Stories - 31 May 2023
Literasi Keuangan Penting Disosialisasikan
Meski literasi keuangan masyarakat meningkat, namun sosialisasi terus menerus mutlak diperlukan agar publik tidak terjebak investasi bodong.
.jpg)
Context.id, JAKARTA - Meski literasi keuangan masyarakat meningkat, tetapi sosialisasi terus menerus mutlak diperlukan agar publik tidak terjebak investasi bodong.
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2022 menyebutkan bahwa indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen, naik dibanding tahun 2019 yang hanya 38,03 persen. Meski meningkat, publik di Indonesia dinilai perlu selalu dibekali dengan informasi dan sosialisasi literasi keuangan.
Fenny Tjahyadi, Co-Founder platform Tumbuh Makna mengatakan ada dua kategori masyarakat yang perlu selalu mendapatkan literasi keuangan. Kelompok pertama tuturnya, adalah kalaga yang belum sadar dan mampu mengelola keuangan untuk kemudian dialokasikan ke berbagai instrumen investasi.
“Kelompok lainnya adalah mereka yang sudah memiliki kesadaran tetapi tidak memiliki cukup pengalaman dan pengetahuan tentang investasi. Kelompok ini yang rentan terjerat investasi bodong,” tuturnya di sela peluncuran aplikasi Tumbuh Makna, Rabu (31/5/2023).
Karena itu menurutnya, masyarakat yang sudah memiliki kesadaran tentang literasi keuangan, perlu memperhatikan beberapa hal sebelum menginvestasikanuangnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi pemahaman akan produk investasi yang akan digunakan, tujuan investasi, jangka waktu, risiko, serta perhitungan imbal hasil yang wajar.
Muliadi San, Founder Tumbuh Makna mengatakan, bertolak dari keinginan untuk memberikan informasi umum tentang pengetahuan investasi dan pemahaman yang mendalam pada sektor keuangan, finansial dan bisnis, pihaknya kemudian melahirkan platform diskusi para ahli investasi itu.
Pihaknya melalui platform itu, akan mendiskusikan topik-topik terkait pengelolaan keuangan dan kekayaan pribadi, produk-produk investasi keuangan, serta analisa terkait risiko dan potensi di pasar modal.
“Tidak hanya itu, kurangnya pengetahuan dasar tentang investasi, yang berimbas pada ketakutan dan ketidakpercayaan terhadap pasar keuangan juga memberikan motivasi yang besar terus mendorong penguatan literasi investasi di Tanah Air,” terangnya.
Berdasarkan data yang diolah dari World Bank, rasio dana simpanan terhadap PDB di Indonesia berada di angka 33,07 persen per akhir 2021. Indonesia berada pada peringkat 20 di dunia.
Di Asean, Indonesia berada pada peringkat 2, di bawah Singapura (44,5 persen) dan di atas Vietnam (32,65 persen). Data ini merupakan cerminan bagaimana sesungguhnya Indonesia telah berada pada tahap saving society.
Lebih dalam lagi, berdasarkan data distribusi simpanan bank umum yang dirilis LPS per Maret 2023, telah terdapat lebih dari 511 juta rekening simpanan dengan total dana simpanan mencapai Rp8.045 Triliun. Di mana jumlah rekening tersebut telah tumbuh lebih dari 65 persen dan total dana simpanan yang tumbuh sekitar 33 persen sejak tahun 2019.
Upaya pemerintah untuk mentransformasi Indonesia menjadi investment society sesungguhnya telah tercermin dari beberapa langkah, hal ini dapat dilihat dalam perkembangan data-data terakhir.
Misalnya, pemerintah secara aktif terus menerbitkan obligasi seri ritel baik konvensional maupun syariah seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SR), Saving Bond Retail (SBR), dan Sukuk Tabungan (ST).
Seri obligasi ritel ini, selain tersedia dengan nominal minimum transaksi yang lebih kecil agar terjangkau oleh segala lapisan masyarakat, juga menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan seri non-ritel dengan tenor penerbitan yang sama.
Penulis : Noviarizal Fernandez
Editor : Thomas Mola
MORE STORIES

Kementerian BUMN Gandeng Kejagung Awasi Dana Pensiun
Amburadulnya pengelolaan dana pensiun badan usaha milik negara (Dapen BUMN) yang dapat mengakibatkan kerugian besar menjadi perhatian pemerintah
Noviarizal Fernandez | 21-09-2023

Harga Masih Tinggi, Ombudsman: HET Beras Sebaiknya Dihapus
Harga eceran tertinggi (HET) beras dinilai tidak efektif menjaga stabilisasi harga beras yang masih tetap melonjak di pasaran
Noviarizal Fernandez | 19-09-2023

Benarkah Tiap WNI Menanggung Utang Rp28 Juta?
Besarnya utang negara yang dimiliki Indonesia bukan berarti setiap penduduk akan menanggung utang sebesar Rp28 juta.
Noviarizal Fernandez | 19-09-2023

Badan Usaha Baru Jadi Fokus Revisi UU Migas
Pemerintah dan Komisi VII DPR terus merampungkan Revisi Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas). Salah satu poin krusialnya soal badan usaha ...
Noviarizal Fernandez | 19-09-2023
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2023 - Context
Copyright © 2023 - Context