Siapa Capres-Cawapres Paling Paham Masalah Milenial & Gen Z?
Pilpres 2024 akan didominasi oleh sekitar 51,9% atau sekitar 106,3 juta pemilih milenial dan generasi Z. Bisakah paslon capres-cawapres mendulang suara mereka?
Context.id, JAKARTA - Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU), sekitar 51,9% pemilih pada Pemilu 2024 merupakan milenial dan generasi Z. Kira-kira, siapa pasangan calon (paslon) yang paling melek soal isu-isu sosial yang dekat dengan dua generasi tersebut?
Gambaran sensitivitas para pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres & cawapres) terhadap isu kekinian bagi milenial dan gen-Z mulai terlihat dari unggahan dokumen visi-misi resmi dari masing-masing paslon.
Tiga pasangan capres & cawapres yang telah mendaftar sebagai peserta Pilpres 2024 itu tampak menyoroti beberapa fenomena yang 'relate' dengan anak muda, seperti isu kesehatan mental (mental health), harga properti yang menjulang tinggi, perundungan, sampai fenomena generasi roti lapis (sandwich generation).
Lantas, siapa yang paling lengkap membaca kegelisahan pemilih berusia di bawah 40 tahun dari visi-misinya? Terlebih, menurut data KPU, kelompok ini mencapai 106,3 juta jiwa dari total daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 204,8 juta jiwa.
Berikut ulasan Context soal fenomena-fenomena kekinian dalam dokumen visi-misi pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar (Anies-Cak Imin), Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud), dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran):
BACA JUGA : Sindrom dan Istilah di Pasangan Capres-Cawapres
Anies-Cak Imin
Pasangan yang diusung oleh Nasdem, PKB, dan PKS ini memiliki dokumen visi-misi yang terbilang tebal ketimbang kompetitornya dan diberi judul 'Indonesia Adil Makmur untuk Semua.'
Terdapat pemaparan bertajuk Fondasi dan Arah Perubahan yang di dalamnya memberikan narasi soal isu ketimpangan sosial.
Menariknya, Anies-Cak Imin turut menyinggung fenomena sandwich generation yang notabene sangat erat dengan generasi muda Indonesia saat ini. Berikut petikannya:
'Generasi sandwich adalah pekerja produktif yang tidak bisa menikmati hasil kerjanya secara utuh karena harus menanggung penghidupan keluarganya. Sensus Penduduk tahun 2020 menunjukkan 71,6 juta jiwa atau 26,5% penduduk Indonesia adalah generasi sandwich.'
Dampaknya, generasi ini akan sulit mendapatkan penghidupan yang layak bagi dirinya sendiri sehingga rentan jatuh ke dalam kemiskinan, dan memperparah ketimpangan.
Sementara itu, berkaitan pendidikan dan kesehatan terdapat dalam misi nomor 5 yang berjudul Mewujudkan Manusia Indonesia yang Sehat, Cerdas, Produktif, Berakhlak, serta Berbudaya, yang di dalamnya mencakup poin Kesehatan Mental Rakyat.
Setidaknya, terdapat 5 ide yang diusung Anies-Cak Imin soal mental health, pertama, mendorong edukasi tentang pentingnya kesehatan mental untuk menghapus stigma negatif, dimulai dari keluarga dan sekolah melalui aktivasi kelompok dukungan sebaya (peer support group) dan penguatan peran konselor di sekolah dan perguruan tinggi.
Kedua, menjaga kesehatan mental masyarakat, di antaranya melalui penambahan ruang publik dan fasilitasi berbagai kegiatan masyarakat sebagai tempat mengekspresikan diri dan potensinya.
Ketiga, mendorong hadirnya konselor kesehatan mental (psikolog) di Puskesmas dan menyediakan layanan konseling daring gratis berkolaborasi dengan lembaga dan komunitas yang ada.
Keempat, menyediakan layanan pusat krisis hotline 24 jam di tiap kabupaten/kota yang terintegrasi dengan layanan rumah sakit dan rumah aman, berkolaborasi dengan berbagai lembaga dan komunitas yang ada.
Terakhir, memperkuat sistem rujukan pelayanan kesehatan jiwa di setiap provinsi melalui peningkatan layanan kesehatan jiwa di rumah sakit.
