Stories - 16 April 2024

Jejak Perkembangan Drone Siluman Iran

Drone Iran tipe Shahed-136 memiliki kemampuan tak terdeteksi oleh radar dan sistem pertahanan musuh


Ilustrasi Drone - Puspa Larasati

Context.id, JAKARTA - Dunia tengah digemparkan oleh serangan rudal balistik dan pesawat nirawak alias drone yang diluncurkan oleh Iran untuk menyerang Israel.

Serangan ini dilancarkan sebagai balasan atas pengeboman kedutaan besar Iran yang berada di Damaskus, Suriah.

Drone yang diluncurkan Iran diketahui merupakan pesawat tipe Shahed-136 yang memiliki kemampuan untuk tak terdeteksi oleh radar dan sistem pertahanan negara musuh, atau dikenal sebagai ‘drone siluman’.

Shahed-136 juga memiliki julukan lain yaitu ‘drone kamikaze’ yang mengeksekusi serangan terhadap target dengan cara menabrakkan diri dan meledakkan hulu ledak yang dimuat di dalamnya.

Pesawat ini merupakan versi lanjutan dari Shahed-129 yang menjadi andalan Iran dalam melakoni perang di Suriah.



Drone Shahed-136 memiliki kemampuan yang lengkap mulai dari pengintaian, pelacakan, penjelajahan, anti-radar, hingga peledakan target.

Pesawat-pesawat Shahed merupakan drone yang menjadi alutsista udara andalan Korps Garda Revolusi Islam Iran yang diproduksi langsung secara lokal oleh Iran, dan diklaim telah sebanding teknologinya dengan Northrop Grumman Global Hawk yang dimiliki Amerika Serikat dan Jerman.

Sepak Terjang Drone Iran
Iran sejak lama dikenal sebagai negara yang memiliki kemampuan untuk memproduksi drone penjelajah jarak jauh yang berkualitas sebagai kekuatan militer.

Sepak terjang Iran memproduksi drone tercatat dimulai sejak 1999. 

Perusahaan yang menjadi tulang punggung pengembangan pesawat nirawak adalah BUMN Iran, Aircraft Manufacturing Industries (HESA).

Kemudian, drone Iran mulai mendunia dan banyak digunakan oleh negara lain sejak 2011, saat berhasil memenangkan pertempuran udara melawan drone-drone milik Amerika Serikat dalam perang di Afghanistan.

Drone Shahed-136 sendiri saat ini memiliki daya jelajah di udara hingga 1.300km dan mampu membawa hulu ledak seberat 40kg.

Drone ini juga menjadi seri yang paling banyak diminati oleh negara-negara lain, mulai dari Rusia, hingga China.

Shahed-136 juga tercatat digunakan oleh Rusia dalam serangan-serangan yang ditujukan kepada Ukraina. Pada Oktober 2022, pesawat kamikaze yang menyerang Ukraina dideteksi memiliki desain sayap segitiga khas produksi Iran.

Mengutip Institute for War and Peace Reporting, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut pihaknya memiliki bocoran dokumen yang mengungkap bahwa Rusia memesan kurang lebih 2.500 pesawat nirawak Iran model Shahed-136 dan Shahed-131.

Selain serangan ke Ukraina, drone milik Iran juga tercatat dideteksi pada berbagai serangan-serangan lain, mulai dari kapal tanker minyak milik Israel pada 2021, hingga fasilitas produksi minyak milik Arab Saudi pada 2019.

Penulis: Ridho Danu


Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

MORE  STORIES

Indonesia Usung Hydro-Diplomacy di World Water Forum ke-10, Apa Poinnya?

Hydro-diplomacy merespon masalah manajemen sumber daya air, pemerataan distribusi air, dan mitigasi bencana terkait air termasuk soal pembiayaan.

Ririn oktaviani | 29-04-2024

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Apa Dampaknya Bagi Konsumen?

Dampaknya, masyarakat akan semakin tercekik karena kesulitan untuk membayar transaksi kredit yang bunganya semakin meroket.

Context.id | 29-04-2024

Dipaksa Jual Saham, TikTok Pilih Opsi Tutup Aplikasinya di AS

Para senior eksekutif ByteDance memilih aplikasi dimatikan di AS ketimbang menjualnya kepada calon pembeli

Context.id | 29-04-2024

Cara elegan Shin Tae Yong Membalas Penghinaan

Tangan dingin Shin Tae Yong berhasil mempecundangi negara asalnya sendiri dan membawa Indonesia melaju ke semifinal AFC Cup U-23.

Noviarizal Fernandez | 29-04-2024