Share

Home Stories

Stories 10 Oktober 2023

Kesehatan Mental dan Perbaikan Kualitas Hidup

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, kesehatan mental adalah hak asasi mendasar yang dimiliki setiap manusia.

Context.id, JAKARTA - Selain  kesehatan fisik, kesehatan mental merupakan elemen kunci dalam mencapai kehidupan yang seimbang dan produktif.

Kesehatan mental itu sendiri mencakup perasaan, pikiran, dan interaksi sosial seseorang dengan lingkungannya.

Menurut Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey 2022, 15,5 juta (34,9 persen) remaja mengalami masalah mental dan 2,45 juta (5,5 persen) remaja mengalami gangguan mental.

Dari jumlah itu, baru 2,6 persen yang mengakses layanan konseling, baik emosi maupun perilaku.

Merujuk data tersebut, ini memperlihatkan kondisi kesehatan mental kaum muda sekarang tergolong memprihatinkan.

Hal ini sangat berbahaya karena anak muda merupakan generasi yang akan menjaadi penerus, terlebih lagi Indonesia sedang mengalami bonus demografi dengan membludaknya penduduk usia produktif.

Setiap 10 Oktober ini seluruh dunia memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia.

Peringatan ini sebagai bentuk dukungan atas kepedulian terhadap kesehatan mental yang jadi bagian penting dari kesehatan seseorang secara utuh.

Tema kampanye yang diusung pada 2023 ini adalah Mental Health is a Universal Human Right.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, kesehatan mental adalah hak asasi mendasar yang dimiliki setiap manusia.

Seseorang harus terbebas dari masalah mental sehingga dia dapat memperoleh kesejahteraan dalam hidup.

Orang yang memiliki kesehatan mental baik akan mampu belajar, mengatasi tekanan apa pun, bekerja dengan baik, belajar, sampai mempunyai kontribusi bagi kebaikan komunitasnya.

Sebaliknya, seseorang dapat saja berada dalam kondisi mental tidak baik seperti mengalami stres, depresi, dan sebagainya yang dapat menempatkan dirinya pada penyakit mental lebih serius.

Saat ini, banyak masalah kesehatan mental yang dialami oleh pekerja, terutama pekerja milenial atau anak muda.

Salah satu persoalan mentalnya terkait budaya kerja yang sangat berdampak pada kesehatan mental.

Mental yang tidak terjaga dengan baik dapat mempengaruhi menurunnya kesehatan fisik pula.

Selain itu, berbagai gangguan mental bisa menyerangnya seperti gangguan kecemasan, gangguan suasana hati, gangguan psikotik, gangguan makan dan paling parahnya terkena skizofrenia sehingga sulit membedakan kenyataan dan khayalan.

Negara Peduli Kesehatan Mental

Melansir dataindonesia, Swedia menjadi negara yang penduduknya paling banyak menganggap kesehatan mental menjadi masalah kesehatan utama pada saat ini.

Hal tersebut sebagaimana dinyatakan 67 persen responden di Swedia berdasarkan hasil survei Ipsos.

Chili berada di posisi kedua lantaran ada 66 persen responden yang paling mengkhawatirkan masalah kesehatan mental.

Responden di Kanada dan Spanyol yang paling khawatir dengan persoalan tersebut sama-sama sebesar 61 persen.  

Sedangkan 60 persen responden di Australia juga menganggap kesehatan mental menjadi masalah kesehatan utama.

Kemudian, responden yang paling mengkhawatirkan kesehatan mental di Selandia Baru sebanyak 59 persen.

Di sisi lain, masyarakat Indonesia belum menjadikan kesehatan mental sebagai masalah kesehatan utama.

Pasalnya, baru 38 persen responden di dalam negeri yang merasa khawatir dengan isu kesehatan mental.

Hal itu pun menempatkan Indoensia di urutan ke-22 dari 31 negara yang disurvei. Posisi Indonesia berada di bawah Afrika Selatan dengan 39 persen responden yang khawatir dengan masalah kesehatan mental.

Survei ini melibatkan 23.274 responden di 31 negara pada 21 Juli - 4 Agustus 2023 dengan rentang usia 20-74 tahun.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 10 Oktober 2023

Kesehatan Mental dan Perbaikan Kualitas Hidup

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, kesehatan mental adalah hak asasi mendasar yang dimiliki setiap manusia.

Context.id, JAKARTA - Selain  kesehatan fisik, kesehatan mental merupakan elemen kunci dalam mencapai kehidupan yang seimbang dan produktif.

Kesehatan mental itu sendiri mencakup perasaan, pikiran, dan interaksi sosial seseorang dengan lingkungannya.

