Share

Home Stories

Stories 29 April 2024

Cara elegan Shin Tae Yong Membalas Penghinaan

Tangan dingin Shin Tae Yong berhasil mempecundangi negara asalnya sendiri dan membawa Indonesia melaju ke semifinal AFC Cup U-23.

Timnas Indonesia U-23/pssi.org

Context.id, JAKARTA - Shin Tae yong memberikan tikaman pamungkas kepada Korea Selatan setelah didepak dari tim nasional negara itu, beberapa tahun silam.

Ya, pada gelaran Piala Dunia 2018 silam, Shin Tae Yong menjadi juru taktik tim berjuluk Ksatria Taeguk itu.

Saat itu, pada babak penyisihan grup, Korea Selatan berhasil mempecundangi juara bertahan, Jerman dengan skor 2-0.

Sepulang dari turnamen di Rusia itu, tim Korea Selatan, termasuk Shin Tae Yong malah dihadiahi lemparan bantal dan telur di muka publik, di hadapan ratusan pasang kamera para jurnalis.

Kontrak Shin Tae Yong pun tidak diperpanjang tanpa adanya ucapan terima kasih atau basa-basi dari asosiasi sepakbola negeri ginseng itu.



Lalu, datanglah Shin Tae Yong ke Indonesia pada 2020. Namun, dia butuh 2 tahun lamanya baru benar-benar bisa melatih tim nasional karena terjadi pandemi Covid-19.

Di tangannya, pola permainan Indonesia berubah drastis karena talenta-talenta muda yang dipanggil, memainkan gaya bermain agresif dengan sentuhan dari kaki ke kaki, didukung oleh stamina yang luar biasa.

Lalu, enam tahun setelah didepak oleh Korea Selatan. Shin Tae Yong berkesempatan membawa tim Indonesia berhadapan dengan negara asalnya.

Hasilnya, tidak dinyana, Indonesia hampir memenangi pertandingan dengan skor 2-1 pada waktu normal sebelum akhirnya disamakan menjadi 2-2 dan pertandingan harus diakhiri dengan adu penalti.

Pada babak adu penalti ini, pasukan Garuda berhasil menundukan Korea Selatan dengan skor 11-10.

Tangan dingin Shin Tae Yong berhasil mempecundangi negara asalnya sendiri dan Indonesia berhasil melaju ke semifinal AFC Cup U-23.

Kemenangan Indonesia atas Korea Selatan justru mendapatkan tanggapan yang positif dari pencinta sepakbola di Korea.

Di berbagai media sosial, mereka mengapresiasi kerja keras Shin Tae Yong yang berhasil membawa Indonesia menjadi negara yang ditakutkan.

Publik di Korea juga tidak ketinggalan menyerang asosiasi sepakbola negara itu.

“Saya merasa sangat senang seperti berada di atas bulan. Tapi dari lubuk hati, saya merasa sedikit sedih karena negara saya kalah. Tapi pemenang harus ditentukan dan saat ini saya menangani tim Indonesia,” ujar Shin Tae Yong seusai pertandingan, Jumat (26/4/2024) dini hari.

Dengan kemenangan ini, Indonesia butuh satu kali kemenangan lagi di babak semifinal untuk bisa menggenggam tiket langsung ke Olimpiade.

Seperti diketahui, finalis turnamen AFC Cup U-23 berhak berlaga di Olimpiade.

Tim yang meraih juara ketiga pun akan mendapatkan tiket langsung ke Olimpiade, sementara peringkat keempat akan mengikuti laga play off dengan Guinea, wakil dari Afrika.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 29 April 2024

Cara elegan Shin Tae Yong Membalas Penghinaan

Tangan dingin Shin Tae Yong berhasil mempecundangi negara asalnya sendiri dan membawa Indonesia melaju ke semifinal AFC Cup U-23.

Timnas Indonesia U-23/pssi.org

Context.id, JAKARTA - Shin Tae yong memberikan tikaman pamungkas kepada Korea Selatan setelah didepak dari tim nasional negara itu, beberapa tahun silam.

