Share

Stories 16 April 2024

Kesehatan Mental Memburuk? Ini Tips Mengatasinya

Kesehatan mental sangat mempengaruhi performa kerja karena terkait dengan produktivitas dan juga kesehatan tubuh.

Ilustrasi Kesehatan Mental - Puspa Larasati

Context.id, JAKARTA - Kesehatan mental sangat mempengaruhi performa kerja karena terkait dengan produktivitas dan juga kesehatan tubuh. 

Bukan hanya itu saja, kesehatan mental yang buruk bisa mengganggu hubungan kerja dengan kolega. Problem kesehatan mental dapat berasal dari faktor internal maupun eksternal. 

Pada faktor internal mencakup kesehatan fisik yang dapat berpengaruh pada kesehatan mental, kemampuan dalam mengelola stres dan kemampuan mengatasi dan beradaptasi terhadap suatu masalah. 

Sementara faktor eksternal meliputi aspek yang berada di lingkungan sekitar di antaranya pekerjaan, beban pendidikan, pasangan, hingga tuntutan ekonomi. 

Psikolog klinis, Ayoe Sutomo memberikan tipsnya dalam menjaga kesehatan mental di lingkungan. 



Ayu mengatakan bahwa kesehatan mental dapat memburuk di saat banyaknya tekanan yang tidak seimbang dengan kemampuan mengimbangi tekanan tersebut. 

“Ketika kemudian tekanan-tekanan itu jumlahnya demikian banyak tapi tidak diiringi dengan kemampuan diri kita yang tadi faktor internal itu untuk mengimbangi tekan makanan tersebut,” ucapnya kepada Bisnis. 

Menurut Ayoe, kesehatan mental mulai memburuk ditandai dengan adanya tanda-tanda fisik mulai dari kesulitan tidur, cepat merasa lelah. 

Dari tanda-tanda tersebut berlanjut ketidak adanya semangat, emosional, hingga rasa bahagia yang terus berkurang. 

Tahap selanjutnya adalah produktivitas yang terus menurun, dan sulit berkonsentrasi. 

Jika tanda-tanda tersebut telah muncul makan diharuskan untuk menyadari atas perilaku, perasaan, hingga kebiasaan yang berbeda dari sebelumnya. 

Sehingga masalah inti dari kesehatan mental tersebut dapat diketahui. 

Jika faktor tersebut berasal dari eksternal maka sulit untuk mengontrol hal-hal yang di luar kendali. 

“Rekan kerja atasan gimanapun sikapnya treatment perilaku ya itu bukan sesuatu hal yang bisa kita kontrol” tuturnya 

Sehingga perlu dilakukannya pemberian batasan terhadap faktor eksternal tersebut. 

Kesehatan mental yang terus memburuk dapat ditangani melalui selfcare yaitu melakukan hal-hal yang memiliki dampak positif secara fisik maupun psikologis. 

Di antaranya selfcare fisik yang dapat dilakukan seperti olahraga dan tidur yang cukup, selfcare melakukan hobi, selfcare sosial dengan berinteraksi dengan orang lain. 

Dalam mencegah dampak dari hal buruk yang terjadi dapat melalui penerimaan dari emosi. 

Lalu dilanjut dengan recovering jika membutuhkan waktu untuk ‘beristirahat.’  

Recovering tersebut dengan membuat jurnal keseharian, mendengarkan lagu, dan kegiatan lainnya yang dapat menaikkan suasana hati, tutur Ayu. 

Setelah suasana hati lebih baik, berlanjut dengan upaya melihat sudut pandang yang berbeda atau mengevaluasi. 

Situasi ini terjadi saat seseorang melihat secara objektif dari peristiwa yang dihadapinya. 

Sehingga tanggapan yang diberikan dapat jauh lebih netral serta peristiwa yang dialami tidak akan sesulit sebelumnya. 

Penulis: Diandra Zahra



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 16 April 2024

Kesehatan Mental Memburuk? Ini Tips Mengatasinya

Kesehatan mental sangat mempengaruhi performa kerja karena terkait dengan produktivitas dan juga kesehatan tubuh.

Ilustrasi Kesehatan Mental - Puspa Larasati

Context.id, JAKARTA - Kesehatan mental sangat mempengaruhi performa kerja karena terkait dengan produktivitas dan juga kesehatan tubuh. 

Bukan hanya itu saja, kesehatan mental yang buruk bisa mengganggu hubungan kerja dengan kolega. Problem kesehatan mental dapat berasal dari faktor internal maupun eksternal. 

