Share

Home Stories

Stories 07 Maret 2024

Apple Menjegal Epic Games dalam iOS, Ada Apa?

rRaksasa teknologi AS ini mencoba menjegal Epic Games yang mencoba membuka toko aplikasinya sendiri yang menyerupai AppStore.

Context.id, JAKARTA - Hubungan Apple dan Epic Games kembali memanas. Pasalnya, raksasa teknologi AS ini mencoba menjegal Epic Games yang mencoba membuka toko aplikasinya sendiri yang menyerupai AppStore. 

Reuters melaporkan, melalui toko aplikasi ini para Fanboy bisa mengunduh aplikasi game besutan Epic Games, salah satunya Fortnite. Hal ini tentu saja membuat Apple gusar. 

Usut punya usut, Apple ternyata berencana untuk menghadirkan Epic Games Store dan Fortnite ke iPhone dan iPad di Eropa lewat anak perusahaan Epic di Swedia, namun mereka menghentikannya karena Epic ingin membuat sendiri toko aplikasinya.

Ketegangan Apple dan Epic Games sejatinya bukanlah hal baru. Dua korporasi ini sudah berseteru sejak 2020 lalu. Apple menilai Epic Games bandel karena tidak mau mengikuti aturan Apple dalam App Storenya.

Apple juga keberatan atas kritikan yang dilayangkan oleh Epic Games terhadap rencananya dalam mematuhi hukum persaingan usaha benua biru.



Tak hanya itu, raksasa teknologi itu juga keberatan atas tuduhan membebankan pajak sebesar 30% dalam sekali pembayaran lewat aplikasi pada iOS dan melanggar aturan hukum antimonopoli perdagangan Amerika Serikat.

Adapun alasan Epic Games tidak menyukai kebijakan Apple karena dianggap terlalu menekan para pengembang aplikasi yang mewajibkan menggunakan sistem pembayaran milik perusahaan berlambang buah apel ini.

Tindakan raksasa teknologi dunia itu merupakan pukulan tersendiri bagi penyedia video games Fortnite tersebut.

Padahal, Epic Games sudah berbunga-bunga saat Komisi Uni Eropa mengesahkan Rancangan UU tentang Ekonomi Aplikasi Digital Market Act

UU tersebut memaksa Apple untuk memberikan alternatif aplikasi kepada para pengguna iOS untuk menjual perangkat lunak dan pembayaran mereka.

Epic Games PUN sudah ancang-ancang untuk meluncurkan toko aplikasi di sistem operasi iOS milik Apple. 

Tapi apa lacur, sebelum UU itu diimplementasikan Uni Eropa mulai kamis minggu ini, Apple lebih dulu memblokir perusahan Epic Games di pasar Eropa sehingga tidak bisa masuk sistem perangkat lunak iPhone dan iPad.

"Kami melihat keputusan Apple untuk menghalangi kami bersaing sebagai upaya terang-terangan untuk melumpuhkan pesaing utamanya," kata Kepala Eksekutif Epic Games Tim Sweeney, seperti dikutip, Kamis (7/3).

Menurutnya ini bukan hanya tentang Epic versus Apple. Tetapi juga tentang Digital Market Act yang memastikan konsumen mendapatkan manfaat dari persaingan dengan harga yang lebih kompetitif.

Menanggapi tudingan Epic Games, pejabat Apple mengatakan mengatakan perusahaannya memiliki hak untuk menghentikan setiap game Epic yang dianggap terbukti melakukan pelanggaran terhadap kewajiban kontrak.

"Mengingat perilaku Epic di masa lalu dan yang sedang berlangsung, Apple memilih untuk menggunakan hak tersebut untuk menghentikan akun Epic Games”, kata pejabat senior Apple, seperti dilansir dari The New York Times, Kamis (7/3).

The New York Times menyoroti upaya yang dilakukan Epic Games dalam pengembangan aplikasi akan membuka jalan persaingan di perangkat Apple dan tentunya menjadi ancaman besar bagi keuntungan dan kendali perusahaan atas ekosistemnya sendiri.

Pemblokiran dari Apple bukan satu-satunya masalah Epic Games. Sepanjang 2024, saham mereka anjlok sebanyak 12% dan permintaan pasar China yang mulai melemah.

