Share

Home Stories

Stories 21 Oktober 2024

Kenapa Otoritas Palestina Kehilangan Legitimasi Dibandingkan Hamas?

Otoritas Palestina yang tidak sanggup menghalau serangan militer terhadap rakyat Palestina membuatnya kehilangan kepercayaan dari rakyat

Presiden otoritas Palestina Mahmoud Abbas/The Intercept

Context.id, JAKARTA - Sejak serangan Hamas 7 Oktober 2023 lalu, perhatian dunia tertuju pada Gaza, namun Otoritas Palestina (PA) yang berbasis di Tepi Barat tampaknya menghilang dari panggung politik. 

Banyak yang mempertanyakan bagaimana PA, yang seharusnya menjadi wakil rakyat Palestina, tidak terlihat dalam respon terhadap krisis yang terjadi.

Hamas terlihat mengambil alih peran sebagai suara perjuangan Palestina, PA terlihat tidak mampu memberikan respons yang jelas. 

Dalam situasi yang sangat krisis ini, banyak warga Palestina merasa kehilangan arah dan kepemimpinan. Warga mengharapkan PA berperan dalam mendukung Gaza, tetapi suara mereka terdengar samar.

Melansir Al Jazeera, kebangkitan kekuatan Hamas di Gaza telah menciptakan kesenjangan yang semakin lebar antara rakyat dan PA, yang dianggap lebih terfokus pada negosiasi dengan Israel daripada menanggapi kebutuhan mendesak rakyatnya. 



PA bahkan dituduh tidak menunjukkan solidaritas yang cukup dengan Gaza, menciptakan rasa frustrasi di kalangan warga yang merindukan kepemimpinan yang lebih proaktif.

Sejak Hamas berperang dengan Israel, PA menghadapi berbagai tantangan, termasuk delegitimasi di mata rakyat Palestina. 

Banyak yang merasa PA tidak mampu melindungi kepentingan mereka, dan kritik terhadap kepemimpinan Mahmoud Abbas semakin menguat. 

PA dianggap telah kehilangan koneksi dengan rakyat dan lebih terikat pada kepentingan politik internasional.

Penggunaan kekerasan oleh Israel di Tepi Barat seperti yang selama ini diperlihatkan memperparah situasi ini, karena banyak warga Palestina merasa PA tidak cukup tanggap dalam melindungi mereka dari serangan tersebut.

Kehilangan suara Otoritas Palestina di tengah krisis yang sedang berlangsung menunjukkan perlunya perubahan mendasar. 

Hamas yang selama ini menggunakan taktik berperang tentunya akan terus melancarkan serangan terhadap Israel. 

Tentunya PA harus berupaya untuk mengembalikan kepercayaan rakyat dan memposisikan diri sebagai pemimpin yang responsif dan efektif. 

Hanya dengan demikian, mereka dapat kembali menjadi suara yang diperhitungkan dalam perjuangan rakyat Palestina.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 21 Oktober 2024

Kenapa Otoritas Palestina Kehilangan Legitimasi Dibandingkan Hamas?

Otoritas Palestina yang tidak sanggup menghalau serangan militer terhadap rakyat Palestina membuatnya kehilangan kepercayaan dari rakyat

Presiden otoritas Palestina Mahmoud Abbas/The Intercept

Context.id, JAKARTA - Sejak serangan Hamas 7 Oktober 2023 lalu, perhatian dunia tertuju pada Gaza, namun Otoritas Palestina (PA) yang berbasis di Tepi Barat tampaknya menghilang dari panggung politik. 

Banyak yang mempertanyakan bagaimana PA, yang seharusnya menjadi wakil rakyat Palestina, tidak terlihat dalam respon terhadap krisis yang terjadi.

Hamas terlihat mengambil alih peran sebagai suara perjuangan Palestina, PA terlihat tidak mampu memberikan respons yang jelas. 

Dalam situasi yang sangat krisis ini, banyak warga Palestina merasa kehilangan arah dan kepemimpinan. Warga mengharapkan PA berperan dalam mendukung Gaza, tetapi suara mereka terdengar samar.

Melansir Al Jazeera, kebangkitan kekuatan Hamas di Gaza telah menciptakan kesenjangan yang semakin lebar antara rakyat dan PA, yang dianggap lebih terfokus pada negosiasi dengan Israel daripada menanggapi kebutuhan mendesak rakyatnya. 



PA bahkan dituduh tidak menunjukkan solidaritas yang cukup dengan Gaza, menciptakan rasa frustrasi di kalangan warga yang merindukan kepemimpinan yang lebih proaktif.

Sejak Hamas berperang dengan Israel, PA menghadapi berbagai tantangan, termasuk delegitimasi di mata rakyat Palestina. 

Banyak yang merasa PA tidak mampu melindungi kepentingan mereka, dan kritik terhadap kepemimpinan Mahmoud Abbas semakin menguat. 

PA dianggap telah kehilangan koneksi dengan rakyat dan lebih terikat pada kepentingan politik internasional.

Penggunaan kekerasan oleh Israel di Tepi Barat seperti yang selama ini diperlihatkan memperparah situasi ini, karena banyak warga Palestina merasa PA tidak cukup tanggap dalam melindungi mereka dari serangan tersebut.

Kehilangan suara Otoritas Palestina di tengah krisis yang sedang berlangsung menunjukkan perlunya perubahan mendasar. 

Hamas yang selama ini menggunakan taktik berperang tentunya akan terus melancarkan serangan terhadap Israel. 

Tentunya PA harus berupaya untuk mengembalikan kepercayaan rakyat dan memposisikan diri sebagai pemimpin yang responsif dan efektif. 

Hanya dengan demikian, mereka dapat kembali menjadi suara yang diperhitungkan dalam perjuangan rakyat Palestina.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025