Setelah Hilang Satu Dekade, Malaysia Mencari Kembali Pesawat MH370
Pencarian kembali pesawat MH370 milik Malaysia Airlines yang hilang di atas Samudera Hindia pada 2014 silam akan dibantu perusahaan robot kelautan AS, Ocean Infinity.
Context.id, JAKARTA - Pemerintah Malaysia mempertimbangkan untuk mencari lagi pesawat milik Malaysia Airlines MH370 yang hilang 10 tahun lalu.
Upaya itu kembali muncul setelah perusahaan robot kelautan AS, Ocean Infinity mengajukan diri untuk ikut mencari puing pesawat di laut dalam.
Melansir the guardian, Senin (4/3) perusahaan Ocean Infinity menyatakan mampu mencari puing pesawat di lautan yang dalam. Bahkan, perusahaan ini sudah mengajukan cetak biru penawaran kepada pemerintahan Malaysia.
Penerbangan MH370 menghilang dari radar lalu lintas udara pada 8 Maret 2014. Penerbangan dari kota Kuala Lumpur menuju Beijing tersebut membawa 12 awak asal Malaysia dan 227 penumpang lainnya.
Kasus ini menghebongkan dunia penerbangan. Pencarian terbesar sepanjang sejarah dilakukan namun sayangnya hingga kini keberadaan MH370 masih menjadi tanda tanya besar.
BACA JUGA
Diketahui pencarian pesawat tersebut berakhir pada Januari 2017 berdasarkan hasil penelusuran kurang lebih 120.000 km persegi di selatan Samudera Hindia selama tiga tahun dengan tim koordinasi Malaysia, China dan Australia.
Operasi tersebut dibiayai oleh Malaysia dan Australia dengan mengeluarkan biaya sebesar AU$180 juta.
Sebanyak 150 penumpang asal China menjadi awak pesawat dari kejadian tersebut. Kabarnya kerabat dari korban penumpang China tersebut menuntut kompensasi antara lain kepada Malaysia Airlines, Boeing, pembuat mesin pesawat Rolls-Royce dan grup asuransi Allianz.
Keluarga korban awak pesawat MH370 mendukung tawaran pencarian dari Ocean Infinity tersebut. Dukungan itu diberikan saat mereka berkumpul untuk memperingati 10 tahun hilangnya pesawat.
Para keluarga mengenang korban dengan menyalakan 239 yang menjadi simbol penumpang di dalam pesawat MH370.
Jacquita Gonzales, istri korban Patrick Gomes yang berada dalam pesawat itu mengatakan keluarga korban termasuk dirinya selalu memperingati hari saat pesawat itu hilang.
“Setiap tahun menjelang tanggal 8 Maret, semua yang terjadi pada hari itu, kenangan, kembali seolah-olah baru kemarin. Kami menghidupkan kembali seruan menyakitkan dari Malaysia Airlines yang mengatakan bahwa pesawat tersebut hilang," ujar Jacquita
Mereka mengatakan pencarian ini sangatlah penting karena dapat berpengaruh pada keselamatan penerbangan di masa depan.
“Satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan menemukan pesawatnya. Itu sebabnya penting untuk terus mencari. Jangan biarkan hal itu tetap menjadi misteri,” tambahnya.
Menteri Transportasi Malaysia, Anthony Loke, memberikan tanggapan atas dukungannya terhadap pencarian kembali pesawat MH370 ini.
Dirinya juga menjelaskan terhadap pertemuan yang akan dilakukan bersama Ocean Infinity dan berharap untuk bertemu secepatnya.
“Sejauh ini Malaysia berkomitmen untuk menemukan pesawat tersebut… biaya bukanlah masalahnya”.
Penulis: Diandra Zahra
RELATED ARTICLES
Setelah Hilang Satu Dekade, Malaysia Mencari Kembali Pesawat MH370
Pencarian kembali pesawat MH370 milik Malaysia Airlines yang hilang di atas Samudera Hindia pada 2014 silam akan dibantu perusahaan robot kelautan AS, Ocean Infinity.
Context.id, JAKARTA - Pemerintah Malaysia mempertimbangkan untuk mencari lagi pesawat milik Malaysia Airlines MH370 yang hilang 10 tahun lalu.
Upaya itu kembali muncul setelah perusahaan robot kelautan AS, Ocean Infinity mengajukan diri untuk ikut mencari puing pesawat di laut dalam.
Melansir the guardian, Senin (4/3) perusahaan Ocean Infinity menyatakan mampu mencari puing pesawat di lautan yang dalam. Bahkan, perusahaan ini sudah mengajukan cetak biru penawaran kepada pemerintahan Malaysia.
Penerbangan MH370 menghilang dari radar lalu lintas udara pada 8 Maret 2014. Penerbangan dari kota Kuala Lumpur menuju Beijing tersebut membawa 12 awak asal Malaysia dan 227 penumpang lainnya.
Kasus ini menghebongkan dunia penerbangan. Pencarian terbesar sepanjang sejarah dilakukan namun sayangnya hingga kini keberadaan MH370 masih menjadi tanda tanya besar.
BACA JUGA
Diketahui pencarian pesawat tersebut berakhir pada Januari 2017 berdasarkan hasil penelusuran kurang lebih 120.000 km persegi di selatan Samudera Hindia selama tiga tahun dengan tim koordinasi Malaysia, China dan Australia.
Operasi tersebut dibiayai oleh Malaysia dan Australia dengan mengeluarkan biaya sebesar AU$180 juta.
Sebanyak 150 penumpang asal China menjadi awak pesawat dari kejadian tersebut. Kabarnya kerabat dari korban penumpang China tersebut menuntut kompensasi antara lain kepada Malaysia Airlines, Boeing, pembuat mesin pesawat Rolls-Royce dan grup asuransi Allianz.
Keluarga korban awak pesawat MH370 mendukung tawaran pencarian dari Ocean Infinity tersebut. Dukungan itu diberikan saat mereka berkumpul untuk memperingati 10 tahun hilangnya pesawat.
Para keluarga mengenang korban dengan menyalakan 239 yang menjadi simbol penumpang di dalam pesawat MH370.
Jacquita Gonzales, istri korban Patrick Gomes yang berada dalam pesawat itu mengatakan keluarga korban termasuk dirinya selalu memperingati hari saat pesawat itu hilang.
“Setiap tahun menjelang tanggal 8 Maret, semua yang terjadi pada hari itu, kenangan, kembali seolah-olah baru kemarin. Kami menghidupkan kembali seruan menyakitkan dari Malaysia Airlines yang mengatakan bahwa pesawat tersebut hilang," ujar Jacquita
Mereka mengatakan pencarian ini sangatlah penting karena dapat berpengaruh pada keselamatan penerbangan di masa depan.
“Satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan menemukan pesawatnya. Itu sebabnya penting untuk terus mencari. Jangan biarkan hal itu tetap menjadi misteri,” tambahnya.
Menteri Transportasi Malaysia, Anthony Loke, memberikan tanggapan atas dukungannya terhadap pencarian kembali pesawat MH370 ini.
Dirinya juga menjelaskan terhadap pertemuan yang akan dilakukan bersama Ocean Infinity dan berharap untuk bertemu secepatnya.
“Sejauh ini Malaysia berkomitmen untuk menemukan pesawat tersebut… biaya bukanlah masalahnya”.
Penulis: Diandra Zahra
POPULAR
RELATED ARTICLES