Habis Isu Jakarta Tenggelam, Kini Kabar Tsunami?
Laboratorium Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan bahwa tsunami bisa saja berdampak hingga Jakarta.
Context.id, JAKARTA - Ancaman Jakarta akan tenggelam mungkin sudah sering terdengar, tetapi bagaimana dengan ancaman tsunami?
Percaya atau tidak, hasil kajian Laboratorium Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan bahwa tsunami bisa saja berdampak hingga Jakarta, jika ada gempa megathrust di bagian selatan Jawa.
Pasalnya, tsunami di Jakarta memang bukan hal yang baru. Pada 1883, tsunami setinggi 30 meter pernah melanda pantai Jakarta akibat erupsi katastropik Gunung Krakatau.
Namun perlu diketahui pula, letusan Gunung Krakatau tersebut memang sangat parah, hingga membuat beberapa pulau menghilang, gelombang air yang sampai ke Cape Horn (Chili, Amerika), suhu bumi turun hingga 1,2 derajat celcius, hingga langit dunia menjadi gelap bertahun-tahun akibat abu vulkanik.
Selain itu dilansir dari laman BPBD Jogja, gempa megathrust yang disebutkan Laboratorium Geodesi ITB ini adalah gempa yang dihasilkan tubrukan lempeng yang ada di perairan dangkal.
Hal itupun membuat gempa yang sangat besar dan ber-magnitude 7 hingga 8. Adapun untuk durasi dan guncangan untuk gempa ini juga jauh lebih lama dan dampak dari gempa ini juga jauh lebih parah dari pada gempa-gempa pada umumnya. Pasalnya, lempeng yang ada di kedalaman dangkal umumnya sangat panjang.
Beruntungnya, segmen zona megathrust Indonesia sudah dapat dikenali potensinya. Seluruh gempa yang bersumber di zona tersebut tidak selalu berkekuatan besar, walaupun memang kadangkala bisa memicu gempa yang besar.
Saat ini zona megathrust di selatan Jawa ada di daerah Segmen Jawa Timur, Segmen Jawa Tengah-Jawa Barat, dan Segmen Banten-Selat Sunda. Adapun ketiga segmen ini jika bergerak akan memicu gempa sekitar magnitudo 8,7.
Memang gempa megathrust ini tidak terjadi terlalu sering. Tapi sayangnya, gempa jenis ini juga tidak teratur kapan akan terjadi.
Maka, dikutip dari Antara, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono pun menyatakan bahwa masyarakat tidak perlu panik, karena riset tersebut dilakukan hanya sebagai acuan langkah mitigasi tsunami di ibukota.
Jadi, andaikata suatu saat terjadi, mitigasi yang tepat dan efektif sudah ada dan dapat mengurangi risiko bencana yang parah.
RELATED ARTICLES
Habis Isu Jakarta Tenggelam, Kini Kabar Tsunami?
Laboratorium Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan bahwa tsunami bisa saja berdampak hingga Jakarta.
Context.id, JAKARTA - Ancaman Jakarta akan tenggelam mungkin sudah sering terdengar, tetapi bagaimana dengan ancaman tsunami?
Percaya atau tidak, hasil kajian Laboratorium Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan bahwa tsunami bisa saja berdampak hingga Jakarta, jika ada gempa megathrust di bagian selatan Jawa.
Pasalnya, tsunami di Jakarta memang bukan hal yang baru. Pada 1883, tsunami setinggi 30 meter pernah melanda pantai Jakarta akibat erupsi katastropik Gunung Krakatau.
Namun perlu diketahui pula, letusan Gunung Krakatau tersebut memang sangat parah, hingga membuat beberapa pulau menghilang, gelombang air yang sampai ke Cape Horn (Chili, Amerika), suhu bumi turun hingga 1,2 derajat celcius, hingga langit dunia menjadi gelap bertahun-tahun akibat abu vulkanik.
Selain itu dilansir dari laman BPBD Jogja, gempa megathrust yang disebutkan Laboratorium Geodesi ITB ini adalah gempa yang dihasilkan tubrukan lempeng yang ada di perairan dangkal.
Hal itupun membuat gempa yang sangat besar dan ber-magnitude 7 hingga 8. Adapun untuk durasi dan guncangan untuk gempa ini juga jauh lebih lama dan dampak dari gempa ini juga jauh lebih parah dari pada gempa-gempa pada umumnya. Pasalnya, lempeng yang ada di kedalaman dangkal umumnya sangat panjang.
Beruntungnya, segmen zona megathrust Indonesia sudah dapat dikenali potensinya. Seluruh gempa yang bersumber di zona tersebut tidak selalu berkekuatan besar, walaupun memang kadangkala bisa memicu gempa yang besar.
Saat ini zona megathrust di selatan Jawa ada di daerah Segmen Jawa Timur, Segmen Jawa Tengah-Jawa Barat, dan Segmen Banten-Selat Sunda. Adapun ketiga segmen ini jika bergerak akan memicu gempa sekitar magnitudo 8,7.
Memang gempa megathrust ini tidak terjadi terlalu sering. Tapi sayangnya, gempa jenis ini juga tidak teratur kapan akan terjadi.
Maka, dikutip dari Antara, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono pun menyatakan bahwa masyarakat tidak perlu panik, karena riset tersebut dilakukan hanya sebagai acuan langkah mitigasi tsunami di ibukota.
Jadi, andaikata suatu saat terjadi, mitigasi yang tepat dan efektif sudah ada dan dapat mengurangi risiko bencana yang parah.
POPULAR
RELATED ARTICLES