Stories - 09 August 2024

Meneropong Sistem Peringatan Tsunami di Indonesia

Indonesia juga merupakan daerah rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik


Ilustrasi Tsunami/ Geosciences Universitas Indonesia

Context.id, JAKARTA - Jepang diguncang gempa bumi berkekuatan 7,1 skala richter pada Kamis (8/8/2024) sekitar pukul 16.43 sore waktu setempat.

Menurut Badan Meteorologi Jepang, gempa bumi tersebut berpusat di lepas pantai prefektur Miyazaki, Pulau Kyushu, dengan kedalaman sekitar 18 mil (30 km).

Gempa bumi ini memicu peringatan dini tsunami. Melansir The Guardian, gelombang tsunami setinggi 50 cm terdeteksi di sepanjang pesisir selatan Pulau Kyushu dan Pulau Shikoku, setengah jam setelah gempa terjadi. 

Badan Meteorologi Jepang juga telah mengeluarkan peringatan tsunami untuk daerah pesisir di prefektur Miyazaki seperti Kochi, Oita, Kagoshima, dan Ehime.

Pascagempa tersebut, dari 12 reaktor nuklir, tiga reaktor yang beroperasi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kyushu dan Shikoku dalam kondisi aman.



Para ahli seismolog di Badan Meteorologi Jepang mengadakan pertemuan darurat untuk menganalisis apakah gempa tersebut mempengaruhi pergerakan lempeng di dekat Palung Nankai, sumber gempa bumi dahsyat di masa lalu. 

Palung Nankai mempunyai panjang sekitar 800 km di dasar Samudra Pasifik, tempat dua lempeng tektonik bertemu. Gempa bumi terakhir yang berpusat di Palung Nankai terjadi pada 21 Desember 1946.

Jepang yang terletak di “Cincin Api” pasifik, garis patahan seismik yang mengelilingi Samudra Pasifik menjadi negara yang paling rawan gempa di dunia.

Negara berpenduduk 125 juta orang ini mengalami sekitar 1.500 gempa bumi setiap tahunnya.

Indonesia juga merupakan daerah rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. 

Indonesia sebagai negara kepulauan pun rawan akan potensi tsunami, yang sebelumnya juga pernah terjadi di Aceh, Palu, dan Donggala.

Maka dari itu, sistem peringatan tsunami di Indonesia sangat penting agar bisa mempercepat tindakan dalam menghadapi masa krisi untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa.

Melansir BPBD Aceh, sistem peringatan dini dan penanganan darurat bencana tsunami membaca kejadian gempa bumi yang berpotensi tsunami.

Beberapa ciri-ciri yang bisa diidentifikasi gempa lebih dari 60 detik, getaran gempa sangat kuat sehingga manusia tidak dapat berdiri dengan sempurna, dan getaran gempa merusak struktur bangunan. 

Sistem peringatan dini tsunami merupakan sistem yang bersumber pada hasil peringatan dini tsunami pemerintah pusat.

Sistem peringatan ini didukung secara terpadu oleh sistem di tingkat kabupaten/kota dan dilaksanakan dibawah Komando Pengendali (KODAL) Peringatan Dini.

Sistem peringatan dini tsunami dibuat agar menjamin informasi arahan resmi tentang status evakuasi diterima atau tidak dalam 10 menit pertama sejak terjadinya gempa yang berpotensi tsunami. 

Sistem ini dilaksanakan oleh KODAL Peringatan Dini. Informasi arahan ini untuk harus disampaikan kepada seluruh masyarakat yang berpotensi terkena ancaman bencana tsunami dan aparat terkait untuk penyebaran arahan dan penanganan darurat tsunami. 

KODAL Peringatan Dini akan menerima peringatan dengan menggunakan radio internet, telepon, layanan pesan singkat atau short message service (SMS), faksimili, dan web.

Sumber peringatan dini yang digunakan adalah informasi yang diberikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). 

BMKG akan memberikan informasi dalam empat jenis informasi yaitu peringatan dini pertama, peringatan yang dikeluarkan pada menit pertama setelah kejadian gempa dan memberikan informasi tentang skala dan lokasi kejadian gempa, status potensi dan perhitungan awal waktu tiba tsunami. 

Lalu, peringatan dini kedua, dikeluarkan pada menit pertama setelah peringatan dini pertama berupa evaluasi dari data sebelumnya berupa informasi tentang skala dan lokasi kejadian gempa, status potensi tsunami, perhitungan revisi waktu tiba tsunami, dan perhitungan awal ketinggian tsunami. 

Kemudian, peringatan dini ketiga, dikeluarkan setelah tsunami terjadi berupa update data secara berkala dan memberikan informasi tentang skala dan lokasi kejadian gempa, serta hasil observasi waktu tiba tsunami dan ketinggian tsunami. 

Terakhir, peringatan dini keempat, dikeluarkan setelah tsunami selesai dan memberikan informasi tentang berakhirnya ancaman tsunami yang terjadi pada daerah yang diinformasikan oleh peringatan dini sebelumnya. 

Nantinya, peringatan ini akan ditujukan kepada seluruh masyarakat dan institusi yang berada di daerah rawan bencana tsunami.

Ada beberapa jenis arahan yaitu melanjutkan atau menghentikan proses pengungsian masyarakat ke daerah aman dari ancaman bencana tsunami. 

Selain itu, ada arahan untuk melanjutkan informasi peringatan dini terbatas kepada institusi terkait

Kontributor: Fadlan Priatna


Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

MORE  STORIES

Inovasi Kesehatan Mental: Mengobati Depresi Melalui Aplikasi Digital

Aplikasi Rejoyn menawarkan solusi inovatif untuk mengobati depresi dengan latihan emosional yang \"mereset\" sirkuit otak

Context.id | 30-10-2024

Lewat Pertukaran Pelajar, Hubungan Indonesia-Kazakhstan Makin Erat

Hubungan Indonesia-Kazakhstan semakin erat melalui acara \"Kazakhstan-Indonesia Friendship Society\" dan program pertukaran pelajar untuk generasi ...

Helen Angelia | 30-10-2024

Jam Kerja Rendah Tapi Produktivitas Tinggi, Berkaca dari Jerman

Data OECD menunjukkan bmeskipun orang Jerman hanya bekerja rata-rata 1.340 jam per tahun, partisipasi perempuan yang tinggi dan regulasi bagus mem ...

Context.id | 29-10-2024

Konsep Adrenal Fatigue Hanyalah Mitos dan Bukan Diagnosis yang Sahih

Konsep adrenal fatigue adalah mitos tanpa dasar ilmiah dan bukan diagnosis medis sah yang hanyalah trik marketing dari pendengung

Context.id | 29-10-2024