Adapun, pasangan ini juga secara khusus menyebut milenial dan gen-Z sebagai salah satu dari 28 simpul kesejahteraan, diberi narasi 'Generasi Emas bukan Generasi Cemas'.
Narasi janji manis untuk milenial dan gen-Z yang ditawarkan Anies-Cak Imin mencakup 7 poin, antara lain menghadirkan lebih dari 15 juta lapangan pekerjaan baru termasuk pekerjaan hijau/green jobs, disusul mengembangkan kewirausahaan di kalangan gen-Z dan milenial, melalui pelatihan, pendampingan dan dukungan permodalan.
Kemudian, tersedia berbagai beasiswa di dalam dan di luar negeri, menyediakan minimal 2 juta hunian terjangkau di pusat kota yang tersambung dengan transportasi umum, serta layanan pendidikan, kesehatan fisik, dan kesehatan mental terjangkau dan mudah diakses.
Selain itu, ada poin terbukanya peluang magang seluas-luasnya di instansi pemerintah, BUMN, dan swasta hingga ke luar negeri bagi gen-Z dan milenial.
Terakhir, adanya dukungan pemerintah bagi sandwich generation melalui penciptaan lapangan kerja, dan jaminan hari tua bagi orang tua, serta bantuan bagi pelajar.
BACA JUGA : MK Bolehkan Kepala Daerah Muda Maju Capres-Cawapres
Ganjar-Mahfud
Pasangan yang mengusung visi-misi bertajuk 'Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim & Lestari' itu memiliki 8 misi utama, salah satunya Mempercepat Pembangunan Manusia Indonesia Unggul yang Berkualitas, Produktif, dan Berkepribadian.
Pada misi itu, terdapat poin Kesehatan Jiwa dan Raga yang memuat program bernama Layanan Konsul Keliling (KOLING), serta Penguatan Kesehatan Mental.
KOLING akan mengakomodasi tenaga kesehatan berkeliling dari pintu ke pintu rakyat untuk memberikan pelayanan dan pendataan status kesehatan, serta asistensi rujukan.
Sementara terkait kesehatan mental, Ganjar-Mahfud akan menyediakan nomor darurat 24 jam 7 hari seminggu bebas biaya dan membentuk lembaga komunikasi krisis untuk menangani masalah kesehatan mental secara responsif dan holistik.
Caranya dengan membangun pos-pos konseling di semua kampus, layanan kesehatan jiwa di semua puskesmas, dan fasilitas layanan jiwa di seluruh rumah sakit umum.
Berkaitan pendidikan, pada poin ini pula terdapat program 1 Keluarga Miskin, 1 Sarjana yang berupaya memastikan setiap keluarga miskin menyekolahkan minimal 1 orang anaknya hingga sarjana untuk memutus rantai kemiskinan.
Terdapat pula program yang konteksnya beririsan dengan fenomena perundungan, bernama Jaga Teman yang isinya memberikan pemahaman pentingnya berpihak pada korban serta dukungan anggaran yang nyata kepada satgas anti kekerasan berbasis gender dan perundungan di seluruh lembaga.
Untuk misi Mempercepat Pemerataan Pembangunan Ekonomi, pasangan yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Perindo, dan Hanura ini memasukkan program bernama Rumah Kita-10 Juta Hunian dalam poin Bahagia dan Sejahtera.
Isinya soal janji Ganjar-Mahfud membangunan hunian baru atau renovasi seperti rumah sederhana, rusunami, rusunawa, disertai ketersediaan lahan yang strategis dan terjangkau dari pusat perekonomian serta transportasi umum.
Kenyamanan ini diberikan untuk masyarakat berpenghasilan rendah, pekerja sektor informal, buruh, dan anak muda, dengan skema pembiayaan yang mudah dan murah.
Prabowo-Gibran
Terakhir, pasangan Prabowo-Gibran mengusung narasi Bersama Indonesia Maju: Menuju Indonesia Emas 2045, dengan 8 misi Asa Cita, 17 program prioritas, dan 8 program Hasil Terbaik Cepat.
