Share

Home Stories

Stories 05 Juni 2024

Pemerintah Berencana Bentuk Dewan Media Sosial, Apakah Penting?

Pemerintah mengatakan Dewan Media Sosial untuk melindungi anak dari kekerasan di ruang siber

Ilustrasi dewan media sosial/ DW

Context.id, JAKARTA - Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi mengatakan pemerintah sedang mengupayakan pendirian Dewan Media Sosial (DMS) sesuai rekomendasi Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) untuk meningkatkan perlindungan anak di ruang siber.

“Kita ingin melindungi anak-anak di ruang digital, ada namanya child online protection atau perlindungan anak di ruang digital. Kamu kadang suka lihat kan di media sosial ada anak dibully di sekolahnya. Jadi korban bully harus dilindungi,” tegas Arie dalam keterangan resminya, Rabu (5/6).

Menurut Arie, rekomendasi UNESCO untuk membentuk lembaga perlindungan anak di ruang siber selaras dengan komitmen pemerintah untuk melindungi anak-anak Indonesia dari kekerasan di dunia siber. 

Bahkan kajian-kajian akademik mengenai keamanan dan perlindungan anak di ruang siber juga sudah diserahkan UNESCO kepada Kementerian Kominfo untuk dapat digunakan sebagai landasan pembentukan DMS

“Dewan Media Sosial ini bukan ide sembarangan dari pinggir jalan atau ngopi-ngopi atau orang ngelantur. Dewan Media Sosial ini rekomendasi dari UNESCO, dan usulan itu diberikan kepada kita bahkan ada naskah akademiknya,” kata Arie.



Mengingat perkembangan media sosial dalam beberapa tahun ini memunculkan banyak perubahan, pemerintah merasa perlu melakukan reformasi penataan platform tersebut. 

“Karena itu perlu dilakukan reformasi ulang penataannya. Ini prinsipnya independen seperti Dewan Pers. Kita nanti lakukan kajian dan juga berdiskusi dengan banyak pihak,” ucap Arie.

Budi Arie meminta masyarakat nantinya tidak menggiring opini  negatif di tengah diskusi yang sedang berkembang dan menegaskan tugas Dewan Media Sosial nantinya tidak akan membatasi kebebasan berpendapat publik di platform media sosial.

“Pemerintah mengawasi media sosial? Tidak!. Ini yang rekomendasi organisasi internasional, UNESCO. Yang pasti pemerintah mendukung kemerdekaan dan kebebasan masyarakat untuk bersuara dan berpendapat. Indonesia ini negara demokrasi, nggak usah khawatir, yang kontrol kan kalian semua,” tegas Arie.

Dalam usulan UNESCO, Dewan Media Sosial nantinya akan berbentuk jejaring atau koalisi independen yang tidak berada di bawah naungan pemerintah dan anggotanya nanti akan terdiri dari perwakilan berbagai pemangku kebijakan yang terlibat dalam isu ini.

“Jadi itu independen dan kerja sama atau koalisi lintas stakeholders seperti pemuka agama, akademisi, masyarakat, semua penggiat media sosial, dan tentunya tidak akan membatasi kebebasan masyarakat untuk berpendapat di media sosial,” tandasnya.

Penulis: Candra Soemirat



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 05 Juni 2024

Pemerintah Berencana Bentuk Dewan Media Sosial, Apakah Penting?

Pemerintah mengatakan Dewan Media Sosial untuk melindungi anak dari kekerasan di ruang siber

Ilustrasi dewan media sosial/ DW

Context.id, JAKARTA - Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi mengatakan pemerintah sedang mengupayakan pendirian Dewan Media Sosial (DMS) sesuai rekomendasi Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) untuk meningkatkan perlindungan anak di ruang siber.

“Kita ingin melindungi anak-anak di ruang digital, ada namanya child online protection atau perlindungan anak di ruang digital. Kamu kadang suka lihat kan di media sosial ada anak dibully di sekolahnya. Jadi korban bully harus dilindungi,” tegas Arie dalam keterangan resminya, Rabu (5/6).

Menurut Arie, rekomendasi UNESCO untuk membentuk lembaga perlindungan anak di ruang siber selaras dengan komitmen pemerintah untuk melindungi anak-anak Indonesia dari kekerasan di dunia siber. 

Bahkan kajian-kajian akademik mengenai keamanan dan perlindungan anak di ruang siber juga sudah diserahkan UNESCO kepada Kementerian Kominfo untuk dapat digunakan sebagai landasan pembentukan DMS

“Dewan Media Sosial ini bukan ide sembarangan dari pinggir jalan atau ngopi-ngopi atau orang ngelantur. Dewan Media Sosial ini rekomendasi dari UNESCO, dan usulan itu diberikan kepada kita bahkan ada naskah akademiknya,” kata Arie.



Mengingat perkembangan media sosial dalam beberapa tahun ini memunculkan banyak perubahan, pemerintah merasa perlu melakukan reformasi penataan platform tersebut. 

“Karena itu perlu dilakukan reformasi ulang penataannya. Ini prinsipnya independen seperti Dewan Pers. Kita nanti lakukan kajian dan juga berdiskusi dengan banyak pihak,” ucap Arie.

Budi Arie meminta masyarakat nantinya tidak menggiring opini  negatif di tengah diskusi yang sedang berkembang dan menegaskan tugas Dewan Media Sosial nantinya tidak akan membatasi kebebasan berpendapat publik di platform media sosial.

“Pemerintah mengawasi media sosial? Tidak!. Ini yang rekomendasi organisasi internasional, UNESCO. Yang pasti pemerintah mendukung kemerdekaan dan kebebasan masyarakat untuk bersuara dan berpendapat. Indonesia ini negara demokrasi, nggak usah khawatir, yang kontrol kan kalian semua,” tegas Arie.

Dalam usulan UNESCO, Dewan Media Sosial nantinya akan berbentuk jejaring atau koalisi independen yang tidak berada di bawah naungan pemerintah dan anggotanya nanti akan terdiri dari perwakilan berbagai pemangku kebijakan yang terlibat dalam isu ini.

“Jadi itu independen dan kerja sama atau koalisi lintas stakeholders seperti pemuka agama, akademisi, masyarakat, semua penggiat media sosial, dan tentunya tidak akan membatasi kebebasan masyarakat untuk berpendapat di media sosial,” tandasnya.

Penulis: Candra Soemirat



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Beras Bisa Bikin Bir Non-Alkohol Lebih Enak?

Bir yang dibuat dengan beras memiliki rasa worty yang lebih rendah, karena kadar aldehida yang lebih sedikit

Renita Sukma . 25 July 2025

Konten TikTok Picu Self Diagnosis dan Misinformasi soal Kesehatan Mental

Pengguna TikTok perlu hati-hati dalam menerima informasi soal konten bertema kesehatan mental.

Context.id . 25 July 2025

The Devil Wears Prada 2: Andy Sachs Ikuti Jejak Karir Miranda?

Dari asisten Miranda ke jurnalis surat kabar, kini Andy Sachs kembali tampil mewah. Apa yang terjadi di \"The Devil Wears Prada 2 \"?

Context.id . 25 July 2025

Polemik Transfer Data Pribadi Warga Indonesia Masih dalam Tahap Negosiasi

Transfer data milik masyarakat Indonesia dalam kesepakatan dagang dengan AS jadi sorotan dan timbulkan tanggapan dari berbagai pihak soal nasib da ...

Context.id . 25 July 2025