Share

Home Stories

Stories 23 April 2024

Makna Simbolis dari Penetapan Hari Buku Sedunia

Raja Alfonso XIII dari Spanyol punya peran besar dalam menetapkan tanggal peringatan hari buku sedunia

Context.id, JAKARTA - Peringatan Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia atau dikenal sebagai World Book Day yang selalu dirayakan pada 23 April tiap tahunnya didedikasikan untuk perlindungan buku, penulis dan kekayaan intelektual.

Melansir UNESCO, Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia adalah perayaan global yang ditetapkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) untuk membantu mempromosikan kenikmatan dari membaca buku dan juga mengakui ruang lingkup yang tak hanya terbatas pada kertas.

Pasalnya, buku merupakan jendela ilmu yang dapat menghubungkan garis waktu antara masa lalu dan masa depan serta jembatan antar generasi dan lintas budaya yang berbeda-beda serta dapat memberikan makna bagi para pembacanya.

Adapun 23 April dipilih oleh UNESCO sebagai Hari Buku Sedunia karena terdapat makna simbolis di dalamnya.

Tanggal itu secara kebetulan bertepatan dengan kematian beberapa penulis termasyhur yang mewarnai karya sastra dan budaya di dunia seperti William Shakespeare, Miguel de Cervantes dan Inca Garcilaso de la Vega.



Untuk menghormati para penulis besar itu dan juga penulis di seluruh dunia, UNESCO menetapkan tanggal 23 April sebagai Hari Buku Sedunia lewat Konferensi Umumnya yang diadakan di Paris pada tahun 1995 silam. 

Tak hanya itu, buku juga memungkinkan kita semua untuk belajar dan terus mendapatkan informasi serta dapat menghibur dan membantu kita untuk memahami dunia sekaligus menawarkan jendela perbedaan yang lebih kompleks.

Sebagai informasi, sebelum UNESCO menetapkan tanggal 23 April sebagai Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia, hari istimewa untuk menghormati kekuatan buku dan hak-hak penulis nyatanya sudah berlangsung sejak 1900-an.

Pada 1922 seorang penerbit dari Barcelona, Spanyol Vicente Clavel Andrés mengusulkan ada hari yang didedikasikan untuk menghormati buku dan novelis terkenal asal Spanyol yaitu Miguel de Cervantes yang meninggal pada 22 April 1616.

Adapun sebelumnya, perayaan hari buku pertama ini jatuh pada tanggal 7 Oktober 1926 yang disamakan dengan hari lahirnya Cervantes, seperti dikutip dari Dayoftheyear, Selasa, (23/4).

Namun, pada 1930 Raja Alfonso XIII dari Spanyol mengubah tanggal peringatan menjadi 23 April untuk menghormati kematian Cervantes dan novelis termasyhur lainnya. 

Mengacu pada momentum itu, pada 1995, UNESCO menetapkan tanggal 23 April sebagai Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia.

Penulis: Candra Soemirat



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 23 April 2024

Makna Simbolis dari Penetapan Hari Buku Sedunia

Raja Alfonso XIII dari Spanyol punya peran besar dalam menetapkan tanggal peringatan hari buku sedunia

Context.id, JAKARTA - Peringatan Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia atau dikenal sebagai World Book Day yang selalu dirayakan pada 23 April tiap tahunnya didedikasikan untuk perlindungan buku, penulis dan kekayaan intelektual.

Melansir UNESCO, Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia adalah perayaan global yang ditetapkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) untuk membantu mempromosikan kenikmatan dari membaca buku dan juga mengakui ruang lingkup yang tak hanya terbatas pada kertas.

Pasalnya, buku merupakan jendela ilmu yang dapat menghubungkan garis waktu antara masa lalu dan masa depan serta jembatan antar generasi dan lintas budaya yang berbeda-beda serta dapat memberikan makna bagi para pembacanya.

Adapun 23 April dipilih oleh UNESCO sebagai Hari Buku Sedunia karena terdapat makna simbolis di dalamnya.

Tanggal itu secara kebetulan bertepatan dengan kematian beberapa penulis termasyhur yang mewarnai karya sastra dan budaya di dunia seperti William Shakespeare, Miguel de Cervantes dan Inca Garcilaso de la Vega.



Untuk menghormati para penulis besar itu dan juga penulis di seluruh dunia, UNESCO menetapkan tanggal 23 April sebagai Hari Buku Sedunia lewat Konferensi Umumnya yang diadakan di Paris pada tahun 1995 silam. 

Tak hanya itu, buku juga memungkinkan kita semua untuk belajar dan terus mendapatkan informasi serta dapat menghibur dan membantu kita untuk memahami dunia sekaligus menawarkan jendela perbedaan yang lebih kompleks.

Sebagai informasi, sebelum UNESCO menetapkan tanggal 23 April sebagai Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia, hari istimewa untuk menghormati kekuatan buku dan hak-hak penulis nyatanya sudah berlangsung sejak 1900-an.

Pada 1922 seorang penerbit dari Barcelona, Spanyol Vicente Clavel Andrés mengusulkan ada hari yang didedikasikan untuk menghormati buku dan novelis terkenal asal Spanyol yaitu Miguel de Cervantes yang meninggal pada 22 April 1616.

Adapun sebelumnya, perayaan hari buku pertama ini jatuh pada tanggal 7 Oktober 1926 yang disamakan dengan hari lahirnya Cervantes, seperti dikutip dari Dayoftheyear, Selasa, (23/4).

Namun, pada 1930 Raja Alfonso XIII dari Spanyol mengubah tanggal peringatan menjadi 23 April untuk menghormati kematian Cervantes dan novelis termasyhur lainnya. 

Mengacu pada momentum itu, pada 1995, UNESCO menetapkan tanggal 23 April sebagai Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia.

Penulis: Candra Soemirat



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

TikTok Rilis Fitur Kampus, Mirip Facebook Versi Awal

Survei Pew Research Center pada 2024 menemukan enam dari sepuluh remaja di AS mengaku rutin menggunakan TikTok dan fitur ini bisa menggaet lebih ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 26 August 2025

Bubur Ayam Indonesia Dinobatkan sebagai Bubur Terenak di Dunia!

TasteAtlas menempatkan bubur ayam Indonesia sebagai bubur terenak dunia mengungguli Arroz Caldo dari Filipina serta Chè ba màu, bubur khas Vietn ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 26 August 2025

Menang di WTO, Mendag Dorong Uni Eropa Cabut Bea Imbalan Biodiesel

Pemerintah Indonesia mendesak Uni Eropa agar segera menghapus bea masuk imbalan atas impor produk biodiesel RI setelah terbitnya keputusan WTO

Renita Sukma . 25 August 2025

Kunyah Pinang Sirih Sudah Ada Sejak Zaman Kuno

Penelitian menemukan bukti praktik mengunyah pinang telah ada sejak zaman kuno, terutama di wilayah Asia Tenggara.

Renita Sukma . 24 August 2025