Pasangan yang diusung rombongan Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PBB, Gelora, PSI, Garuda, dan Partai Rakyat Adil Makmur ini membuka narasi 8 Hasil Terbaik Cepat dengan program memberi makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil.
Program ini notabene lebih dekat dengan generasi milenial yang mayoritas merupakan keluarga muda, dan biasanya baru memiliki anak usia sekolah.
Prabowo-Gibran dalam penjelasannya untuk program ini menilai stunting alias tengkes adalah masalah konkret dan mendesak yang harus segera ditangani secara langsung dan massal oleh pemerintah untuk memastikan tercapainya kualitas SDM dan kualitas hidup yang baik.
Oleh sebab itu, pasangan ini menjelaskan bahwa program ini akan menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100% pada 2029.
Caranya, memberikan makan siang harian kepada siswa pra-sekolah, SD, SMP, SMA, dan pesantren, serta bantuan gizi yang diberikan kepada ibu hamil dan balita di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesehatan dan membantu ekonomi keluarga.
Sementara itu, dalam 17 program prioritas, terdapat poin Menjamin Rumah Murah dan Sanitasi untuk Masyarakat Desa dan Rakyat yang Membutuhkan.
Isinya menyebut bahwa tempat tinggal yang layak dan terjangkau merupakan hak dasar setiap warga negara. Pembangunan perumahan juga bisa menguatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi masyarakat miskin, serta mengurangi ketimpangan.
Menurut pasangan yang baru mendaftar ke KPU jelang deadline itu, pemerintah harus hadir memberikan perumahan yang terjangkau dan sanitasi yang layak bagi masyarakat yang membutuhkan.
Targetnya akan membangun atau merenovasi sebanyak 40 rumah per desa/kelurahan per tahun, dan akan dapat dicapai sebanyak 3 juta rumah mulai tahun kedua.
Adapun, isu lapangan pekerjaan tercantum dalam Asa Cita 3: Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.
BACA JUGA : Duel Petinggi Kadin Menangkan Jagoan Pilpres 2024
Menurut pasangan ini, keberlanjutan dan inklusivitas dalam pertumbuhan ekonomi sangat bergantung pada pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, termasuk penyediaan pekerjaan yang layak. Salah satunya, mendorong generasi muda perlu masuk dunia kewirausahaan, menghadirkan inovasi, dan memberikan kesempatan pekerjaan bagi banyak orang.
Inovasi juga diperlukan dalam pengembangan industri kreatif nasional. Dengan keunikan budaya dan kekayaan sumber daya lokal, industri kreatif berpotensi menjadi pendorong utama ekonomi dan sekaligus memperkuat citra bangsa di mata dunia.
Oleh sebab itu, di dalamnya mencakup program seperti mendorong perusahaan untuk menempatkan angkatan kerja berusia 18-24 tahun sebagai karyawan tetap melalui subsidi premi asuransi untuk pekerja selama 12 bulan.
Selain itu, ada bantuan dan insentif untuk membuka usaha melalui Gerakan Ekonomi Kerakyatan dengan membangun pusat kewirausahaan di tingkat kabupaten untuk memperkuat produk-produk UMKM.
Khusus berkaitan tren digitalisasi, terdapat program seperti Kartu Usaha Startup, mendorong digitalisasi UMKM, serta mendorong pendidikan yang membantu peningkatan literasi digital pada berbagai tingkat pendidikan untuk mendukung digitalisasi ekonomi.
Prabowo-Gibran juga mendorong pertumbuhan usaha rintisan berbasis inovasi digital yang membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat dengan memberikan insentif dan modal kepada para pelakunya, termasuk juga memberikan jaminan dan kepastian hukum atas inovasi-inovasi yang dihasilkan.
Bukan hanya itu saja, pasangan ini juga akan mendorong perbankan nasional untuk membuat produk pembiayaan khusus bagi industri digital, industri kreatif, dan seni budaya.
Sementara itu, bagi pasangan ini, sistem pendidikan nasional harus mengedepankan pembentukan delapan karakter utama bangsa dalam rangka pengembangan SDM masa depan.
Karakter tersebut, yaitu religius, bermoral, sehat, cerdas dan kreatif, kerja keras, disiplin dan tertib, juga mandiri dan bermanfaat.
