Share

Stories 12 Maret 2024

Raksasa Kosmetik Natural The Body Shop Bangkrut

Inflasi yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir telah merugikan toko-toko seperti The Body Shop

Context.id, JAKARTA - The Body Shop, perusahaan kosmetik yang terkenal dengan upayanya dalam menjaga lingkungan mengalami kebangkrutan dan menutup banyak gerainya di Amerika Serikat dan Kanada. 

Dilansir dari The Guardian, Selasa (12/3) penutupan tersebut berlangsung saat perusahaan ini sedang berupaya untuk membayar pemasok bahan baku dari Australia, di tengah kekurangan dana akibat perusahaan induknya di Inggris resmi tutup bulan lalu. 

Pada 2023 lalu,  terjadi penurunan pendapatan hingga 13,5% dibandingkan 2022. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya inflasi pada beberapa tahun ke belakang sehingga para pengecer mengalami kerugian. 

Inflasi yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir telah merugikan toko-toko seperti The Body Shop yang sebagian besar beroperasi di luar mal dan ditujukan untuk kelas menengah yang saat ini kondisinya pun sedang sulit. 

Hingga saat ini sebanyak 50 gerai di Amerika Serikat harus ditutup. Mereka juga menjual aset untuk melunasi hutang, dan juga membuat sekitar 400 pekerjaan terancam terutama yang berada di pusat distribusi yang masih menyimpan stok barang bernilai jutaan dolar. 



Penutupan gerai dan pemberhentian pekerja juga dirasakan di cabang Kanada. Sebanyak 33 dari 105 gerai telah ditutup. Bahkan lebih dari 200 orang harus diberhentikan.

Sementara di Australia, grup ini bertanggung jawab hampir sekitar 100 toko dan lebih dari 20 toko di Selandia Baru. Diketahui masa depan perusahaan menjadi kurang stabil akibat perusahaan harus berupaya menutupi hutang dengan jumlah yang besar sementara akses ke pendanaan terputus. 

Perusahaan yang ikut andil dalam isu lingkungan sebagai budaya perusahaan tersebut telah masuk di Indonesia pada tahun 1992. The Body Shop menjadi salah satu kosmetik yang menggunakan bahan ramah lingkungan baik di produksi di dalam negeri hingga di luar negeri. 

Di Indonesia, berdasarkan penelitian Universitas Indonesia ditemukan bahwa dari 120 pembeli produk The Body Shop yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya hanya membeli produk ini ketika terdapat promo saja karena harganya yang cukup tinggi. 

The Body Shop telah didirikan sejak 1976 di Inggris oleh aktivis lingkungan dan hak asasi manusia Anita Roddick. Perusahaan ini memasarkan produk kosmetik yang diklaim alami, dan ramah lingkungan.

Perusahaan itu bahkan dikenal sebagai salah satu perusahaan pertama yang melarang uji coba produk kosmetik terhadap hewan. Pada 2019, perusahaan ini telah disertifikasi B Corp atau memenuhi standar transparansi dan kesadaran lingkungan.

Pada 2023, bisnis The Body Shop sebetulnya masih berkembangan dengan kehadiran 2.500 toko ritel di lebih dari 80 negara. Perusahaan itu juga memasarkan produknya secara daring di lebih dari 60 pasar digital.

Dalam perjalanannya, The Body Shop telah beberapa kali pindah kepemilikan. Pada 2006, perusahaan itu dibeli oleh L'Oreal dengan harga lebih dari US$ 1 miliar. Lalu pada 2017 dibeli perusahaan Brasil, Natura & Co seharga US$ 1 miliar.

Selanjutnya, pada akhir tahun lalu, The Body Shop dijual oleh Natura ke perusahaan manajemen aset Aurelius seharga US$ 266 juta setelah laporan keuangannya mencatat penurunan bisnis 13,5% secara tahunan pada 2022.

Penulis: Diandra Zahra



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 12 Maret 2024

Raksasa Kosmetik Natural The Body Shop Bangkrut

Inflasi yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir telah merugikan toko-toko seperti The Body Shop

Context.id, JAKARTA - The Body Shop, perusahaan kosmetik yang terkenal dengan upayanya dalam menjaga lingkungan mengalami kebangkrutan dan menutup banyak gerainya di Amerika Serikat dan Kanada. 

Dilansir dari The Guardian, Selasa (12/3) penutupan tersebut berlangsung saat perusahaan ini sedang berupaya untuk membayar pemasok bahan baku dari Australia, di tengah kekurangan dana akibat perusahaan induknya di Inggris resmi tutup bulan lalu. 

