Share

Stories 11 Januari 2024

Kritik Anies Soal Diplomasi Dinilai Tidak Tepat

Kritik Anies Baswedan terhadap diplomasi Indonesia di bawah kepemimpinan Joko Widodo saat ini, dinilai salah alamat.

Context.id, JAKARTA - Kritik Anies Baswedan terhadap diplomasi Indonesia di bawah kepemimpinan Joko Widodo saat ini, dinilai salah alamat.

Peni Hanggarini, akademisi Hubungan Internasional Universitas Paramadina mengatakan bahwa pandangan Anies Baswedan dalam debat ketiga akhir pekan lalu bahwa diplomasi Indonesia bersifat transaksional kurang tepat.

“Tinjauan terhadap visi misi para capres perihal kebijakan luar negeri dan kritik para capres sebenarnya telah disampaikan oleh Menlu Retno Marsudi bahwa diplomasi Indonesia tidaklah transaksional atau inward looking dan Indonesia telah berperan penting di tingkat multilateral,” ujarnya dalam diskusi awal tahun Universitas Paramadina, Kamis (11/1/2024).

Terlepas dari debat para kandidat, siapapun presiden yang akan tepilih, menurutnya terdapat tantangan eksternal seperti, dampak rivalitas di Indo-Pasifik, kemudian dampak potensi perang berlarut, tantangan terhadap sentralitas Asean dan peluang kerja sama organisasi antarkawasan.

Selain itu, menurutnya,  juga terdapat tantangan internal, seperti konsistensi prinsip politik luar negeri bebas aktif, fokus pada visi poros maritim dunia inisiatif di berbagai forum, serta sumber daya diplomasi.



Dari hal hal tersebut, lanjutnya,  kita bisa mengambil kesimpulan untuk memberi apresiasi terhadap pelaksanaan kebijakan luar negeri dan diplomasi Indonesia.

“Kedua, kebijakan luar negeri Indonesia selama ini masih tetap konsisten dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif, ketiga, visi misi para calon presiden mengenai kebijakan luar negeri Indonesia belum terlihat menampilkan strategi yang smart,” urainya.

Karena itu, dia memberi masukan kepada para kandidat mengenai kebijakan luar negeri masa mendatang yakni, pertama, perlunya strategi kebijakan luar negeri dan diplomasi berdasarkan prioritas sumber daya yang dimiliki.

Kedua, perlunya inisiatif strategis yang mendukung visi dan ketiga, peningkatan sumber daya diplomasi, sinergi antaraktor, kepemimpinan, keterlibatan publik, dan sistem yang demokratis.

“Keempat, peningkatan diplomasi pertahanan maritim,” pungkasnya.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 11 Januari 2024

Kritik Anies Soal Diplomasi Dinilai Tidak Tepat

Kritik Anies Baswedan terhadap diplomasi Indonesia di bawah kepemimpinan Joko Widodo saat ini, dinilai salah alamat.

Context.id, JAKARTA - Kritik Anies Baswedan terhadap diplomasi Indonesia di bawah kepemimpinan Joko Widodo saat ini, dinilai salah alamat.

Peni Hanggarini, akademisi Hubungan Internasional Universitas Paramadina mengatakan bahwa pandangan Anies Baswedan dalam debat ketiga akhir pekan lalu bahwa diplomasi Indonesia bersifat transaksional kurang tepat.

“Tinjauan terhadap visi misi para capres perihal kebijakan luar negeri dan kritik para capres sebenarnya telah disampaikan oleh Menlu Retno Marsudi bahwa diplomasi Indonesia tidaklah transaksional atau inward looking dan Indonesia telah berperan penting di tingkat multilateral,” ujarnya dalam diskusi awal tahun Universitas Paramadina, Kamis (11/1/2024).

Terlepas dari debat para kandidat, siapapun presiden yang akan tepilih, menurutnya terdapat tantangan eksternal seperti, dampak rivalitas di Indo-Pasifik, kemudian dampak potensi perang berlarut, tantangan terhadap sentralitas Asean dan peluang kerja sama organisasi antarkawasan.

Selain itu, menurutnya,  juga terdapat tantangan internal, seperti konsistensi prinsip politik luar negeri bebas aktif, fokus pada visi poros maritim dunia inisiatif di berbagai forum, serta sumber daya diplomasi.



Dari hal hal tersebut, lanjutnya,  kita bisa mengambil kesimpulan untuk memberi apresiasi terhadap pelaksanaan kebijakan luar negeri dan diplomasi Indonesia.

“Kedua, kebijakan luar negeri Indonesia selama ini masih tetap konsisten dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif, ketiga, visi misi para calon presiden mengenai kebijakan luar negeri Indonesia belum terlihat menampilkan strategi yang smart,” urainya.

Karena itu, dia memberi masukan kepada para kandidat mengenai kebijakan luar negeri masa mendatang yakni, pertama, perlunya strategi kebijakan luar negeri dan diplomasi berdasarkan prioritas sumber daya yang dimiliki.

Kedua, perlunya inisiatif strategis yang mendukung visi dan ketiga, peningkatan sumber daya diplomasi, sinergi antaraktor, kepemimpinan, keterlibatan publik, dan sistem yang demokratis.

“Keempat, peningkatan diplomasi pertahanan maritim,” pungkasnya.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Jack Ma Berbagi Pelajaran Hidup bagi Generasi Muda

Jack Ma, pendiri Alibaba, mengajarkan kesuksesan datang dari ketekunan menghadapi kegagalan, belajar dari kesalahan dan memberikan dampak positif ...

Context.id . 06 November 2024

Inovasi Kesehatan Mental: Mengobati Depresi Melalui Aplikasi Digital

Aplikasi Rejoyn menawarkan solusi inovatif untuk mengobati depresi dengan latihan emosional yang \"mereset \" sirkuit otak

Context.id . 30 October 2024

Lewat Pertukaran Pelajar, Hubungan Indonesia-Kazakhstan Makin Erat

Hubungan Indonesia-Kazakhstan semakin erat melalui acara \"Kazakhstan-Indonesia Friendship Society\" dan program pertukaran pelajar untuk generasi ...

Helen Angelia . 30 October 2024

Jam Kerja Rendah Tapi Produktivitas Tinggi, Berkaca dari Jerman

Data OECD menunjukkan meskipun orang Jerman hanya bekerja rata-rata 1.340 jam per tahun, partisipasi perempuan yang tinggi dan regulasi bagus memb ...

Context.id . 29 October 2024