Rusia Siap Caplok Empat Wilayah Ukraina
Hasil referendum di empat wilayah tersebut menyatakan bahwa para penduduk setuju untuk bergabung dengan Rusia.
Context, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin segera mengumumkan bahwa empat wilayah Ukraina akan beralih menjadi milik Rusia. Peralihan itu akan segera terjadi, sebab hasil referendum di empat wilayah tersebut telah dimenangkan pendukung pro-Moskow.
Wilayah-wilayah yang dimaksud tersebut adalah Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson. Luas dari empat wilayah tersebut cukup besar, yakni sekitar 15 persen dari total luas Ukraina.
Menurut versi media Rusia, dan para pejabat Rusia, perhitungan suara yang dilakukan pada hari Selasa (27/9/2022) menyatakan sekitar 87 persen hingga 98,5 persen penduduk ingin bergabung dengan Rusia. Dari hasil tersebut, ketua majelis tinggi parlemen Rusia mempertimbangkan akan memilih 4 Oktober sebagai waktu penggabungan empat wilayah dari Ukraina.
Sementara itu, dari sisi Ukraina dan negara barat, pemungutan suara yang dilakukan Rusia tersebut adalah sebuah pemaksaan sebagai dalih hukum bagi Rusia untuk merebut empat wilayah Ukraina. Pasalnya, pemungutan suara tersebut dilakukan dengan cara menugaskan pejabat Rusia untuk datang ke rumah-rumah penduduk.
"Lelucon di wilayah pendudukan ini bahkan tidak bisa disebut tiruan dari referendum," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dikutip Tempo.
Selain itu, hal yang sama juga sempat diungkapkan oleh penduduk Ukraina yang kabur ke wilayah yang masih diduduki Ukraina. Dilansir Bisnis, penduduk tersebut mengungkapkan bahwa orang-orang yang berada di Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson telah dipaksa untuk melakukan pemungutan suara.
Dari sebuah rekaman yang ditunjukan, pejabat Rusia yang mendatangi rumah-rumah penduduk tersebut diikuti oleh orang-orang bersenjata di belakangnya. Hal ini lah yang membuat para penduduk ‘terpaksa’ untuk memilih Rusia.
Tetapi, pihak Rusia mengatakan bahwa pemungutan suara tersebut telah dilakukan secara demokrasi, bersifat sukarela, dan sesuai dengan hukum internasional yang berlaku. Rusia juga mengatakan bahwa antusias pemungutan suara tersebut sangat lah tinggi.
Tanggapan Barat
Melihat rencana aneksasi Rusia kepada empat wilayahnya, Zelensky pun langsung mencoba untuk menggalang dukungan internasional, terutama dari negara-negara barat yang selama ini mendukungnya, seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada, Jerman, dan Turki.
Menanggapi hal tersebut, Amerika Serikat mengklaim bahwa mereka sedang mempertimbangkan sanksi ekonomi yang baru kepada Rusia. Pembicaraan mengenai sanksi ini sedang dibicarakan dengan negara-negara sekutunya. Sama seperti AS, Uni Eropa juga telah mengusulkan untuk menjatuhkan sanksi ekonomi yang baru kepada Rusia.
RELATED ARTICLES
Rusia Siap Caplok Empat Wilayah Ukraina
Hasil referendum di empat wilayah tersebut menyatakan bahwa para penduduk setuju untuk bergabung dengan Rusia.
Context, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin segera mengumumkan bahwa empat wilayah Ukraina akan beralih menjadi milik Rusia. Peralihan itu akan segera terjadi, sebab hasil referendum di empat wilayah tersebut telah dimenangkan pendukung pro-Moskow.
Wilayah-wilayah yang dimaksud tersebut adalah Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson. Luas dari empat wilayah tersebut cukup besar, yakni sekitar 15 persen dari total luas Ukraina.
Menurut versi media Rusia, dan para pejabat Rusia, perhitungan suara yang dilakukan pada hari Selasa (27/9/2022) menyatakan sekitar 87 persen hingga 98,5 persen penduduk ingin bergabung dengan Rusia. Dari hasil tersebut, ketua majelis tinggi parlemen Rusia mempertimbangkan akan memilih 4 Oktober sebagai waktu penggabungan empat wilayah dari Ukraina.
Sementara itu, dari sisi Ukraina dan negara barat, pemungutan suara yang dilakukan Rusia tersebut adalah sebuah pemaksaan sebagai dalih hukum bagi Rusia untuk merebut empat wilayah Ukraina. Pasalnya, pemungutan suara tersebut dilakukan dengan cara menugaskan pejabat Rusia untuk datang ke rumah-rumah penduduk.
"Lelucon di wilayah pendudukan ini bahkan tidak bisa disebut tiruan dari referendum," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dikutip Tempo.
Selain itu, hal yang sama juga sempat diungkapkan oleh penduduk Ukraina yang kabur ke wilayah yang masih diduduki Ukraina. Dilansir Bisnis, penduduk tersebut mengungkapkan bahwa orang-orang yang berada di Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson telah dipaksa untuk melakukan pemungutan suara.
Dari sebuah rekaman yang ditunjukan, pejabat Rusia yang mendatangi rumah-rumah penduduk tersebut diikuti oleh orang-orang bersenjata di belakangnya. Hal ini lah yang membuat para penduduk ‘terpaksa’ untuk memilih Rusia.
Tetapi, pihak Rusia mengatakan bahwa pemungutan suara tersebut telah dilakukan secara demokrasi, bersifat sukarela, dan sesuai dengan hukum internasional yang berlaku. Rusia juga mengatakan bahwa antusias pemungutan suara tersebut sangat lah tinggi.
Tanggapan Barat
Melihat rencana aneksasi Rusia kepada empat wilayahnya, Zelensky pun langsung mencoba untuk menggalang dukungan internasional, terutama dari negara-negara barat yang selama ini mendukungnya, seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada, Jerman, dan Turki.
Menanggapi hal tersebut, Amerika Serikat mengklaim bahwa mereka sedang mempertimbangkan sanksi ekonomi yang baru kepada Rusia. Pembicaraan mengenai sanksi ini sedang dibicarakan dengan negara-negara sekutunya. Sama seperti AS, Uni Eropa juga telah mengusulkan untuk menjatuhkan sanksi ekonomi yang baru kepada Rusia.
POPULAR
RELATED ARTICLES