Share

Home Stories

Stories 29 Januari 2024

Ukraina dan Belitan Korupsi Perhananan di Tengah Darurat Perang

Di tengah masa invasi militer oleh Rusia, Dinas keamanan SBU Ukraina mengungkap skema dugaan korupsi pembelian senjata oleh oknum pejabat militer senilai Rp632,2 miliar.

Context.id, JAKARTA - Dinas keamanan SBU Ukraina mengungkap skema dugaan korupsi pembelian senjata oleh oknum pejabat militer dengan total nilai sekitar 1,5 miliar Hryvnia Ukraina atau setara dengan Rp632,2 miliar.

 

Dugaan korupsi ini dilakukan di tengah invasi melawan Rusia dan krisis senjata untuk tentara.

Kasus ini bermula saat para pejabat senior Kementerian Pertahanan, mantan pejabat Kementerian Pertahanan, serta kepala perusahaan swasta berafiliasi melakukan pengadaan senjata 100.000 peluru mortir untuk Angkatan Bersenjata melalui skema penipuan.

Pengadaan tersebut senilai sekitar 1,5 miliar Hryvnia Ukraina atau setara dengan Rp632,2 miliar dari anggaran belanja pertahanan Ukraina.



"Menurut penyelidikan, mantan dan pejabat tinggi Kementerian Pertahanan serta pimpinan perusahaan afiliasi terlibat dalam penggelapan tersebut," ujar pihak SBU dilansir dari Reuters, Senin (29/1/2024).

SBU mengonfirmasi mereka telah menandatangai kontrak untuk membeli peluru dari pemasok senjata Lviv Arsenal pada Agustus 2022 atau 6 bulan setelah perang.

Dalam skema pembelian tersebut diketahui Kementerian Pertahanan mentransfer uang dalam jumlah penuh yang ditetapkan pada dokumen yang ditandatangani ke rekening perusahaan.

Dana tersebut kemudian mengalir ke entitas komersial asing yang seharusnya mengirimkan amunisi. Tetapi pada kenyatannya, tidak ada satu pun peluru artileri yang dikirim ke Ukraina.

Lima orang telah ditetapkan sebagai tersangka karena diduga berpartisipasi dalam skema penipuan tersebut.

Dari kelima tersangka korupsi yang ditangkap intelijen Ukraina, empat orang adalah pejabat kementerian pertahanan.

Sementara, seorang lainnya adalah manajer pemasok senjata dari perusahaan Lviv Arsenal. Salah satu tersangka bahkan mencoba kabur dari Ukraina dengan melintasi perbatasan.

Kejadian tersebut sangat disayangkan. Pasalnya Kiev tengah berupaya keras memberantas korupsi, untuk memuluskan langkah menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Namun ternyata kejadian korupsi di bidang pertahanan bukan pertama kali ini terjadi selama masa darurat perang dengan Rusia.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov diberhentikan pada bulan September lalu karena berbagai kasus korupsi.

Padahal dia memiliki reputasi yang kuat mewakili Ukraina dalam diskusi dengan sekutu Baratnya.

Meskipun dia tidak dituduh melakukan korupsi secara pribadi, beberapa kasus menimpa militer di bawah kepemimpinannya, di antaranya terkait penyediaan makanan bagi pasukan dan pengadaan pakaian yang sesuai untuk prajurit.



Penulis : Ririn oktaviani

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 29 Januari 2024

Ukraina dan Belitan Korupsi Perhananan di Tengah Darurat Perang

Di tengah masa invasi militer oleh Rusia, Dinas keamanan SBU Ukraina mengungkap skema dugaan korupsi pembelian senjata oleh oknum pejabat militer senilai Rp632,2 miliar.

Context.id, JAKARTA - Dinas keamanan SBU Ukraina mengungkap skema dugaan korupsi pembelian senjata oleh oknum pejabat militer dengan total nilai sekitar 1,5 miliar Hryvnia Ukraina atau setara dengan Rp632,2 miliar.

