Stories - 29 August 2024
Daging Hasil Budidaya Laboratorium, Apakah Aman?
Pembuatan daging hewan di laboratorium selain bisa mengurangi emisi karbon dari industri pertanian juga punya ceruk bisnis besar
Context.id, JAKARTA - The Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat menyetujui daging hasil budidaya laboratorium untuk dikonsumsi manusia. .
Amerika Serikat juga menyetujui penjualan daging hasil laboratorium. Dua perusahaan asal California Good Meat dan Upside Foods meniagakan daging ayam hasil rekayasa di laboratorium. Beberapa restoran kelas atas juga sudah menambahkan daging rekayasa ke dalam menu.
Namun melansir AP News, negara bagian Florida dan Alabama melarang penjualan daging dan makanan laut hasil laboratorium. Sedangkan di Gubernur Iowa menandatangani undang-undang yang melarang sekolah membeli daging rekayasa.
Daging hasil rekayasa laboratorium dibuat dengan membudidayakan sel hewan secara langsung. Metode ini menghilangkan kebutuhan akan memelihara dan beternak hewan.
Daging hasil budidaya laboratorium terbuat dari jenis sel yang serupa dan disusun dalam struktur yang sama dengan jaringan hewan, hingga menduplikasi profil sensorik dan nutrisi dari daging hewan asli.
Mengutip Good Food Institute, proses pembudidayaan daging laboratorium dimulai dengan menyimpan sel yang bersumber dari hewan. Sel-sel ini nantinya dikembang biakkan dalam bioreaktor.
Selama berada di dalam bioreaktor, sel-sel hewan ini nantinya akan diberi asupan nutrisi seperti asam amino, glukosa, vitamin, dan garam anorganik.
Perubahan asupan nutrisi dapat memicu sel-sel yang belum matang untuk bertumbuh menjadi otot rangka, lemak, dan jaringan yang membentuk daging. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 2–8 minggu tergantung pada jenis daging yang dibudidayakan.
Sel yang bertumbuh menjadi daging ini kemudian akan dikemas menjadi produk siap jual.
Keuntungan daging rekayasa hasil laboratorium salah satunya adalah orang dapat memakan daging tanpa harus menyembelih hewan. Selain itu, dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari sektor peternakan.
Keuntungan lainnya adalah meskipun produksi daging hasil budidaya hasil laboratorium membutuhkan energi yang besar, tetapi hal ini akan diimbangi oleh pengurangan lahan dan air dalam peternakan hewan.
Bisnis Besar
Hal senada juga dilakukan di Inggris, namun ini bukan dimakan manusia, melainkan hewan. Melansir laporan Guardian, Mealty, perusahaan penjual makanan hewan peliharaan sudah mendapat izin dari pemerintah Inggris untuk memproduksi daging laboratorium.
CEO Mealty, Owen Ensor mengatakan perusahaannya membuat daging asli di laboratorium tanpa harus memotong hewan hidup sehingga ini merupakan solusi berkelanjutan. Ensor menjelaskan daging yang dibiakkan di laboratorium sudah dijual dan dimakan di Singapura , dan AS juga telah menyetujuinya untuk manusia.
"Mengapa Anda harus peduli? Karena daging ini dibuat tanpa membunuh. Tidak ada risiko kontaminasi … Kita tidak perlu menggunakan vaksin, antibiotik, steroid, atau hormon apa pun. Ini adalah bentuk daging ayam yang benar-benar murni … Lebih berkelanjutan dan lebih ramah lingkungan," jelasnya.
Sudut pandang keberlanjutan penting, karena dunia memiliki masalah daging. Secara global, konsumsi daging per kapita hampir dua kali lipat sejak tahun 1960-an dan sebuah studi pada tahun 2021 menemukan bahwa daging menyumbang hampir 60% emisi gas rumah kaca dalam produksi pangan.
Daging juga merupakan pendorong utama penggundulan hutan, sebuah laporan tahun lalu menemukan bahwa 800 juta pohon telah ditebang di Brasil untuk peternakan sapi hanya dalam waktu enam tahun.
Sebuah makalah di Nature tahun ini memperkirakan transisi ke "pertanian seluler", dikombinasikan dengan teknologi energi hijau, dapat memangkas emisi gas rumah kaca tahunan hingga 52% .
Selain itu Ini adalah sektor yang ramai. Banyak orang yang menjadi vegan, tapi tidak mungkin memaksakan peliharaannya untuk ikut menjadi vegan juga. Saat ini investor utama Meatly, Agronomics sendiri, mendukung lebih dari 20 perusahaan rintisan "pertanian seluler".
Raksasa industri seperti Cargill dan Tyson, belum lagi Bill Gates dan Richard Branson juga sedang berinvestasi.
Ada beberapa pendapat tentang tingkat keamanan dalam mengkonsumsi daging hasil budidaya laboratorium. Melansir Health, konsumsi daging rekayasa dapat mengurangi risiko penyakit bawaan pada makanan.
Dalam memproduksi daging rekayasa di laboratorium, para ilmuwan memastikan bahwa sel yang digunakan dalam daging bebas dari parasit yang menular termasuk virus, bakteri, dan mikroba.
Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mungkin saja ada beberapa kekhawatiran terkait kontaminasi mikroba dan potensi alergi pada daging hasil budidaya laboratorium.
Kontributor: Fadlan Priatna
Penulis : Context.id
Editor : Wahyu Arifin
MORE STORIES
Jam Kerja Rendah Tapi Produktivitas Tinggi, Berkaca dari Jerman
Data OECD menunjukkan bmeskipun orang Jerman hanya bekerja rata-rata 1.340 jam per tahun, partisipasi perempuan yang tinggi dan regulasi bagus mem ...
Context.id | 29-10-2024
Konsep Adrenal Fatigue Hanyalah Mitos dan Bukan Diagnosis yang Sahih
Konsep adrenal fatigue adalah mitos tanpa dasar ilmiah dan bukan diagnosis medis sah yang hanyalah trik marketing dari pendengung
Context.id | 29-10-2024
Dari Pengusaha Menjadi Sosok Dermawan; Tren Filantropis Pendiri Big Tech
Banyak yang meragukan mengapa para taipan Big Tech menjadi filantropi, salah satunya tudingan menghindari pajak
Context.id | 28-10-2024
Dari Barak ke Ruang Rapat: Sepak Terjang Lulusan Akmil dan Akpol
Para perwira lulusan Akmil dan Akpol memiliki keterampilan kepemimpinan yang berharga untuk dunia bisnis dan pemerintahan.
Context.id | 28-10-2024
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2024 - Context
Copyright © 2024 - Context