Pada faktor internal mencakup kesehatan fisik yang dapat berpengaruh pada kesehatan mental, kemampuan dalam mengelola stres dan kemampuan mengatasi dan beradaptasi terhadap suatu masalah. 

Sementara faktor eksternal meliputi aspek yang berada di lingkungan sekitar di antaranya pekerjaan, beban pendidikan, pasangan, hingga tuntutan ekonomi. 

Psikolog klinis, Ayoe Sutomo memberikan tipsnya dalam menjaga kesehatan mental di lingkungan. 



Ayu mengatakan bahwa kesehatan mental dapat memburuk di saat banyaknya tekanan yang tidak seimbang dengan kemampuan mengimbangi tekanan tersebut. 

“Ketika kemudian tekanan-tekanan itu jumlahnya demikian banyak tapi tidak diiringi dengan kemampuan diri kita yang tadi faktor internal itu untuk mengimbangi tekan makanan tersebut,” ucapnya kepada Bisnis. 

Menurut Ayoe, kesehatan mental mulai memburuk ditandai dengan adanya tanda-tanda fisik mulai dari kesulitan tidur, cepat merasa lelah. 

Dari tanda-tanda tersebut berlanjut ketidak adanya semangat, emosional, hingga rasa bahagia yang terus berkurang. 

Tahap selanjutnya adalah produktivitas yang terus menurun, dan sulit berkonsentrasi. 

Jika tanda-tanda tersebut telah muncul makan diharuskan untuk menyadari atas perilaku, perasaan, hingga kebiasaan yang berbeda dari sebelumnya. 

Sehingga masalah inti dari kesehatan mental tersebut dapat diketahui. 

Jika faktor tersebut berasal dari eksternal maka sulit untuk mengontrol hal-hal yang di luar kendali. 

“Rekan kerja atasan gimanapun sikapnya treatment perilaku ya itu bukan sesuatu hal yang bisa kita kontrol” tuturnya 

Sehingga perlu dilakukannya pemberian batasan terhadap faktor eksternal tersebut. 

Kesehatan mental yang terus memburuk dapat ditangani melalui selfcare yaitu melakukan hal-hal yang memiliki dampak positif secara fisik maupun psikologis. 

Di antaranya selfcare fisik yang dapat dilakukan seperti olahraga dan tidur yang cukup, selfcare melakukan hobi, selfcare sosial dengan berinteraksi dengan orang lain. 

Dalam mencegah dampak dari hal buruk yang terjadi dapat melalui penerimaan dari emosi. 

Lalu dilanjut dengan recovering jika membutuhkan waktu untuk ‘beristirahat.’  

Recovering tersebut dengan membuat jurnal keseharian, mendengarkan lagu, dan kegiatan lainnya yang dapat menaikkan suasana hati, tutur Ayu. 

Setelah suasana hati lebih baik, berlanjut dengan upaya melihat sudut pandang yang berbeda atau mengevaluasi. 

Situasi ini terjadi saat seseorang melihat secara objektif dari peristiwa yang dihadapinya. 

Sehingga tanggapan yang diberikan dapat jauh lebih netral serta peristiwa yang dialami tidak akan sesulit sebelumnya. 

Penulis: Diandra Zahra



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Apakah Asteroid yang Kaya Logam Mulia Ribuan Triliun Dolar Bisa Ditambang?

Sebuah wahana antariksa sedang dalam perjalanan menuju sebuah asteroid yang mungkin mengandung logam berharga senilai sekitar US 100 ribu kuadrili ...

Context.id . 22 November 2024

Sertifikasi Halal Perkuat Daya Saing Produk Dalam Negeri

Sertifikasi halal menjadi salah satu tameng bagi pengusaha makanan dan minuman dari serbuan produk asing.

Noviarizal Fernandez . 22 November 2024

Paus Fransiskus Bakal Kanonisasi Carlo Acutis, Santo Millenial Pertama

Paus Fransiskus akan mengkanonisasi Carlo Acutis pada 27 April 2025, menjadikannya santo millenial pertama dan simbol kesatuan iman dengan dunia d ...

Context.id . 22 November 2024

Benar-benar Komedi, Pisang Dilakban Bisa Dilelang hingga Rp98,8 Miliar

Karya seni konseptual pisang karya Maurizio Cattelan, \"Comedian,\" saat dilelang di rumah lelang Sotheby’s jatuh ke tangan seorang pengusaha kr ...

Context.id . 22 November 2024