RELATED ARTICLES
Siapa Capres-Cawapres Paling Paham Masalah Milenial & Gen Z?
Pilpres 2024 akan didominasi oleh sekitar 51,9% atau sekitar 106,3 juta pemilih milenial dan generasi Z. Bisakah paslon capres-cawapres mendulang suara mereka?
Context.id, JAKARTA - Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU), sekitar 51,9% pemilih pada Pemilu 2024 merupakan milenial dan generasi Z. Kira-kira, siapa pasangan calon (paslon) yang paling melek soal isu-isu sosial yang dekat dengan dua generasi tersebut?
Gambaran sensitivitas para pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres & cawapres) terhadap isu kekinian bagi milenial dan gen-Z mulai terlihat dari unggahan dokumen visi-misi resmi dari masing-masing paslon.
Tiga pasangan capres & cawapres yang telah mendaftar sebagai peserta Pilpres 2024 itu tampak menyoroti beberapa fenomena yang 'relate' dengan anak muda, seperti isu kesehatan mental (mental health), harga properti yang menjulang tinggi, perundungan, sampai fenomena generasi roti lapis (sandwich generation).
Lantas, siapa yang paling lengkap membaca kegelisahan pemilih berusia di bawah 40 tahun dari visi-misinya? Terlebih, menurut data KPU, kelompok ini mencapai 106,3 juta jiwa dari total daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 204,8 juta jiwa.
Berikut ulasan Context soal fenomena-fenomena kekinian dalam dokumen visi-misi pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar (Anies-Cak Imin), Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud), dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran):
BACA JUGA : Sindrom dan Istilah di Pasangan Capres-Cawapres
Anies-Cak Imin
Pasangan yang diusung oleh Nasdem, PKB, dan PKS ini memiliki dokumen visi-misi yang terbilang tebal ketimbang kompetitornya dan diberi judul 'Indonesia Adil Makmur untuk Semua.'
Terdapat pemaparan bertajuk Fondasi dan Arah Perubahan yang di dalamnya memberikan narasi soal isu ketimpangan sosial.
Menariknya, Anies-Cak Imin turut menyinggung fenomena sandwich generation yang notabene sangat erat dengan generasi muda Indonesia saat ini. Berikut petikannya:
'Generasi sandwich adalah pekerja produktif yang tidak bisa menikmati hasil kerjanya secara utuh karena harus menanggung penghidupan keluarganya. Sensus Penduduk tahun 2020 menunjukkan 71,6 juta jiwa atau 26,5% penduduk Indonesia adalah generasi sandwich.'
Dampaknya, generasi ini akan sulit mendapatkan penghidupan yang layak bagi dirinya sendiri sehingga rentan jatuh ke dalam kemiskinan, dan memperparah ketimpangan.
Sementara itu, berkaitan pendidikan dan kesehatan terdapat dalam misi nomor 5 yang berjudul Mewujudkan Manusia Indonesia yang Sehat, Cerdas, Produktif, Berakhlak, serta Berbudaya, yang di dalamnya mencakup poin Kesehatan Mental Rakyat.
Setidaknya, terdapat 5 ide yang diusung Anies-Cak Imin soal mental health, pertama, mendorong edukasi tentang pentingnya kesehatan mental untuk menghapus stigma negatif, dimulai dari keluarga dan sekolah melalui aktivasi kelompok dukungan sebaya (peer support group) dan penguatan peran konselor di sekolah dan perguruan tinggi.
Kedua, menjaga kesehatan mental masyarakat, di antaranya melalui penambahan ruang publik dan fasilitasi berbagai kegiatan masyarakat sebagai tempat mengekspresikan diri dan potensinya.
Ketiga, mendorong hadirnya konselor kesehatan mental (psikolog) di Puskesmas dan menyediakan layanan konseling daring gratis berkolaborasi dengan lembaga dan komunitas yang ada.
Keempat, menyediakan layanan pusat krisis hotline 24 jam di tiap kabupaten/kota yang terintegrasi dengan layanan rumah sakit dan rumah aman, berkolaborasi dengan berbagai lembaga dan komunitas yang ada.
Terakhir, memperkuat sistem rujukan pelayanan kesehatan jiwa di setiap provinsi melalui peningkatan layanan kesehatan jiwa di rumah sakit.