Penulis: Candra Soemirat



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 07 Maret 2024

Apple Menjegal Epic Games dalam iOS, Ada Apa?

rRaksasa teknologi AS ini mencoba menjegal Epic Games yang mencoba membuka toko aplikasinya sendiri yang menyerupai AppStore.

Context.id, JAKARTA - Hubungan Apple dan Epic Games kembali memanas. Pasalnya, raksasa teknologi AS ini mencoba menjegal Epic Games yang mencoba membuka toko aplikasinya sendiri yang menyerupai AppStore. 

Reuters melaporkan, melalui toko aplikasi ini para Fanboy bisa mengunduh aplikasi game besutan Epic Games, salah satunya Fortnite. Hal ini tentu saja membuat Apple gusar. 

Usut punya usut, Apple ternyata berencana untuk menghadirkan Epic Games Store dan Fortnite ke iPhone dan iPad di Eropa lewat anak perusahaan Epic di Swedia, namun mereka menghentikannya karena Epic ingin membuat sendiri toko aplikasinya.

Ketegangan Apple dan Epic Games sejatinya bukanlah hal baru. Dua korporasi ini sudah berseteru sejak 2020 lalu. Apple menilai Epic Games bandel karena tidak mau mengikuti aturan Apple dalam App Storenya.

Apple juga keberatan atas kritikan yang dilayangkan oleh Epic Games terhadap rencananya dalam mematuhi hukum persaingan usaha benua biru.



Tak hanya itu, raksasa teknologi itu juga keberatan atas tuduhan membebankan pajak sebesar 30% dalam sekali pembayaran lewat aplikasi pada iOS dan melanggar aturan hukum antimonopoli perdagangan Amerika Serikat.

Adapun alasan Epic Games tidak menyukai kebijakan Apple karena dianggap terlalu menekan para pengembang aplikasi yang mewajibkan menggunakan sistem pembayaran milik perusahaan berlambang buah apel ini.

Tindakan raksasa teknologi dunia itu merupakan pukulan tersendiri bagi penyedia video games Fortnite tersebut.

Padahal, Epic Games sudah berbunga-bunga saat Komisi Uni Eropa mengesahkan Rancangan UU tentang Ekonomi Aplikasi Digital Market Act

UU tersebut memaksa Apple untuk memberikan alternatif aplikasi kepada para pengguna iOS untuk menjual perangkat lunak dan pembayaran mereka.

Epic Games PUN sudah ancang-ancang untuk meluncurkan toko aplikasi di sistem operasi iOS milik Apple. 

Tapi apa lacur, sebelum UU itu diimplementasikan Uni Eropa mulai kamis minggu ini, Apple lebih dulu memblokir perusahan Epic Games di pasar Eropa sehingga tidak bisa masuk sistem perangkat lunak iPhone dan iPad.

"Kami melihat keputusan Apple untuk menghalangi kami bersaing sebagai upaya terang-terangan untuk melumpuhkan pesaing utamanya," kata Kepala Eksekutif Epic Games Tim Sweeney, seperti dikutip, Kamis (7/3).

Menurutnya ini bukan hanya tentang Epic versus Apple. Tetapi juga tentang Digital Market Act yang memastikan konsumen mendapatkan manfaat dari persaingan dengan harga yang lebih kompetitif.

Menanggapi tudingan Epic Games, pejabat Apple mengatakan mengatakan perusahaannya memiliki hak untuk menghentikan setiap game Epic yang dianggap terbukti melakukan pelanggaran terhadap kewajiban kontrak.

"Mengingat perilaku Epic di masa lalu dan yang sedang berlangsung, Apple memilih untuk menggunakan hak tersebut untuk menghentikan akun Epic Games”, kata pejabat senior Apple, seperti dilansir dari The New York Times, Kamis (7/3).

The New York Times menyoroti upaya yang dilakukan Epic Games dalam pengembangan aplikasi akan membuka jalan persaingan di perangkat Apple dan tentunya menjadi ancaman besar bagi keuntungan dan kendali perusahaan atas ekosistemnya sendiri.

Pemblokiran dari Apple bukan satu-satunya masalah Epic Games. Sepanjang 2024, saham mereka anjlok sebanyak 12% dan permintaan pasar China yang mulai melemah.

Penulis: Candra Soemirat



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025