Pada 2023 lalu,  terjadi penurunan pendapatan hingga 13,5% dibandingkan 2022. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya inflasi pada beberapa tahun ke belakang sehingga para pengecer mengalami kerugian. 

Inflasi yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir telah merugikan toko-toko seperti The Body Shop yang sebagian besar beroperasi di luar mal dan ditujukan untuk kelas menengah yang saat ini kondisinya pun sedang sulit. 

Hingga saat ini sebanyak 50 gerai di Amerika Serikat harus ditutup. Mereka juga menjual aset untuk melunasi hutang, dan juga membuat sekitar 400 pekerjaan terancam terutama yang berada di pusat distribusi yang masih menyimpan stok barang bernilai jutaan dolar. 



Penutupan gerai dan pemberhentian pekerja juga dirasakan di cabang Kanada. Sebanyak 33 dari 105 gerai telah ditutup. Bahkan lebih dari 200 orang harus diberhentikan.

Sementara di Australia, grup ini bertanggung jawab hampir sekitar 100 toko dan lebih dari 20 toko di Selandia Baru. Diketahui masa depan perusahaan menjadi kurang stabil akibat perusahaan harus berupaya menutupi hutang dengan jumlah yang besar sementara akses ke pendanaan terputus. 

Perusahaan yang ikut andil dalam isu lingkungan sebagai budaya perusahaan tersebut telah masuk di Indonesia pada tahun 1992. The Body Shop menjadi salah satu kosmetik yang menggunakan bahan ramah lingkungan baik di produksi di dalam negeri hingga di luar negeri. 

Di Indonesia, berdasarkan penelitian Universitas Indonesia ditemukan bahwa dari 120 pembeli produk The Body Shop yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya hanya membeli produk ini ketika terdapat promo saja karena harganya yang cukup tinggi. 

The Body Shop telah didirikan sejak 1976 di Inggris oleh aktivis lingkungan dan hak asasi manusia Anita Roddick. Perusahaan ini memasarkan produk kosmetik yang diklaim alami, dan ramah lingkungan.

Perusahaan itu bahkan dikenal sebagai salah satu perusahaan pertama yang melarang uji coba produk kosmetik terhadap hewan. Pada 2019, perusahaan ini telah disertifikasi B Corp atau memenuhi standar transparansi dan kesadaran lingkungan.

Pada 2023, bisnis The Body Shop sebetulnya masih berkembangan dengan kehadiran 2.500 toko ritel di lebih dari 80 negara. Perusahaan itu juga memasarkan produknya secara daring di lebih dari 60 pasar digital.

Dalam perjalanannya, The Body Shop telah beberapa kali pindah kepemilikan. Pada 2006, perusahaan itu dibeli oleh L'Oreal dengan harga lebih dari US$ 1 miliar. Lalu pada 2017 dibeli perusahaan Brasil, Natura & Co seharga US$ 1 miliar.

Selanjutnya, pada akhir tahun lalu, The Body Shop dijual oleh Natura ke perusahaan manajemen aset Aurelius seharga US$ 266 juta setelah laporan keuangannya mencatat penurunan bisnis 13,5% secara tahunan pada 2022.

Penulis: Diandra Zahra



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Apakah Asteroid yang Kaya Logam Mulia Ribuan Triliun Dolar Bisa Ditambang?

Sebuah wahana antariksa sedang dalam perjalanan menuju sebuah asteroid yang mungkin mengandung logam berharga senilai sekitar US 100 ribu kuadrili ...

Context.id . 22 November 2024

Sertifikasi Halal Perkuat Daya Saing Produk Dalam Negeri

Sertifikasi halal menjadi salah satu tameng bagi pengusaha makanan dan minuman dari serbuan produk asing.

Noviarizal Fernandez . 22 November 2024

Paus Fransiskus Bakal Kanonisasi Carlo Acutis, Santo Millenial Pertama

Paus Fransiskus akan mengkanonisasi Carlo Acutis pada 27 April 2025, menjadikannya santo millenial pertama dan simbol kesatuan iman dengan dunia d ...

Context.id . 22 November 2024

Benar-benar Komedi, Pisang Dilakban Bisa Dilelang hingga Rp98,8 Miliar

Karya seni konseptual pisang karya Maurizio Cattelan, \"Comedian,\" saat dilelang di rumah lelang Sotheby’s jatuh ke tangan seorang pengusaha kr ...

Context.id . 22 November 2024