Share

Home Stories

Stories 28 Agustus 2024

Israel Borong Iklan Google Perburuk Citra Lembaga Pengungsi Palestina

Hancurnya reputasi UNRWA akan membuat negara donor mengurangi atau bahkan tidak lagi mengucurkan donasinya.

Ilustrasi Google Ads/Google

Context.id, JAKARTA - Dalam menjalankan aksi perampasan tanah Palestina, Israel melakukan kampanye hitam yang ditujukan kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

Kampanye Israel ini dilakukan dengan memborong iklan di Google. 

Melansir The Tribune Express, kampanye tersebut bertujuan untuk menghancurkan reputasi UNRWA sehingga negara-negara maju yang menjadi donator  akan mengurangi sumbangan untuk UNRWA. 

Data dari UN Watch menunjukan, mayoritas sumbangan yang diterima oleh UNRWA berasal dari negara Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Donasinya tercatat mencapai sekitar US$865 juta atau sekitar 75% dari anggaran lembaga tersebut sebesar US$1,16 miliar. 



Sebagai informasi, sebelumnya Israel menuduh ada 12 anggota UNRWA terlibat dalam serangan 7 Oktober.

Tuduhan tersebut berimbas pada penghentian sumbangan dana dari Amerika Serikat dan beberapa negara lain kepada UNRWA. 

Para pendukung UNRWA mengatakan Israel tidak menyukai salah satu badan PBB tersebut yang mempertahankan status pengungsi Palestina.

Israel menganggap bahwa suatu saat warga Palestina bisa merebut kembali tanahnya yang saat ini mereka duduki.  

Mengutip Wired, borongan iklan Google oleh Israel ini disadari oleh Mara Kronenfeld, salah satu anggota UNRWA.

Saat sedang mencari UNRWA di Google, Kronenfeld melihat sebuah iklan yang tautannya mengarah ke situs web pemerintah Israel. 

Menurutnya, iklan ini dilakukan untuk mendiskreditkan dan menghentikan pendanaan ke UNRWA.

Pembelian iklan di Google untuk kata kunci “UNRWA” dan “UNRWA USA” yang dilakukan Israel mempunyai motif agar calon donatur diarahkan ke halaman situs yang berisi tuduhan bahwa UNRWA tidak dapat dipercaya.

Dengan membeli iklan untuk pencarian "UNRWA" dan "UNRWA USA," pemerintah Israel kini tampaknya ingin menarik calon donatur ke halaman web yang penuh dengan tuduhan tentang mengapa UNRWA tidak dapat dipercaya. 

Situs tersebut mengklaim bahwa UNRWA belum mengklarifikasi perihal adanya anggota Hamas yang bekerja di sana dan tidak menyelidiki adanya penyalahgunaan fasilitas oleh para ekstrimis. 

Dari bulan Mei hingga Juli, iklan Israel muncul sebanyak 44 persen saat para pengguna melakukan pencarian dengan 300 kata kunci yang terkait dengan UNRWA.

Sementara itu, iklan UNRWA Amerika Serikat hanya muncul 34 persen. 

Menurut Kronenfeld, dampak kampanye Israel sulit diukur meskipun lembaganya sudah menghabiskan puluhan dolar untuk mengalahkan slot iklan Israel di pencarian Google.

Kronenfeld justru lebih khawatir apabila warga Amerika terpapar propaganda Israel. 

Israel menayangkan iklan video di Amerika melalui google yang menyebut “UNRWA tidak bisa dipisahkan dari Hamas” dan “UNRWA terus mempekerjakan teroris”.

Kesalahpahaman publik dapat semakin membahayakan dukungan dari pemerintah AS yang telah menjadi donatur terbesar.

Kontributor: Fadlan Priatna



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 28 Agustus 2024

Israel Borong Iklan Google Perburuk Citra Lembaga Pengungsi Palestina

Hancurnya reputasi UNRWA akan membuat negara donor mengurangi atau bahkan tidak lagi mengucurkan donasinya.

Ilustrasi Google Ads/Google

Context.id, JAKARTA - Dalam menjalankan aksi perampasan tanah Palestina, Israel melakukan kampanye hitam yang ditujukan kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

Kampanye Israel ini dilakukan dengan memborong iklan di Google. 