Ya, pada gelaran Piala Dunia 2018 silam, Shin Tae Yong menjadi juru taktik tim berjuluk Ksatria Taeguk itu.

Saat itu, pada babak penyisihan grup, Korea Selatan berhasil mempecundangi juara bertahan, Jerman dengan skor 2-0.

Sepulang dari turnamen di Rusia itu, tim Korea Selatan, termasuk Shin Tae Yong malah dihadiahi lemparan bantal dan telur di muka publik, di hadapan ratusan pasang kamera para jurnalis.

Kontrak Shin Tae Yong pun tidak diperpanjang tanpa adanya ucapan terima kasih atau basa-basi dari asosiasi sepakbola negeri ginseng itu.



Lalu, datanglah Shin Tae Yong ke Indonesia pada 2020. Namun, dia butuh 2 tahun lamanya baru benar-benar bisa melatih tim nasional karena terjadi pandemi Covid-19.

Di tangannya, pola permainan Indonesia berubah drastis karena talenta-talenta muda yang dipanggil, memainkan gaya bermain agresif dengan sentuhan dari kaki ke kaki, didukung oleh stamina yang luar biasa.

Lalu, enam tahun setelah didepak oleh Korea Selatan. Shin Tae Yong berkesempatan membawa tim Indonesia berhadapan dengan negara asalnya.

Hasilnya, tidak dinyana, Indonesia hampir memenangi pertandingan dengan skor 2-1 pada waktu normal sebelum akhirnya disamakan menjadi 2-2 dan pertandingan harus diakhiri dengan adu penalti.

Pada babak adu penalti ini, pasukan Garuda berhasil menundukan Korea Selatan dengan skor 11-10.

Tangan dingin Shin Tae Yong berhasil mempecundangi negara asalnya sendiri dan Indonesia berhasil melaju ke semifinal AFC Cup U-23.

Kemenangan Indonesia atas Korea Selatan justru mendapatkan tanggapan yang positif dari pencinta sepakbola di Korea.

Di berbagai media sosial, mereka mengapresiasi kerja keras Shin Tae Yong yang berhasil membawa Indonesia menjadi negara yang ditakutkan.

Publik di Korea juga tidak ketinggalan menyerang asosiasi sepakbola negara itu.

“Saya merasa sangat senang seperti berada di atas bulan. Tapi dari lubuk hati, saya merasa sedikit sedih karena negara saya kalah. Tapi pemenang harus ditentukan dan saat ini saya menangani tim Indonesia,” ujar Shin Tae Yong seusai pertandingan, Jumat (26/4/2024) dini hari.

Dengan kemenangan ini, Indonesia butuh satu kali kemenangan lagi di babak semifinal untuk bisa menggenggam tiket langsung ke Olimpiade.

Seperti diketahui, finalis turnamen AFC Cup U-23 berhak berlaga di Olimpiade.

Tim yang meraih juara ketiga pun akan mendapatkan tiket langsung ke Olimpiade, sementara peringkat keempat akan mengikuti laga play off dengan Guinea, wakil dari Afrika.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Bobby Kertanegara Dapat Hadiah Spesial dari Pendiri Microsoft

Dari boneka paus untuk kucing presiden, hingga keris untuk sang filantropis. Momen yang memperlihatkan diplomasi tak selalu kaku.

Noviarizal Fernandez . 07 May 2025

Siap-siap, Sampah Antariksa Era Soviet Pulang Kampung ke Bumi

Diluncurkan Uni Soviet pada 1972, sayangnya wahana ini gagal menuju Venus karena roket pengangkutnya gagal total

Noviarizal Fernandez . 06 May 2025

Ketika Lampu Padam, Mengapa Blackout Masih Membayangi Indonesia?

Blackout di Indonesia bukanlah kejutan, melainkan semacam ritual yang kembali menghantui setiap dekade

Context.id . 05 May 2025

Indonesia dan Perjudian, Sejarah Lama yang Berulang

Sejarah perjalanan Indonesia tidak pernah lepas dari dunia perjudian. Ada masa-masa bulan madu, namun seringkali judi dipandnag sebagai musuh bersama

Noviarizal Fernandez . 02 May 2025