Polisi Mogok Kerja, Warga Bikin Kerusuhan
Sejumlah penduduk mengambil kesempatan ketika polisi di ibu kota negara Papua Nugini, Port Moresby, tengah melakukan mogok kerja.
Context.id, JAKARTA - Sedikitnya 16 orang tewas dalam kerusuhan di Papua Nugini setelah milliter diterjunkan untuk mengamankan situasi.
Anadolu Ajansi melaporkan, kekacauan itu dimulai pada Rabu (10/1/2024), ketika sejumlah penduduk mengambil kesempatan ketika polisi di ibu kota negara, Port Moresby, tengah melakukan mogok kerja.
Masyarakat yang berbondong-bondong turun ke jalan pun terprovokasi untuk melakukan pembakaran dan penjarahan di pusat perbelanjaan serta bisnis di kota itu.
Tidak hanya itu, beberapa lokasi bisnis China turut diserang sehingga melahirkan protes dari Beijing kepada Papua Nugini.
Adapun polisi melakukan mogok kerja dan protes di depan gedung perlemen negara itu karena menuntut pendapatan gaji yang lebih layak. Sebagai informasi, gaji polisi dan PNS di Papua Nugini dikabarkan dipotong tanpa alasan jelas.
BACA JUGA
Disebutkan pula bahwa sembilan orang tewas terkonfirmasi di Port Moresby, sementara tujuh orang lainnya di Lae, kota terbesar kedua di Papua Nugini.
Menyadari ibu kota tengah dalam keadaan chaos dan tertekan, Perdana Menteri James Marape memerintahkan aparat militer untuk membantu polisi memulihkan hukum di Port Moresby dan kota lain yang mengalami kejadian serupa.
“Sebagai kesimpuln, absennya kehadiran polisi mendorong terjadinya kerusuhan dan penjarahan di beberapa bagian dari kota kita,” ujarnya dikutip dari ABC.
Dia menyayangkan kejadian di Port Moresby kemudian diikuti oleh kota-kota lain sehingga ia mengimbau masyarakat untuk menghentikan keinginan untuk melanggar hukum.
Adapun 9 News melaporkan bahwa Perdana Menteri Australia mengimbau agar semua pihak di Papua Nugini, tetap tenang. Menurutnya, belum ada permintaan dari negara tetangga itu kepada Australia untuk memulihkan situasi di sana.
Papua Nugini adalah negara berkembang dan majemuk yang sebagian besar penduduknya adalah petani subsisten dan memiliki sekitar 800 bahasa yang digunakan.
Dengan jumlah penduduk 10 juta jiwa, negara yang berada satu pulau dengan Papua dan berbatasan langsung dengan Indonesia ini merupakan negara Pasifik Selatan dengan populasi terpadat setelah Australia.
RELATED ARTICLES
Polisi Mogok Kerja, Warga Bikin Kerusuhan
Sejumlah penduduk mengambil kesempatan ketika polisi di ibu kota negara Papua Nugini, Port Moresby, tengah melakukan mogok kerja.
Context.id, JAKARTA - Sedikitnya 16 orang tewas dalam kerusuhan di Papua Nugini setelah milliter diterjunkan untuk mengamankan situasi.
Anadolu Ajansi melaporkan, kekacauan itu dimulai pada Rabu (10/1/2024), ketika sejumlah penduduk mengambil kesempatan ketika polisi di ibu kota negara, Port Moresby, tengah melakukan mogok kerja.
Masyarakat yang berbondong-bondong turun ke jalan pun terprovokasi untuk melakukan pembakaran dan penjarahan di pusat perbelanjaan serta bisnis di kota itu.
Tidak hanya itu, beberapa lokasi bisnis China turut diserang sehingga melahirkan protes dari Beijing kepada Papua Nugini.
Adapun polisi melakukan mogok kerja dan protes di depan gedung perlemen negara itu karena menuntut pendapatan gaji yang lebih layak. Sebagai informasi, gaji polisi dan PNS di Papua Nugini dikabarkan dipotong tanpa alasan jelas.
BACA JUGA
Disebutkan pula bahwa sembilan orang tewas terkonfirmasi di Port Moresby, sementara tujuh orang lainnya di Lae, kota terbesar kedua di Papua Nugini.
Menyadari ibu kota tengah dalam keadaan chaos dan tertekan, Perdana Menteri James Marape memerintahkan aparat militer untuk membantu polisi memulihkan hukum di Port Moresby dan kota lain yang mengalami kejadian serupa.
“Sebagai kesimpuln, absennya kehadiran polisi mendorong terjadinya kerusuhan dan penjarahan di beberapa bagian dari kota kita,” ujarnya dikutip dari ABC.
Dia menyayangkan kejadian di Port Moresby kemudian diikuti oleh kota-kota lain sehingga ia mengimbau masyarakat untuk menghentikan keinginan untuk melanggar hukum.
Adapun 9 News melaporkan bahwa Perdana Menteri Australia mengimbau agar semua pihak di Papua Nugini, tetap tenang. Menurutnya, belum ada permintaan dari negara tetangga itu kepada Australia untuk memulihkan situasi di sana.
Papua Nugini adalah negara berkembang dan majemuk yang sebagian besar penduduknya adalah petani subsisten dan memiliki sekitar 800 bahasa yang digunakan.
Dengan jumlah penduduk 10 juta jiwa, negara yang berada satu pulau dengan Papua dan berbatasan langsung dengan Indonesia ini merupakan negara Pasifik Selatan dengan populasi terpadat setelah Australia.
POPULAR
RELATED ARTICLES