Adapun, pasangan ini juga secara khusus menyebut milenial dan gen-Z sebagai salah satu dari 28 simpul kesejahteraan, diberi narasi 'Generasi Emas bukan Generasi Cemas'.
Narasi janji manis untuk milenial dan gen-Z yang ditawarkan Anies-Cak Imin mencakup 7 poin, antara lain menghadirkan lebih dari 15 juta lapangan pekerjaan baru termasuk pekerjaan hijau/green jobs, disusul mengembangkan kewirausahaan di kalangan gen-Z dan milenial, melalui pelatihan, pendampingan dan dukungan permodalan.
Kemudian, tersedia berbagai beasiswa di dalam dan di luar negeri, menyediakan minimal 2 juta hunian terjangkau di pusat kota yang tersambung dengan transportasi umum, serta layanan pendidikan, kesehatan fisik, dan kesehatan mental terjangkau dan mudah diakses.
Selain itu, ada poin terbukanya peluang magang seluas-luasnya di instansi pemerintah, BUMN, dan swasta hingga ke luar negeri bagi gen-Z dan milenial.
Terakhir, adanya dukungan pemerintah bagi sandwich generation melalui penciptaan lapangan kerja, dan jaminan hari tua bagi orang tua, serta bantuan bagi pelajar.
BACA JUGA : MK Bolehkan Kepala Daerah Muda Maju Capres-Cawapres
Ganjar-Mahfud
Pasangan yang mengusung visi-misi bertajuk 'Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim & Lestari' itu memiliki 8 misi utama, salah satunya Mempercepat Pembangunan Manusia Indonesia Unggul yang Berkualitas, Produktif, dan Berkepribadian.
Pada misi itu, terdapat poin Kesehatan Jiwa dan Raga yang memuat program bernama Layanan Konsul Keliling (KOLING), serta Penguatan Kesehatan Mental.
KOLING akan mengakomodasi tenaga kesehatan berkeliling dari pintu ke pintu rakyat untuk memberikan pelayanan dan pendataan status kesehatan, serta asistensi rujukan.
Sementara terkait kesehatan mental, Ganjar-Mahfud akan menyediakan nomor darurat 24 jam 7 hari seminggu bebas biaya dan membentuk lembaga komunikasi krisis untuk menangani masalah kesehatan mental secara responsif dan holistik.
Caranya dengan membangun pos-pos konseling di semua kampus, layanan kesehatan jiwa di semua puskesmas, dan fasilitas layanan jiwa di seluruh rumah sakit umum.
Berkaitan pendidikan, pada poin ini pula terdapat program 1 Keluarga Miskin, 1 Sarjana yang berupaya memastikan setiap keluarga miskin menyekolahkan minimal 1 orang anaknya hingga sarjana untuk memutus rantai kemiskinan.
Terdapat pula program yang konteksnya beririsan dengan fenomena perundungan, bernama Jaga Teman yang isinya memberikan pemahaman pentingnya berpihak pada korban serta dukungan anggaran yang nyata kepada satgas anti kekerasan berbasis gender dan perundungan di seluruh lembaga.
Untuk misi Mempercepat Pemerataan Pembangunan Ekonomi, pasangan yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Perindo, dan Hanura ini memasukkan program bernama Rumah Kita-10 Juta Hunian dalam poin Bahagia dan Sejahtera.
Isinya soal janji Ganjar-Mahfud membangunan hunian baru atau renovasi seperti rumah sederhana, rusunami, rusunawa, disertai ketersediaan lahan yang strategis dan terjangkau dari pusat perekonomian serta transportasi umum.
Kenyamanan ini diberikan untuk masyarakat berpenghasilan rendah, pekerja sektor informal, buruh, dan anak muda, dengan skema pembiayaan yang mudah dan murah.
Prabowo-Gibran
Terakhir, pasangan Prabowo-Gibran mengusung narasi Bersama Indonesia Maju: Menuju Indonesia Emas 2045, dengan 8 misi Asa Cita, 17 program prioritas, dan 8 program Hasil Terbaik Cepat.