Menurut Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey 2022, 15,5 juta (34,9 persen) remaja mengalami masalah mental dan 2,45 juta (5,5 persen) remaja mengalami gangguan mental.

Dari jumlah itu, baru 2,6 persen yang mengakses layanan konseling, baik emosi maupun perilaku.

Merujuk data tersebut, ini memperlihatkan kondisi kesehatan mental kaum muda sekarang tergolong memprihatinkan.

Hal ini sangat berbahaya karena anak muda merupakan generasi yang akan menjaadi penerus, terlebih lagi Indonesia sedang mengalami bonus demografi dengan membludaknya penduduk usia produktif.

Setiap 10 Oktober ini seluruh dunia memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia.

Peringatan ini sebagai bentuk dukungan atas kepedulian terhadap kesehatan mental yang jadi bagian penting dari kesehatan seseorang secara utuh.

Tema kampanye yang diusung pada 2023 ini adalah Mental Health is a Universal Human Right.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, kesehatan mental adalah hak asasi mendasar yang dimiliki setiap manusia.

Seseorang harus terbebas dari masalah mental sehingga dia dapat memperoleh kesejahteraan dalam hidup.

Orang yang memiliki kesehatan mental baik akan mampu belajar, mengatasi tekanan apa pun, bekerja dengan baik, belajar, sampai mempunyai kontribusi bagi kebaikan komunitasnya.

Sebaliknya, seseorang dapat saja berada dalam kondisi mental tidak baik seperti mengalami stres, depresi, dan sebagainya yang dapat menempatkan dirinya pada penyakit mental lebih serius.

Saat ini, banyak masalah kesehatan mental yang dialami oleh pekerja, terutama pekerja milenial atau anak muda.

Salah satu persoalan mentalnya terkait budaya kerja yang sangat berdampak pada kesehatan mental.

Mental yang tidak terjaga dengan baik dapat mempengaruhi menurunnya kesehatan fisik pula.

Selain itu, berbagai gangguan mental bisa menyerangnya seperti gangguan kecemasan, gangguan suasana hati, gangguan psikotik, gangguan makan dan paling parahnya terkena skizofrenia sehingga sulit membedakan kenyataan dan khayalan.

Negara Peduli Kesehatan Mental

Melansir dataindonesia, Swedia menjadi negara yang penduduknya paling banyak menganggap kesehatan mental menjadi masalah kesehatan utama pada saat ini.

Hal tersebut sebagaimana dinyatakan 67 persen responden di Swedia berdasarkan hasil survei Ipsos.

Chili berada di posisi kedua lantaran ada 66 persen responden yang paling mengkhawatirkan masalah kesehatan mental.

Responden di Kanada dan Spanyol yang paling khawatir dengan persoalan tersebut sama-sama sebesar 61 persen.  

Sedangkan 60 persen responden di Australia juga menganggap kesehatan mental menjadi masalah kesehatan utama.

Kemudian, responden yang paling mengkhawatirkan kesehatan mental di Selandia Baru sebanyak 59 persen.

Di sisi lain, masyarakat Indonesia belum menjadikan kesehatan mental sebagai masalah kesehatan utama.

Pasalnya, baru 38 persen responden di dalam negeri yang merasa khawatir dengan isu kesehatan mental.

Hal itu pun menempatkan Indoensia di urutan ke-22 dari 31 negara yang disurvei. Posisi Indonesia berada di bawah Afrika Selatan dengan 39 persen responden yang khawatir dengan masalah kesehatan mental.

Survei ini melibatkan 23.274 responden di 31 negara pada 21 Juli - 4 Agustus 2023 dengan rentang usia 20-74 tahun.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Tarif Trump Membuat Industri Solar Panel Asia Tenggara di Ambang Kehancuran

Sekitar 80% panel surya yang dijual di Amerika pada 2024 berasal dari Asia Tenggara

Noviarizal Fernandez . 18 June 2025

Ketika Taman Menyala dan Jakarta Mencoba Ramah

Ruang publik di Jakarta harus dikembalikan kepada mereka yang berhak yakni warganya sendiri

Renita Sukma . 17 June 2025

Benarkah Mozilla Firefox Mulai Ditinggalkan?

Firefox dianggap tertinggal dalam pengelolaan tab dan perlindungan privasi menjadi setengah hati \r\n\r\n

Noviarizal Fernandez . 16 June 2025

Ini Peramban yang Bisa Menjaga Privasi Digital Anda

Peramban bukan hanya alat, tapi juga gerbang ke dunia digital dan penjaga data kita yang paling rahasia.

Renita Sukma . 16 June 2025