah representasi sempurna dari konsep ini. 

Desainnya yang sederhana, tanpa mulut, dan ekspresi netral, Hello Kitty dapat menyampaikan berbagai perasaan kepada penggemarnya. 

“Hello Kitty adalah produk murni, sebuah bentuk seni yang memiliki daya tarik universal, dari anak-anak hingga orang dewasa. Karakternya melambangkan kekuatan lembut yang menghibur, yang semakin dibutuhkan di zaman yang penuh tantangan ini,” ujar Yano, yang juga penulis buku Pink Globalisation tentang fenomena Hello Kitty.

Tidak seperti karakter-karakter populer lainnya seperti Pikachu dari Pokemon atau Goku dari Dragon Ball, Hello Kitty tidak memiliki narasi yang jelas. Ia bukan hanya seekor kucing, melainkan seorang gadis kecil asal London yang lebih banyak dijelaskan melalui penggemar dan interpretasi mereka sendiri. 

Hello Kitty lebih dari sekadar karakter
Meskipun pada awalnya hanya muncul dalam bentuk dompet koin, kini Hello Kitty telah menjadi bagian dari berbagai industri dan kolaborasi global. 

Dari kemitraan dengan merek-merek fesyen ternama seperti Balenciaga dan Adidas, hingga kolaborasi dengan industri hiburan besar seperti Warner Bros yang akan merilis film tentangnya, Hello Kitty telah melampaui batas-batas karakter kartun biasa. 

Bahkan, taman hiburan Hello Kitty yang baru akan dibuka di Pulau Hainan, China pada 2025, menjadikan karakter ini semakin mendunia. Selain itu, Hello Kitty juga memegang berbagai peran penting, seperti menjadi duta UNICEF dan pariwisata Jepang. 

Popularitasnya yang mendalam telah menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk selebriti besar seperti Lady Gaga dan Katy Perry. Pada tahun 2009, Lady Gaga bahkan mengenakan gaun yang seluruhnya terbuat dari boneka Hello Kitty untuk merayakan ulang tahun karakter tersebut yang ke-35. 

Kini, Hello Kitty juga hadir di platform digital seperti TikTok, dengan lebih dari 3,5 juta pengikut yang menikmati meme sarkastik dan video lucu yang membanjiri timeline mereka

Meski awalnya dirancang untuk pasar anak-anak, popularitas Hello Kitty merambah ke berbagai segmen usia. Banyak orang dewasa yang menjadikan karakter ini sebagai simbol nostalgia atau bahkan pelipur lara di tengah kehidupan yang penuh tekanan. 

Keberhasilan ini tidak lepas dari kemampuannya untuk beradaptasi dengan zaman. Pada tahun 1990-an, setelah kesuksesan awalnya di Jepang, Hello Kitty memperluas jangkauannya ke pasar internasional, termasuk Amerika Serikat dan Eropa. 

Menyusul popularitas budaya Jepang yang semakin meluas, Hello Kitty pun menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang di seluruh dunia.

Dari ikon budaya ke mesin uang
Hingga kini Hello Kitty tetap menjadi mesin penghasil uang bagi Sanrio. Kapitalisasi pasar Sanrio melonjak lebih dari tujuh kali lipat sejak Tomokuni Tsuji, CEO muda perusahaan ini, mengambil alih perusahaan pada 2020. 

Melansir Japan Forward hingga kini, sekitar 30% dari pendapatan Sanrio berasal dari Hello Kitty, meskipun kontribusinya sempat mencapai 75% pada dekade lalu. Sanrio bukan hanya menjual produk, tetapi juga menjual pengalaman dan kenangan. 

"Hello Kitty adalah simbol kesederhanaan yang bisa membawa kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup yang serba sibuk," kata Yano, mengutip filosofi di balik kesuksesan global karakter ini.

Seiring dengan era digital, bukan hanya TikTok, Hello Kitty juga hadir di platform lain sepertiInstagram, dengan jutaan penggemar yang berbagi foto, meme, dan video bertema Hello Kitty. 

Fenomena ini menunjukkan bagaimana Hello Kitty telah menjadi lebih dari sekadar karakter dia telah menjadi bagian dari gaya hidup, dan bahkan simbol komunitas di media sosial.

Dari boneka lucu hingga simbol budaya global, karakter ini telah mengukir sejarahnya sendiri. Bagaimanapun, daya tarik Hello Kitty terletak pada kesederhanaan dan fleksibilitasnya. 

