Share

Home Stories

Stories 03 April 2024

Miliaran Iklan di Google Terkait Penipuan

Pemblokiran dengan bantuan AI tersebut dilakukan sebelum iklan penipuan masuk ke platform

Ilustrasi Iklan di Google - Jihan Aldiza

Context.id, JAKARTA- Sedikitnya 5,5 miliar iklan dan 12,7 juta akun pengiklan dideteksi Google terkait aksi penipuan, pada 2023.

Sebanyak lebih dari 2,1 miliar halaman penayang berhasil diblokir atau dibatasi untuk tidak ditampilkan pada 2023. 395.000 situs penayang juga berhasil diatasi karena melanggar kebijakan dan membahayakan, hal ini meningkat secara signifikan dari 2022.

Konten seksual vulgar dan produk berbahaya juga berusaha dihapus dari halamaan penayang dan situs yang terbukti melangar kebijakan Google supaya melindungi pengiklan dan pengguna.

Pemblokiran dengan bantuan AI tersebut dilakukan sebelum iklan penipuan masuk ke platform. Google menilai generatif AI membawa pengaruh besar pada industri periklanan digital. 

“Mulai dari optimalisasi kinerja hingga pengeditan gambar. Tentu saja, AI generatif juga menghadirkan tantangan baru. Kami menanggapi tantangan ini dengan serius dan akan menguraikan upaya yang kami lakukan untuk mengatasinya," ujar VP dan GM Privasi Keamanan Iklan Google, Duncan Lennox, dikutip dari Bisnis, Selasa (3/4/2024). 



Selain itu Google juga telah memblokir dan menghapus 206,5 juta iklan yang melanggar kebijakan terkait pernyataan tidak benar dan 273,4 juta iklan yang melanggar kebijakan terkait layanan keuangan.

Hal tersebut disampaikan dalam Laporan Keamanan Iklan tahunan Google, yang merupakan tinjauan internal tentang bagaimana perusahaan tersebut mengabarkan progres dan menegakkan kebijakan dalam menjaga kesehatan internet yang didukung iklan.

Lennox mengatakan dalam postingan blog bahwa para penjahat siber terus mengembangkan taktik mereka dalam dalam memanfaatkan periklanan digital untuk menipu pengguna hingga bisnis resmi. 

"Perlawanan terhadap iklan penipuan adalah upaya yang masih terus berjalan, sebagaimana kami melihat pelaku kejahatan beroperasi menggunakan teknologi yang lebih canggih, dengan skala yang lebih besar, dan menggunakan taktik baru seperti deepfake untuk mengelabui orang-orang," ujarnya. 

Tim keamanan Google telah lama menggunakan sistem machine learning yang didukung AI untuk menegakkan kebijakan dalam skala besar. Hal tersebut telah dilakkan bertahun-tahun untuk mendeteksi dan memblokir miliaran iklan yang tidak baik sebelum ada orang yang melihatnya. 

Meskipun model machine learning ini memerlukan latihan ekstensif karena model ini memerlukan ratus ribuan, atau bahkan jutaan, contoh konten yang melanggar kebijakan kami.

Kemampuan Large Language Model (LLM) untuk memeriksa dan menafsirkan konten dalam jumlah besar dengan cepat, serta menemukan beragam nuansa penting dalam konten tersebut, telah memungkinkannya untuk membuat keputusan penegakan kebijakan yang lebih presisi dalam skala yang lebih besar, terutama pada kebijakan yang lebih kompleks.

Google juga akan bermitra dengan organisasi Global Anti-Scam Alliance dan Stop Scams UK untuk membantu menyebarkan informasi bermanfaat dan juga akan menggelontorkan sumber daya yang ekstensif serta melakukan investasi yang besar terhadap teknologi deteksi untuk melindungi konsumennya.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 03 April 2024

Miliaran Iklan di Google Terkait Penipuan

Pemblokiran dengan bantuan AI tersebut dilakukan sebelum iklan penipuan masuk ke platform

Ilustrasi Iklan di Google - Jihan Aldiza

Context.id, JAKARTA- Sedikitnya 5,5 miliar iklan dan 12,7 juta akun pengiklan dideteksi Google terkait aksi penipuan, pada 2023.

Sebanyak lebih dari 2,1 miliar halaman penayang berhasil diblokir atau dibatasi untuk tidak ditampilkan pada 2023. 395.000 situs penayang juga berhasil diatasi karena melanggar kebijakan dan membahayakan, hal ini meningkat secara signifikan dari 2022.