 

Dugaan korupsi ini dilakukan di tengah invasi melawan Rusia dan krisis senjata untuk tentara.

Kasus ini bermula saat para pejabat senior Kementerian Pertahanan, mantan pejabat Kementerian Pertahanan, serta kepala perusahaan swasta berafiliasi melakukan pengadaan senjata 100.000 peluru mortir untuk Angkatan Bersenjata melalui skema penipuan.

Pengadaan tersebut senilai sekitar 1,5 miliar Hryvnia Ukraina atau setara dengan Rp632,2 miliar dari anggaran belanja pertahanan Ukraina.



"Menurut penyelidikan, mantan dan pejabat tinggi Kementerian Pertahanan serta pimpinan perusahaan afiliasi terlibat dalam penggelapan tersebut," ujar pihak SBU dilansir dari Reuters, Senin (29/1/2024).

SBU mengonfirmasi mereka telah menandatangai kontrak untuk membeli peluru dari pemasok senjata Lviv Arsenal pada Agustus 2022 atau 6 bulan setelah perang.

Dalam skema pembelian tersebut diketahui Kementerian Pertahanan mentransfer uang dalam jumlah penuh yang ditetapkan pada dokumen yang ditandatangani ke rekening perusahaan.

Dana tersebut kemudian mengalir ke entitas komersial asing yang seharusnya mengirimkan amunisi. Tetapi pada kenyatannya, tidak ada satu pun peluru artileri yang dikirim ke Ukraina.

Lima orang telah ditetapkan sebagai tersangka karena diduga berpartisipasi dalam skema penipuan tersebut.

Dari kelima tersangka korupsi yang ditangkap intelijen Ukraina, empat orang adalah pejabat kementerian pertahanan.

Sementara, seorang lainnya adalah manajer pemasok senjata dari perusahaan Lviv Arsenal. Salah satu tersangka bahkan mencoba kabur dari Ukraina dengan melintasi perbatasan.

Kejadian tersebut sangat disayangkan. Pasalnya Kiev tengah berupaya keras memberantas korupsi, untuk memuluskan langkah menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Namun ternyata kejadian korupsi di bidang pertahanan bukan pertama kali ini terjadi selama masa darurat perang dengan Rusia.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov diberhentikan pada bulan September lalu karena berbagai kasus korupsi.

Padahal dia memiliki reputasi yang kuat mewakili Ukraina dalam diskusi dengan sekutu Baratnya.

Meskipun dia tidak dituduh melakukan korupsi secara pribadi, beberapa kasus menimpa militer di bawah kepemimpinannya, di antaranya terkait penyediaan makanan bagi pasukan dan pengadaan pakaian yang sesuai untuk prajurit.



Penulis : Ririn oktaviani

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Barbie One-of-a-Kind Wujud Persembahan untuk Ekonomi dan Budaya Indonesia

Perilisan Barbie One-of-a-Kind edisi HUT RI ke-80 Indonesia tandai momen penting bagi Indonesia dan Mattel.

Context.id . 15 August 2025

Di Balik Streaming Musik di Spotify, Ada Jejak Karbon Tersembunyi

Walaupun emisi karbon dari streaming audio lebih kecil, ternyata Spotify tetap berkontribusi signifikan menyumbang jejak emisi karbon karena ekspa ...

Context.id . 14 August 2025

Cek Rekomendasi Asuransi untuk Pekerja Muda dan Kepala Rumah Tangga

Asuransi kecelakaan diri, asuransi kesehatan dan asuransi jiwa untuk pendidikan anak sangat penting untuk dimiliki pekerja muda dan kepala rumah t ...

Context.id . 14 August 2025

Kebijakan Tak Konsisten dan Kepemimpinan Heroik Populis Prabowo

Kebijakan Prabowo sering dicabut setelah mendapat protes publik, mencerminkan gaya kepemimpinan yang lebih populis

Renita Sukma . 14 August 2025