Meskipun sudah setengah abad, Hello Kitty tetap mempertahankan desain yang sebagian besar tidak berubah selama lima dekade, dia telah menjadi simbol kelucuan, persahabatan dan nostalgia yang abadi. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 01 November 2024

Hello Kitty, Setengah Abad Jadi Ikon Abadi dan Tetap Menghasilkan Uang

Pada 1 November 2024, karakter Hello Kitty yang telah merajai dunia ini merayakan ulang tahunnya yang ke-50

Ilustrasi Hello Kitty/Windybot.com

Context.id, JAKARTA - Diciptakan oleh perusahaan Sanrio pada tahun 1974, Hello Kitty pertama kali muncul sebagai ilustrasi pada dompet koin vinil, dan sejak itu, ia berkembang menjadi fenomena global. 

Dari mainan hingga mode, dari aksesoris hingga taman hiburan, karakter dengan nama lengkap Kitty White ini telah menghiasi hampir semua aspek kehidupan manusia modern. 

Meski telah menginjak usia setengah abad, daya tarik Hello Kitty justru semakin menguat, membuktikan bahwa keanggunan dan kesederhanaan desainnya bisa bertahan di tengah derasnya arus budaya populer.

Salah satu contoh nyata dari fanatisme yang terus berkembang adalah kisah Helen, seorang penggemar setia Hello Kitty yang tinggal di Riverside County, California.

Memiliki koleksi lebih dari seribu pernak-pernik Hello Kitty, Helen bahkan memiliki gudang khusus berwarna merah muda untuk menyimpan barang-barang berharganya tersebut. 



“Kami sering diberitahu bahwa Hello Kitty itu untuk anak-anak, tapi saya malah tertawa. Saya sudah mengoleksinya sejak tahun 1970-an, dan barang-barang ini membuat saya merasa hangat, seolah ada bagian dari diri saya yang sembuh,” ujarnya seperti dilansir dari Straits Times

Bagi Helen, Hello Kitty bukan sekadar karakter lucu, tapi simbol nostalgia dan pelipur lara. Ada sesuatu dalam diri anak kecilnya yang tersembuhkan setiap kali Helen berada di antara boneka-boneka Hello Kitty yang lembut ini.

Selain Helen, Asako Kanda, telah mengumpulkan lebih dari 10.000 barang bertema Hello Kitty sejak masa kecilnya.

"Ketika saya melihat produk Hello Kitty, saya merasa ada bagian dari masa kecil saya yang kembali hidup," ungkapnya kepada Japan Forward

Kekuatan 'Kawaii' tak pernah usang
Fenomena Hello Kitty juga dipengaruhi oleh kekuatan budaya Jepang, yang dikenal dengan istilah kawaii atau "lucu".

Menurut Christine R. Yano, seorang pakar budaya Jepang dari Universitas Hawaii, Hello Kitty adalah representasi sempurna dari konsep ini. 

Desainnya yang sederhana, tanpa mulut, dan ekspresi netral, Hello Kitty dapat menyampaikan berbagai perasaan kepada penggemarnya. 

“Hello Kitty adalah produk murni, sebuah bentuk seni yang memiliki daya tarik universal, dari anak-anak hingga orang dewasa. Karakternya melambangkan kekuatan lembut yang menghibur, yang semakin dibutuhkan di zaman yang penuh tantangan ini,” ujar Yano, yang juga penulis buku Pink Globalisation tentang fenomena Hello Kitty.

Tidak seperti karakter-karakter populer lainnya seperti Pikachu dari Pokemon atau Goku dari Dragon Ball, Hello Kitty tidak memiliki narasi yang jelas. Ia bukan hanya seekor kucing, melainkan seorang gadis kecil asal London yang lebih banyak dijelaskan melalui penggemar dan interpretasi mereka sendiri. 

Hello Kitty lebih dari sekadar karakter
Meskipun pada awalnya hanya muncul dalam bentuk dompet koin, kini Hello Kitty telah menjadi bagian dari berbagai industri dan kolaborasi global. 

Dari kemitraan dengan merek-merek fesyen ternama seperti Balenciaga dan Adidas, hingga kolaborasi dengan industri hiburan besar seperti Warner Bros yang akan merilis film tentangnya, Hello Kitty telah melampaui batas-batas karakter kartun biasa. 

