Share

Home Stories

Stories 06 Juni 2024

Bisnis Indonesia Goes To Campus 2024 Dorong Peningkatkan Literasi Keuangan

Obrolan ringan tapi berbobot dari narasumber yang kompeten dapat meningkatkan pemahaman mengenai keuangan, terutama bagi Gen-Z

Salah satu sesi diskusi Bisnis Indonesia Goes To Campus di FEB UGM, DI Yogyakarta, Kamis (6/6/2024)./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Context.id, JAKARTA - Acara rutin tahunan Bisnis Indonesia Goes To Campus (BGTC) yang memberikan edukasi dan literasi kepada masyarakat terkait dengan produk keuangan dan jasa kini kembali diselenggarakan di Yogyakarta pada Kamis, (6/6)

Acara yang diselenggarakan di Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menghadirkan narasumber profesional di industri keuangan dan jasa dari OJK, Bibit, Bank Jago dan lainnya. 

Obrolan ringan tapi berbobot dari narasumber yang kompeten diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai keuangan, terutama bagi Gen-Z. 

Generasi muda perlu memahami literasi keuangan dan juga literasi digital karena mereka adalah generasi penerus pembangunan ekonomi negara ini di masa mendatang. 

Pasalnya berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh lembaga Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022, pemahaman literasi keuangan masyarakat Indonesia baru di angka 49%.



Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi DI Yogyakarta Parjiman mengatakan kegiatan BGTC 2024 akan meningkatkan literasi dan edukasi kepada masyarakat dan anak muda mengenai produk dan jasa keuangan yang berkembang saat ini.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi & Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi juga memberikan dorongan kepada kesehatan dan literasi keuangan anak muda.

Mengingat data SNLIK 2022 khusus penduduk usia 15 hingga 17 tahun hanya berada di angka 43% dengan inklusi keuangan di angka 69%. 

Menurut Friderica, perolehan angka tersebut jauh di bawah tingkat literasi dan inklusi keuangan nasional yang mencapai 49,7% dan 85%. 

Terlebih lagi, Generasi-Z dan Milenial saat ini merupakan generasi yang paling rentan terhadap kondisi finansial, mengingat banyaknya tuntutan gaya hidup dan kesenangan yang sering terjerumus pada layanan keuangan ilegal.

“Banyak generasi muda yang terjebak pada pinjaman online karena mengambil hutang untuk kebutuhan konsumtif, atau menggunakan produk jasa keuangan yang legal tetapi untuk keperluan yang tidak bijaksana,” kata Friderica saat menjadi pembicara di BGTC 2024

Sehingga keputusan mengikuti gaya hidup media sosial atau FOMO tersebut menyebabkan anak muda seringkali terjebak dalam investasi bodong yang menyebabkan mereka tidak memiliki uang darurat untuk digunakan dalam kondisi kritis.

“Seringkali mereka meniru apa yang dilakukan tokoh idola atau influencer sosial media. Termasuk saran keuangan,” jelas Friderica.

Direktur Pemasaran dan Penjualan Bisnis Indonesia Hery Trianto berharap jika kegiatan ini dapat memberikan pemahaman yang baik kepada mahasiswa dan masyarakat di sekitarnya untuk menekan angka penipuan akibat investasi dan pinjaman ilegal.
 

Penulis: Candra Soemirat



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 06 Juni 2024

Bisnis Indonesia Goes To Campus 2024 Dorong Peningkatkan Literasi Keuangan

Obrolan ringan tapi berbobot dari narasumber yang kompeten dapat meningkatkan pemahaman mengenai keuangan, terutama bagi Gen-Z

Salah satu sesi diskusi Bisnis Indonesia Goes To Campus di FEB UGM, DI Yogyakarta, Kamis (6/6/2024)./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Context.id, JAKARTA - Acara rutin tahunan Bisnis Indonesia Goes To Campus (BGTC) yang memberikan edukasi dan literasi kepada masyarakat terkait dengan produk keuangan dan jasa kini kembali diselenggarakan di Yogyakarta pada Kamis, (6/6)

Acara yang diselenggarakan di Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menghadirkan narasumber profesional di industri keuangan dan jasa dari OJK, Bibit, Bank Jago dan lainnya. 

Obrolan ringan tapi berbobot dari narasumber yang kompeten diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai keuangan, terutama bagi Gen-Z. 

Generasi muda perlu memahami literasi keuangan dan juga literasi digital karena mereka adalah generasi penerus pembangunan ekonomi negara ini di masa mendatang. 

Pasalnya berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh lembaga Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022, pemahaman literasi keuangan masyarakat Indonesia baru di angka 49%.



Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi DI Yogyakarta Parjiman mengatakan kegiatan BGTC 2024 akan meningkatkan literasi dan edukasi kepada masyarakat dan anak muda mengenai produk dan jasa keuangan yang berkembang saat ini.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi & Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi juga memberikan dorongan kepada kesehatan dan literasi keuangan anak muda.

Mengingat data SNLIK 2022 khusus penduduk usia 15 hingga 17 tahun hanya berada di angka 43% dengan inklusi keuangan di angka 69%. 

Menurut Friderica, perolehan angka tersebut jauh di bawah tingkat literasi dan inklusi keuangan nasional yang mencapai 49,7% dan 85%. 

Terlebih lagi, Generasi-Z dan Milenial saat ini merupakan generasi yang paling rentan terhadap kondisi finansial, mengingat banyaknya tuntutan gaya hidup dan kesenangan yang sering terjerumus pada layanan keuangan ilegal.

“Banyak generasi muda yang terjebak pada pinjaman online karena mengambil hutang untuk kebutuhan konsumtif, atau menggunakan produk jasa keuangan yang legal tetapi untuk keperluan yang tidak bijaksana,” kata Friderica saat menjadi pembicara di BGTC 2024

Sehingga keputusan mengikuti gaya hidup media sosial atau FOMO tersebut menyebabkan anak muda seringkali terjebak dalam investasi bodong yang menyebabkan mereka tidak memiliki uang darurat untuk digunakan dalam kondisi kritis.

“Seringkali mereka meniru apa yang dilakukan tokoh idola atau influencer sosial media. Termasuk saran keuangan,” jelas Friderica.

Direktur Pemasaran dan Penjualan Bisnis Indonesia Hery Trianto berharap jika kegiatan ini dapat memberikan pemahaman yang baik kepada mahasiswa dan masyarakat di sekitarnya untuk menekan angka penipuan akibat investasi dan pinjaman ilegal.
 

Penulis: Candra Soemirat



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Aplikasi yang Tak Bisa Dilepaskan Para Kreator di 2025

Kira-kira aplikasi apa yang paling penting di ponsel Anda?

Renita Sukma . 05 June 2025

Astronaut, Popok dan Martabat Manusia di Antariksa

Mengapa mengompol di luar angkasa bukanlah aib, tapi keharusan profesional

Renita Sukma . 04 June 2025

Vietnam Blokir Telegram, Antara Keamanan Negara dan Sensor Digital

Pemerintah Vietnam kembali menjadi sorotan setelah memerintahkan pemblokiran Telegram yang sangat populer di negara komunis itu

Renita Sukma . 03 June 2025

Gara-gara Konklaf UMKM Roma Raih Keuntungan Besar

Peziarah dan turis habiskan dana sampai 600 Juta Euro saat berkunjung ke Roma

Noviarizal Fernandez . 03 June 2025