Konten seksual vulgar dan produk berbahaya juga berusaha dihapus dari halamaan penayang dan situs yang terbukti melangar kebijakan Google supaya melindungi pengiklan dan pengguna.

Pemblokiran dengan bantuan AI tersebut dilakukan sebelum iklan penipuan masuk ke platform. Google menilai generatif AI membawa pengaruh besar pada industri periklanan digital. 

“Mulai dari optimalisasi kinerja hingga pengeditan gambar. Tentu saja, AI generatif juga menghadirkan tantangan baru. Kami menanggapi tantangan ini dengan serius dan akan menguraikan upaya yang kami lakukan untuk mengatasinya," ujar VP dan GM Privasi Keamanan Iklan Google, Duncan Lennox, dikutip dari Bisnis, Selasa (3/4/2024). 



Selain itu Google juga telah memblokir dan menghapus 206,5 juta iklan yang melanggar kebijakan terkait pernyataan tidak benar dan 273,4 juta iklan yang melanggar kebijakan terkait layanan keuangan.

Hal tersebut disampaikan dalam Laporan Keamanan Iklan tahunan Google, yang merupakan tinjauan internal tentang bagaimana perusahaan tersebut mengabarkan progres dan menegakkan kebijakan dalam menjaga kesehatan internet yang didukung iklan.

Lennox mengatakan dalam postingan blog bahwa para penjahat siber terus mengembangkan taktik mereka dalam dalam memanfaatkan periklanan digital untuk menipu pengguna hingga bisnis resmi. 

"Perlawanan terhadap iklan penipuan adalah upaya yang masih terus berjalan, sebagaimana kami melihat pelaku kejahatan beroperasi menggunakan teknologi yang lebih canggih, dengan skala yang lebih besar, dan menggunakan taktik baru seperti deepfake untuk mengelabui orang-orang," ujarnya. 

Tim keamanan Google telah lama menggunakan sistem machine learning yang didukung AI untuk menegakkan kebijakan dalam skala besar. Hal tersebut telah dilakkan bertahun-tahun untuk mendeteksi dan memblokir miliaran iklan yang tidak baik sebelum ada orang yang melihatnya. 

Meskipun model machine learning ini memerlukan latihan ekstensif karena model ini memerlukan ratus ribuan, atau bahkan jutaan, contoh konten yang melanggar kebijakan kami.

Kemampuan Large Language Model (LLM) untuk memeriksa dan menafsirkan konten dalam jumlah besar dengan cepat, serta menemukan beragam nuansa penting dalam konten tersebut, telah memungkinkannya untuk membuat keputusan penegakan kebijakan yang lebih presisi dalam skala yang lebih besar, terutama pada kebijakan yang lebih kompleks.

Google juga akan bermitra dengan organisasi Global Anti-Scam Alliance dan Stop Scams UK untuk membantu menyebarkan informasi bermanfaat dan juga akan menggelontorkan sumber daya yang ekstensif serta melakukan investasi yang besar terhadap teknologi deteksi untuk melindungi konsumennya.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Bukan Cuma Kafe, di Blok M Juga Ada Koperasi Kelurahan Merah Putih

Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Melawai di Blok M Hub, Jakarta Selatan merupakan Koperasi Merah Putih tingkat kelurahan pertama di Indonesia

Renita Sukma . 26 August 2025

TikTok Rilis Fitur Kampus, Mirip Facebook Versi Awal

Survei Pew Research Center pada 2024 menemukan enam dari sepuluh remaja di AS mengaku rutin menggunakan TikTok dan fitur ini bisa menggaet lebih ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 26 August 2025

Bubur Ayam Indonesia Dinobatkan sebagai Bubur Terenak di Dunia!

TasteAtlas menempatkan bubur ayam Indonesia sebagai bubur terenak dunia mengungguli Arroz Caldo dari Filipina serta Chè ba màu, bubur khas Vietn ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 26 August 2025

Menang di WTO, Mendag Dorong Uni Eropa Cabut Bea Imbalan Biodiesel

Pemerintah Indonesia mendesak Uni Eropa agar segera menghapus bea masuk imbalan atas impor produk biodiesel RI setelah terbitnya keputusan WTO

Renita Sukma . 25 August 2025