Peluang Usaha Berbisnis Cloud Bagi Anak Muda
Dunia digital melahirkan banyak peluang bagi anak-anak muda Indonesia. Kuncinya, penguasaan teknologi, cermat membaca tren, hingga keuletan bisa mengail profit yang cukup be
Context.id, JAKARTA - Dunia digital melahirkan banyak peluang bagi anak-anak muda Indonesia. Kuncinya, penguasaan teknologi, cermat membaca tren, hingga keuletan bisa mengail profit yang cukup besar.
Seperti kisah seorang pengusaha muda asal Jakarta yang merintis bisnis di bidang IT, Hendrawan Deny Ardiyatman.
Pria berusia 35 tahun ini merupakan seorang Country Director dari Devoteam G Cloud Indonesia, sebuah perusahaan konsultan IT ternama yang merupakan partner Google Cloud dan mengoptimalkan teknologi Google Cloud.
Devoteam G Cloud bisa membangun beragam inovasi dan transformasi digital sebagai bentuk solusi atau servis di berbagai lanskap, seperti perbankan, transportasi, telekomunikasi, hingga kesehatan.
Beberapa layanan Devoteam G Cloud di antaranya adalah cloud solution, data analytic, artificial intelligence dan machine learning.
Entitas ini merupakan perusahaan multinasional asal Prancis yang sudah hadir sejak satu dekade lalu dan tersebar di lebih dari 20 negara.
Beragam penghargaan Google Cloud Partner telah diraih oleh Devoteam G Cloud. Meski di Tanah Air baru berusia 4 tahun, tetapi Devoteam G Cloud Indonesia mampu menarik perhatian global berkat prestasinya.
BACA JUGA
Sederet pelanggan dari berbagai industri sudah dikantongi, penjualannya pun terus melejit secara signifikan.
Hingga pada 2021 lalu, Hendrawan Deny Ardiyatman telah memperoleh penghargaan sebagai “Top Achiever for Enterprise Digital Native Segments” di Google Cloud Indonesia.
Pria yang akrab disapa Ardi ini juga berhasil meraih penghargaan “2022 Google Cloud Partner All Star” di Region Asia Pacific (APAC), berkat kegigihannya meningkatkan penjualan.
Untuk sampai berada di posisi ini, bukanlah sesuatu yang mudah bagi Hendrawan Deny Ardiyatman. Pria yang akrab disapa Ardi ini bukanlah seseorang yang berlatar belakang pendidikan bisnis atau manajemen.
Dia lahir di keluarga sederhana, bukan keluarga pebisnis yang menyelimutinya dengan sederet privilege. Melalui mimpi yang besar, dia terus meningkatkan kualitas diri dengan berbagai wawasan baru, sertifikasi, dan ketekunan di dunia teknologi, bidang yang ia cintai.
“Sejak lulus kuliah, saya sudah bertekad mau jadi seorang entrepreneur, tapi tentu saja perjalanannya tidak mulus. Saya sempat membangun bisnis IT bersama teman-teman yang berlokasi di Yogyakarta, tapi hanya bertahan 2 tahun. Sempat bekerja di berbagai bidang, tapi balik lagi ke dunia IT," ujarnya
Dirinya percaya bahwa industri teknologi tidak akan mati, namun akan terus berkembang dan masih ada banyak kemungkinan dan kesempatan baru dari sektor ini.
Mengawali Devoteam G Cloud pada tahun 2019 sendirian, kini, sang perusahaan sudah bertumbuh pesat dan memiliki lebih dari 50 karyawan sampai tahun 2024 ini.
Dengan pendapatan yang terus meningkat serta beragam penghargaan, Devoteam G Cloud Indonesia telah banyak memperoleh kepercayaan dari Devoteam G Cloud global, Google, dan sederet klien.
Valuasi perusahaan juga terus merangkak naik. Pada tahun 2023 silam, valuasi Devoteam G Cloud Indonesia bahkan mencapai US$15 juta.
“Awalnya, Devoteam G Cloud Indonesia hanya menguasai pasar digital native, namun kami terus belajar dan mengatur strategi, hingga kini kami dapat merangkul sektor traditional enterprise sebagai customer kami," ujarnya.
Berbekal pengalaman Devoteam yang telah melakukan implementasi transformasi digital di berbagai sektor industri, Hendrawan memiliki banyak study cases yang terbukti dapat membantu atau meningkatkan performa bisnis para customer.
"Potensi bisnis cloud sangat besar di Indonesia, saya optimistis industri teknologi memiliki masa depan yang cerah,” pungkasnya.