Pasangan yang diusung rombongan Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PBB, Gelora, PSI, Garuda, dan Partai Rakyat Adil Makmur ini membuka narasi 8 Hasil Terbaik Cepat dengan program memberi makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil.
Program ini notabene lebih dekat dengan generasi milenial yang mayoritas merupakan keluarga muda, dan biasanya baru memiliki anak usia sekolah.
Prabowo-Gibran dalam penjelasannya untuk program ini menilai stunting alias tengkes adalah masalah konkret dan mendesak yang harus segera ditangani secara langsung dan massal oleh pemerintah untuk memastikan tercapainya kualitas SDM dan kualitas hidup yang baik.
Oleh sebab itu, pasangan ini menjelaskan bahwa program ini akan menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100% pada 2029.
Caranya, memberikan makan siang harian kepada siswa pra-sekolah, SD, SMP, SMA, dan pesantren, serta bantuan gizi yang diberikan kepada ibu hamil dan balita di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesehatan dan membantu ekonomi keluarga.
Sementara itu, dalam 17 program prioritas, terdapat poin Menjamin Rumah Murah dan Sanitasi untuk Masyarakat Desa dan Rakyat yang Membutuhkan.
Isinya menyebut bahwa tempat tinggal yang layak dan terjangkau merupakan hak dasar setiap warga negara. Pembangunan perumahan juga bisa menguatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi masyarakat miskin, serta mengurangi ketimpangan.
Menurut pasangan yang baru mendaftar ke KPU jelang deadline itu, pemerintah harus hadir memberikan perumahan yang terjangkau dan sanitasi yang layak bagi masyarakat yang membutuhkan.
Targetnya akan membangun atau merenovasi sebanyak 40 rumah per desa/kelurahan per tahun, dan akan dapat dicapai sebanyak 3 juta rumah mulai tahun kedua.
Adapun, isu lapangan pekerjaan tercantum dalam Asa Cita 3: Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.
BACA JUGA : Duel Petinggi Kadin Menangkan Jagoan Pilpres 2024
Menurut pasangan ini, keberlanjutan dan inklusivitas dalam pertumbuhan ekonomi sangat bergantung pada pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, termasuk penyediaan pekerjaan yang layak. Salah satunya, mendorong generasi muda perlu masuk dunia kewirausahaan, menghadirkan inovasi, dan memberikan kesempatan pekerjaan bagi banyak orang.
Inovasi juga diperlukan dalam pengembangan industri kreatif nasional. Dengan keunikan budaya dan kekayaan sumber daya lokal, industri kreatif berpotensi menjadi pendorong utama ekonomi dan sekaligus memperkuat citra bangsa di mata dunia.
Oleh sebab itu, di dalamnya mencakup program seperti mendorong perusahaan untuk menempatkan angkatan kerja berusia 18-24 tahun sebagai karyawan tetap melalui subsidi premi asuransi untuk pekerja selama 12 bulan.
Selain itu, ada bantuan dan insentif untuk membuka usaha melalui Gerakan Ekonomi Kerakyatan dengan membangun pusat kewirausahaan di tingkat kabupaten untuk memperkuat produk-produk UMKM.
Khusus berkaitan tren digitalisasi, terdapat program seperti Kartu Usaha Startup, mendorong digitalisasi UMKM, serta mendorong pendidikan yang membantu peningkatan literasi digital pada berbagai tingkat pendidikan untuk mendukung digitalisasi ekonomi.
Prabowo-Gibran juga mendorong pertumbuhan usaha rintisan berbasis inovasi digital yang membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat dengan memberikan insentif dan modal kepada para pelakunya, termasuk juga memberikan jaminan dan kepastian hukum atas inovasi-inovasi yang dihasilkan.
Bukan hanya itu saja, pasangan ini juga akan mendorong perbankan nasional untuk membuat produk pembiayaan khusus bagi industri digital, industri kreatif, dan seni budaya.
Sementara itu, bagi pasangan ini, sistem pendidikan nasional harus mengedepankan pembentukan delapan karakter utama bangsa dalam rangka pengembangan SDM masa depan.
Karakter tersebut, yaitu religius, bermoral, sehat, cerdas dan kreatif, kerja keras, disiplin dan tertib, juga mandiri dan bermanfaat.
POPULAR
RELATED ARTICLES