Bahkan, taman hiburan Hello Kitty yang baru akan dibuka di Pulau Hainan, China pada 2025, menjadikan karakter ini semakin mendunia. Selain itu, Hello Kitty juga memegang berbagai peran penting, seperti menjadi duta UNICEF dan pariwisata Jepang. 

Popularitasnya yang mendalam telah menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk selebriti besar seperti Lady Gaga dan Katy Perry. Pada tahun 2009, Lady Gaga bahkan mengenakan gaun yang seluruhnya terbuat dari boneka Hello Kitty untuk merayakan ulang tahun karakter tersebut yang ke-35. 

Kini, Hello Kitty juga hadir di platform digital seperti TikTok, dengan lebih dari 3,5 juta pengikut yang menikmati meme sarkastik dan video lucu yang membanjiri timeline mereka

Meski awalnya dirancang untuk pasar anak-anak, popularitas Hello Kitty merambah ke berbagai segmen usia. Banyak orang dewasa yang menjadikan karakter ini sebagai simbol nostalgia atau bahkan pelipur lara di tengah kehidupan yang penuh tekanan. 

Keberhasilan ini tidak lepas dari kemampuannya untuk beradaptasi dengan zaman. Pada tahun 1990-an, setelah kesuksesan awalnya di Jepang, Hello Kitty memperluas jangkauannya ke pasar internasional, termasuk Amerika Serikat dan Eropa. 

Menyusul popularitas budaya Jepang yang semakin meluas, Hello Kitty pun menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang di seluruh dunia.

Dari ikon budaya ke mesin uang
Hingga kini Hello Kitty tetap menjadi mesin penghasil uang bagi Sanrio. Kapitalisasi pasar Sanrio melonjak lebih dari tujuh kali lipat sejak Tomokuni Tsuji, CEO muda perusahaan ini, mengambil alih perusahaan pada 2020. 

Melansir Japan Forward hingga kini, sekitar 30% dari pendapatan Sanrio berasal dari Hello Kitty, meskipun kontribusinya sempat mencapai 75% pada dekade lalu. Sanrio bukan hanya menjual produk, tetapi juga menjual pengalaman dan kenangan. 

"Hello Kitty adalah simbol kesederhanaan yang bisa membawa kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup yang serba sibuk," kata Yano, mengutip filosofi di balik kesuksesan global karakter ini.

Seiring dengan era digital, bukan hanya TikTok, Hello Kitty juga hadir di platform lain sepertiInstagram, dengan jutaan penggemar yang berbagi foto, meme, dan video bertema Hello Kitty. 

Fenomena ini menunjukkan bagaimana Hello Kitty telah menjadi lebih dari sekadar karakter dia telah menjadi bagian dari gaya hidup, dan bahkan simbol komunitas di media sosial.

Dari boneka lucu hingga simbol budaya global, karakter ini telah mengukir sejarahnya sendiri. Bagaimanapun, daya tarik Hello Kitty terletak pada kesederhanaan dan fleksibilitasnya. 

Meskipun sudah setengah abad, Hello Kitty tetap mempertahankan desain yang sebagian besar tidak berubah selama lima dekade, dia telah menjadi simbol kelucuan, persahabatan dan nostalgia yang abadi. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Apakah Asteroid yang Kaya Logam Mulia Ribuan Triliun Dolar Bisa Ditambang?

Sebuah wahana antariksa sedang dalam perjalanan menuju sebuah asteroid yang mungkin mengandung logam berharga senilai sekitar US 100 ribu kuadrili ...

Context.id . 22 November 2024

Sertifikasi Halal Perkuat Daya Saing Produk Dalam Negeri

Sertifikasi halal menjadi salah satu tameng bagi pengusaha makanan dan minuman dari serbuan produk asing.

Noviarizal Fernandez . 22 November 2024

Paus Fransiskus Bakal Kanonisasi Carlo Acutis, Santo Millenial Pertama

Paus Fransiskus akan mengkanonisasi Carlo Acutis pada 27 April 2025, menjadikannya santo millenial pertama dan simbol kesatuan iman dengan dunia d ...

Context.id . 22 November 2024

Benar-benar Komedi, Pisang Dilakban Bisa Dilelang hingga Rp98,8 Miliar

Karya seni konseptual pisang karya Maurizio Cattelan, \"Comedian,\" saat dilelang di rumah lelang Sotheby’s jatuh ke tangan seorang pengusaha kr ...

Context.id . 22 November 2024