Stories - 25 October 2023

Duel Petinggi Kadin Menangkan Jagoan Pilpres 2024

Ketua Kadin Indonesia dan mantan ketua akan berhadapan saat Pilpres 2024. Arsjad Rasjid di kubu Ganjar-Mahfud, sementara Rosan komandan tim Prabowo-Gibran

Context.id, JAKARTA - Koalisi Indonesia Maju (KIM) resmi menunjuk Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani menjadi ketua tim pemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.

Hal itu disampaikan bakal calon presiden, Prabowo Subianto dalam serangkaian acara pendaftaran dirinya dan Gibran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), Rabu (25/10).

Rosan sendiri saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN mendampingi Menteri Erick Thohir dan juga komisaris di Pertamina.

Hal menariknya, dua kubu pasangan capres-cawapres baik itu Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming memiliki 'komandan' pemenangan pilpres yang berlatar belakang pengusaha, bahkan lebih tepatnya anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Rosan merupakan eks Ketua Umum Kadin periode 2015-2020, sedangkan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud adalah Arsjad Rasjid, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia dan sedang cuti untuk fokus Pilpres 2024.

Lantas, bagaimana kedua profil ketua tim pemenangan Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran ini?

Rosan Roeslani

Mengutip dari dataindonesia.id, Rosan Perkasa Roeslani pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat periode 2021-2023.

Pria kelahiran Jakarta, 31 Desember 1968 tersebut merupakan lulusan Antwerpen European University di Belgia pada 1993.

Usai lulus dari Belgia, Rosan memutuskan untuk merantau ke Amerika Serikat. Dia berhasil meraih gelar master di bidang adminsitrasi bisnis dari Oklahoma State University, Amerika Serikat pada 1996.

Selesai menempuh pendidikan master, Rosan pulang ke Indonesia untuk mendirikan perusahaan konsultasi keuangan bernama PT Republik Indonesia Funding atau Finance Indonesia. Pendirian perusahaan itu dilakukan bersama Sandiaga Uno dan Elvin Ramli.

Pada 1997, krisis ekonomi melanda Indonesia yang menyebabkan sejumlah perusahaan bangkrut. Dengan kondisi tersebut, perusahaan milik Roslan berhasil membawa korporasi lain yang terancam bangkrut menjadi sehat kembali lewat pendampingan, restrukturisasi, akuisisi, hingga menjualnya kembali.

Pada 2002, PT Republik Indonesia Funding berubah nama menjadi PT Recapital Advisors. Perusahaan tersebut melebarkan sayap bisnisnya ke bidang asurasi, properti, tambang, batu bara, dan media.

Atas kesuksesan karier bisnis tersebut, Roslan menduduki jabatan sebagai Presiden Komisaris di Komite Investasi Recapital Asset Management periode 2002-2003.

Kemudian, dia dipercaya menjabat Komisaris Sriboga Raturaya periode 2003-2008, Kepala Pemantauan Kreditur Capitalinc Finance Tbk. periode 2003-2005, dan Komisaris Kaltim Prima Coal periode 2003-2007.

Pada 2005, Rosan menduduki jabatan sebagai Presiden Komisaris PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk. (Bank BTPN) hingga tahun 2007.

Setahun kemudian, dia diamanahkan sebagai Dewan Penasehat PT Lupita Amanda dan Komisaris Lativi Mediakarya atau TV One.

Setelah itu, Rosan diamanhkan untuk menjabat sebagai Direktur Non-Eksekutif BUMI Plc periode 2010-2012, Presiden Direktur Berau Coal periode 2010-2013, dan Presiden Direktur Berau Coal Energy periode 2010-2013.

Kemudian, dia diangkat menjadi Wakil Ketua Umum Bidang Perbankan dan Finansial di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) pada 2010 sampai 2015. Setelahnya, dia menjabat sebagai Ketua Umum Kadin periode 2015-2021.

Terakhir, dia menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN dan Komisaris Pertamina.

Arsjad Rasjid

Sementara itu,  Arsjad pengusaha yang lahir di Jakarta pada 16 Maret 1970 mulai tertarik mengikuti politik setelah menjadi Ketua Kadin Indonesia dan banyak bersentuhan dengan Presiden Jokowi.

Pada akhir tahun 2022, bersama Staf Khusus Milenial Presiden Aminuddin Maruf, Arsjad mengumpulkan ribuan relawan Jokowi di Stadion GBK.

Merujuk Bisnis.com, Arsjad merupakan anak dari pasangan purnawirawan TNI AD H.M.N. Rasjid dan Suniawati. Ayahnya berdarah Palembang, sedangkan ibunya berdarah Sunda-Tionghoa.

Arsjad lulusan University of Southern California di bidang Computer Engineering dan bidang Administrasi Bisnis di Pepperdine University, California, Amerika Serikat (AS).

Dia juga menyelesaikan program Executive Education on Leadership and Decision Making in the 21st Century di Jackson Institute for Global Affairs, Yale University AS. Pada 2012, dia menyelesaikan program Executive Education Global Leadership and Public Policy for the 21st Century di Harvard Kennedy School AS.

Arsjad juga mengikuti Executive Education on Impacting Investing di Said Business School, University of Oxford, Inggris.

Tak berhenti di situ  dia juga menyelesaikan program Insights Into Politics and Public Policy in Asia untuk Para Pemimpin Global di Lee Kuan Yew School of Public Policy, Singapura.

Saat ini dia merupakan Presiden Direktur PT Indika Energy sejak 2005. Di bawah kepemimpinannya, PT Indika Energy berhasil mengembangkan berbagai proyek strategis dan ekspansi bisnis, serta mengoptimalkan pengelolaan sumber daya perusahaan, utamanya di bidang energi bersih dan berkelanjutan.

Arsjad juga merupakan Ketua Kadin Indonesia periode 2021-2026. Posisi itu ia dapatkan setelah pesaing beratnya, Anindya Bakrie anak dari konglomerat Aburizal Bakrie pemilik Bakrie Group mundur dari kontestasi dan menerima kesepakatan untuk menjadi Ketua Dewan Pertimbangan.


Dua ketua tim pemenangan pasangan Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran sudah diketahui mempunyai latar belakang pengusaha kawakan. Bagaimana dengan pasangan Anies-Muhaimin?


Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

MORE  STORIES

Pengguna Mobil Apa yang Paling Pintar di Jalanan?

Pernah kesal dengan perilaku berkendara sebagian pengemudi mobil dengan brand tertentu? Ini riset yang mengkorelasikan brand mobil yang dikendarai ...

Fahri N. Muharom | 07-09-2024

Bagaimana Sepak Bola Tunanetra Dimainkan?

Atlet sepak bola tunanetra sangat hebat dalam menggunakan kesadaran ruang dan mampu memadukan kecepatan serta teknik bermain

Context.id | 06-09-2024

Nyetir Lebih dari Dua Jam Bisa Bikin Makin Bodoh?

Sebuah studi di Inggris menemukan bahwa mengemudi lebih dari dua jam sehari bisa menurunkan daya otak seseorang.

Naufal Jauhar Nazhif | 06-09-2024

Saat Hewan Ditugaskan Menjadi James Bond

Penggunaan hewan dalam kegiatan militer telah berlangsung selama bertahun-tahun baik itu untuk kegiatan mata-mata atau untuk penyerangan.

Context.id | 05-09-2024