Heboh! Miliaran Data Pribadi Bocor
Kebocoran data pribadi secara global sangat mengkhawatirkan karena rawan disalahgunakan.
Context.id, JAKARTA - Kebocoran data pribadi secara global sangat mengkhawatirkan karena rawan disalahgunakan. Peneliti keamanan data telah menemukan miliaran catatan yang terekspos secara online dan menyebutnya sebagai induk dari segala pelanggaran.
Dikutip dari Malwarebyte, Kamis (25/1/2024), kumpulan data tersebut tampaknya tidak berasal dari satu pelanggaran data, melainkan lebih merupakan kompilasi dari beberapa pelanggaran. Kumpulan ini sering kali dibuat oleh perusahaan pengayaan data.
Adapun pengayaan data adalah proses menggabungkan data pihak pertama dari sumber internal dengan data berbeda dari sistem internal lain atau data pihak ketiga dari sumber eksternal.
Data yang diperkaya adalah aset berharga bagi organisasi mana pun karena menjadi lebih berguna dan berwawasan luas.
“Meskipun tim mengidentifikasi lebih dari 26 miliar catatan, duplikat juga sangat mungkin terjadi. Namun, data yang bocor berisi lebih banyak informasi daripada sekedar kredensial- sebagian besar data yang terekspos bersifat sensitif dan oleh karena itu, berharga bagi pelaku kejahatan,” ujar para peneliti.
BACA JUGA
Menurut tim, meskipun kumpulan data yang bocor sebagian besar berisi informasi dari pelanggaran data di masa lalu, hampir pasti kumpulan data tersebut berisi data baru, yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya.
Misalnya, pemeriksa kebocoran data Cybernews, yang mengandalkan data dari semua kebocoran data besar, berisi informasi dari lebih dari 2.500 pelanggaran data dengan 15 miliar catatan.
“Dataset ini sangat berbahaya karena pelaku ancaman dapat memanfaatkan data agregat untuk berbagai serangan, termasuk pencurian identitas, skema phishing yang canggih, serangan siber yang ditargetkan, dan akses tidak sah ke akun pribadi dan sensitif,” kata para peneliti.
Dalam berita lain tentang kebocoran data pribadi, seorang peretas dunia maya bernama Emo mengklaim bahwa mereka memiliki 15 juta catatan unik alat manajemen proyek akun Trello untuk dijual.
Aplikasi Trello digunakan oleh banyak organisasi, sehingga dapat dimengerti bahwa hal ini menimbulkan beberapa kekhawatiran.
Atlassian, perusahaan yang menjalankan Trello, menyangkal telah terjadi pelanggaran. Sepertinya seseorang telah menggunakan banyak koleksi alamat email dan mengujinya terhadap Trello.
RELATED ARTICLES
Heboh! Miliaran Data Pribadi Bocor
Kebocoran data pribadi secara global sangat mengkhawatirkan karena rawan disalahgunakan.
Context.id, JAKARTA - Kebocoran data pribadi secara global sangat mengkhawatirkan karena rawan disalahgunakan. Peneliti keamanan data telah menemukan miliaran catatan yang terekspos secara online dan menyebutnya sebagai induk dari segala pelanggaran.
Dikutip dari Malwarebyte, Kamis (25/1/2024), kumpulan data tersebut tampaknya tidak berasal dari satu pelanggaran data, melainkan lebih merupakan kompilasi dari beberapa pelanggaran. Kumpulan ini sering kali dibuat oleh perusahaan pengayaan data.
Adapun pengayaan data adalah proses menggabungkan data pihak pertama dari sumber internal dengan data berbeda dari sistem internal lain atau data pihak ketiga dari sumber eksternal.
Data yang diperkaya adalah aset berharga bagi organisasi mana pun karena menjadi lebih berguna dan berwawasan luas.
“Meskipun tim mengidentifikasi lebih dari 26 miliar catatan, duplikat juga sangat mungkin terjadi. Namun, data yang bocor berisi lebih banyak informasi daripada sekedar kredensial- sebagian besar data yang terekspos bersifat sensitif dan oleh karena itu, berharga bagi pelaku kejahatan,” ujar para peneliti.
BACA JUGA
Menurut tim, meskipun kumpulan data yang bocor sebagian besar berisi informasi dari pelanggaran data di masa lalu, hampir pasti kumpulan data tersebut berisi data baru, yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya.
Misalnya, pemeriksa kebocoran data Cybernews, yang mengandalkan data dari semua kebocoran data besar, berisi informasi dari lebih dari 2.500 pelanggaran data dengan 15 miliar catatan.
“Dataset ini sangat berbahaya karena pelaku ancaman dapat memanfaatkan data agregat untuk berbagai serangan, termasuk pencurian identitas, skema phishing yang canggih, serangan siber yang ditargetkan, dan akses tidak sah ke akun pribadi dan sensitif,” kata para peneliti.
Dalam berita lain tentang kebocoran data pribadi, seorang peretas dunia maya bernama Emo mengklaim bahwa mereka memiliki 15 juta catatan unik alat manajemen proyek akun Trello untuk dijual.
Aplikasi Trello digunakan oleh banyak organisasi, sehingga dapat dimengerti bahwa hal ini menimbulkan beberapa kekhawatiran.
Atlassian, perusahaan yang menjalankan Trello, menyangkal telah terjadi pelanggaran. Sepertinya seseorang telah menggunakan banyak koleksi alamat email dan mengujinya terhadap Trello.
POPULAR
RELATED ARTICLES