Melansir The Tribune Express, kampanye tersebut bertujuan untuk menghancurkan reputasi UNRWA sehingga negara-negara maju yang menjadi donator  akan mengurangi sumbangan untuk UNRWA. 

Data dari UN Watch menunjukan, mayoritas sumbangan yang diterima oleh UNRWA berasal dari negara Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Donasinya tercatat mencapai sekitar US$865 juta atau sekitar 75% dari anggaran lembaga tersebut sebesar US$1,16 miliar. 



Sebagai informasi, sebelumnya Israel menuduh ada 12 anggota UNRWA terlibat dalam serangan 7 Oktober.

Tuduhan tersebut berimbas pada penghentian sumbangan dana dari Amerika Serikat dan beberapa negara lain kepada UNRWA. 

Para pendukung UNRWA mengatakan Israel tidak menyukai salah satu badan PBB tersebut yang mempertahankan status pengungsi Palestina.

Israel menganggap bahwa suatu saat warga Palestina bisa merebut kembali tanahnya yang saat ini mereka duduki.  

Mengutip Wired, borongan iklan Google oleh Israel ini disadari oleh Mara Kronenfeld, salah satu anggota UNRWA.

Saat sedang mencari UNRWA di Google, Kronenfeld melihat sebuah iklan yang tautannya mengarah ke situs web pemerintah Israel. 

Menurutnya, iklan ini dilakukan untuk mendiskreditkan dan menghentikan pendanaan ke UNRWA.

Pembelian iklan di Google untuk kata kunci “UNRWA” dan “UNRWA USA” yang dilakukan Israel mempunyai motif agar calon donatur diarahkan ke halaman situs yang berisi tuduhan bahwa UNRWA tidak dapat dipercaya.

Dengan membeli iklan untuk pencarian "UNRWA" dan "UNRWA USA," pemerintah Israel kini tampaknya ingin menarik calon donatur ke halaman web yang penuh dengan tuduhan tentang mengapa UNRWA tidak dapat dipercaya. 

Situs tersebut mengklaim bahwa UNRWA belum mengklarifikasi perihal adanya anggota Hamas yang bekerja di sana dan tidak menyelidiki adanya penyalahgunaan fasilitas oleh para ekstrimis. 

Dari bulan Mei hingga Juli, iklan Israel muncul sebanyak 44 persen saat para pengguna melakukan pencarian dengan 300 kata kunci yang terkait dengan UNRWA.

Sementara itu, iklan UNRWA Amerika Serikat hanya muncul 34 persen. 

Menurut Kronenfeld, dampak kampanye Israel sulit diukur meskipun lembaganya sudah menghabiskan puluhan dolar untuk mengalahkan slot iklan Israel di pencarian Google.

Kronenfeld justru lebih khawatir apabila warga Amerika terpapar propaganda Israel. 

Israel menayangkan iklan video di Amerika melalui google yang menyebut “UNRWA tidak bisa dipisahkan dari Hamas” dan “UNRWA terus mempekerjakan teroris”.

Kesalahpahaman publik dapat semakin membahayakan dukungan dari pemerintah AS yang telah menjadi donatur terbesar.

Kontributor: Fadlan Priatna



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Pengibaran Bendera Inggris di Sepanjang Jalan dan Sentimen Anti Imigran

Berkibarnya bendera bendera St. George s Cross dan bendera Union Jack bertebaran di seluruh wilayah Inggris menimbulkan kekhawatiran atas meluasny ...

Renita Sukma . 27 August 2025

Bukan Cuma Kafe, di Blok M Juga Ada Koperasi Kelurahan Merah Putih

Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Melawai di Blok M Hub, Jakarta Selatan merupakan Koperasi Merah Putih tingkat kelurahan pertama di Indonesia

Renita Sukma . 26 August 2025

TikTok Rilis Fitur Kampus, Mirip Facebook Versi Awal

Survei Pew Research Center pada 2024 menemukan enam dari sepuluh remaja di AS mengaku rutin menggunakan TikTok dan fitur ini bisa menggaet lebih ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 26 August 2025

Bubur Ayam Indonesia Dinobatkan sebagai Bubur Terenak di Dunia!

TasteAtlas menempatkan bubur ayam Indonesia sebagai bubur terenak dunia mengungguli Arroz Caldo dari Filipina serta Chè ba màu, bubur khas Vietn ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 26 August 2025