RELATED ARTICLES
Peluang Usaha Berbisnis Cloud Bagi Anak Muda
Dunia digital melahirkan banyak peluang bagi anak-anak muda Indonesia. Kuncinya, penguasaan teknologi, cermat membaca tren, hingga keuletan bisa mengail profit yang cukup be
Context.id, JAKARTA - Dunia digital melahirkan banyak peluang bagi anak-anak muda Indonesia. Kuncinya, penguasaan teknologi, cermat membaca tren, hingga keuletan bisa mengail profit yang cukup besar.
Seperti kisah seorang pengusaha muda asal Jakarta yang merintis bisnis di bidang IT, Hendrawan Deny Ardiyatman.
Pria berusia 35 tahun ini merupakan seorang Country Director dari Devoteam G Cloud Indonesia, sebuah perusahaan konsultan IT ternama yang merupakan partner Google Cloud dan mengoptimalkan teknologi Google Cloud.
Devoteam G Cloud bisa membangun beragam inovasi dan transformasi digital sebagai bentuk solusi atau servis di berbagai lanskap, seperti perbankan, transportasi, telekomunikasi, hingga kesehatan.
Beberapa layanan Devoteam G Cloud di antaranya adalah cloud solution, data analytic, artificial intelligence dan machine learning.
Entitas ini merupakan perusahaan multinasional asal Prancis yang sudah hadir sejak satu dekade lalu dan tersebar di lebih dari 20 negara.
Beragam penghargaan Google Cloud Partner telah diraih oleh Devoteam G Cloud. Meski di Tanah Air baru berusia 4 tahun, tetapi Devoteam G Cloud Indonesia mampu menarik perhatian global berkat prestasinya.
BACA JUGA
Sederet pelanggan dari berbagai industri sudah dikantongi, penjualannya pun terus melejit secara signifikan.
Hingga pada 2021 lalu, Hendrawan Deny Ardiyatman telah memperoleh penghargaan sebagai “Top Achiever for Enterprise Digital Native Segments” di Google Cloud Indonesia.
Pria yang akrab disapa Ardi ini juga berhasil meraih penghargaan “2022 Google Cloud Partner All Star” di Region Asia Pacific (APAC), berkat kegigihannya meningkatkan penjualan.
Untuk sampai berada di posisi ini, bukanlah sesuatu yang mudah bagi Hendrawan Deny Ardiyatman. Pria yang akrab disapa Ardi ini bukanlah seseorang yang berlatar belakang pendidikan bisnis atau manajemen.
Dia lahir di keluarga sederhana, bukan keluarga pebisnis yang menyelimutinya dengan sederet privilege. Melalui mimpi yang besar, dia terus meningkatkan kualitas diri dengan berbagai wawasan baru, sertifikasi, dan ketekunan di dunia teknologi, bidang yang ia cintai.
“Sejak lulus kuliah, saya sudah bertekad mau jadi seorang entrepreneur, tapi tentu saja perjalanannya tidak mulus. Saya sempat membangun bisnis IT bersama teman-teman yang berlokasi di Yogyakarta, tapi hanya bertahan 2 tahun. Sempat bekerja di berbagai bidang, tapi balik lagi ke dunia IT," ujarnya
Dirinya percaya bahwa industri teknologi tidak akan mati, namun akan terus berkembang dan masih ada banyak kemungkinan dan kesempatan baru dari sektor ini.
Mengawali Devoteam G Cloud pada tahun 2019 sendirian, kini, sang perusahaan sudah bertumbuh pesat dan memiliki lebih dari 50 karyawan sampai tahun 2024 ini.
Dengan pendapatan yang terus meningkat serta beragam penghargaan, Devoteam G Cloud Indonesia telah banyak memperoleh kepercayaan dari Devoteam G Cloud global, Google, dan sederet klien.
Valuasi perusahaan juga terus merangkak naik. Pada tahun 2023 silam, valuasi Devoteam G Cloud Indonesia bahkan mencapai US$15 juta.
“Awalnya, Devoteam G Cloud Indonesia hanya menguasai pasar digital native, namun kami terus belajar dan mengatur strategi, hingga kini kami dapat merangkul sektor traditional enterprise sebagai customer kami," ujarnya.
Berbekal pengalaman Devoteam yang telah melakukan implementasi transformasi digital di berbagai sektor industri, Hendrawan memiliki banyak study cases yang terbukti dapat membantu atau meningkatkan performa bisnis para customer.
"Potensi bisnis cloud sangat besar di Indonesia, saya optimistis industri teknologi memiliki masa depan yang cerah,” pungkasnya.
POPULAR
RELATED ARTICLES