Membuat Pohon Natal Menjadi Sumber Protein Rendah Karbon
Penggabungan pohon natal dengan jamur bisa menjadi sumber pangan sekaligus penyerap karbon yang sangat efektif
Context.id, JAKARTA - Di sebuah gundukan tanah tertutup plastik di Pulau Bute, Skotlandia, ribuan bibit pohon pinus Skotlandia tumbuh.
Meski terlihat biasa, bibit ini memiliki potensi luar biasa: akar mereka telah diinokulasi dengan jamur ektomikoriza yang saling menciptakan hubungan simbiosis. Jamur ini menyediakan nutrisi bagi pohon dan sebagai gantinya, menerima karbon.
Hasilnya adalah pohon yang tidak hanya menyerap karbon dalam jumlah besar, tetapi juga menghasilkan jamur kaya protein yang dapat dimakan.
Mikoforestri jadi solusi
Proyek ini adalah pelopor mikoforestri, praktik menanam pohon sekaligus menghasilkan pangan. Hal ini penting karena permintaan lahan pertanian adalah pendorong utama deforestasi global.
Penelitian Universitas Stirling menunjukkan mikoforestri dapat mengatasi konflik ini, menggabungkan manfaat lingkungan dan produksi pangan di lahan yang sama.
Paul Thomas, profesor kehormatan di Universitas Stirling dan Direktur Mycorrhizal Systems Ltd., berpendapat perkebunan pohon Natal atau pohon pinus adalah model ideal.
Spesies seperti cemara Sitka cocok untuk produksi jamur karena cara penanamannya yang terorganisir.
Penelitian ini mendapatkan dana hibah £554.000 dari badan inovasi Inggris dan telah menanam lebih dari 14.000 bibit, termasuk pinus Skotlandia, birch perak, hazel, dan ek Inggris.
Bibit ini diinokulasi dengan 17 spesies jamur berbeda di laboratorium khusus. Setelah ditanam, mereka akan mulai menghasilkan jamur dalam tiga tahun pertama.
Menyerap karbon
Menurut penelitian, hutan yang ditanami dengan jamur ektomikoriza dapat menyerap hingga 12,8 ton karbon per hektare per tahun, jauh lebih baik dibandingkan produksi pangan lain yang umumnya menghasilkan emisi karbon.
Bahkan dibandingkan daging sapi, jamur ini lebih efisien dalam penggunaan lahan.
Tim peneliti juga mencoba membuat proses ini mudah diterapkan di industri kehutanan.
Salah satu fokus mereka adalah memastikan jamur yang digunakan adalah spesies asli untuk menghindari risiko ekologis.
Selain itu, keberhasilan jangka panjang proyek ini bergantung pada keberlanjutan spesies pohon dan jamur di tengah perubahan iklim global.
Selain menghasilkan protein, proyek ini dapat membuat pohon Natal lebih ramah lingkungan.
Biasanya, pohon Natal hanya menyerap karbon selama hidupnya, tetapi jamur yang ditanam bersama pohon dapat memberikan manfaat tambahan, seperti pengurangan dampak karbon secara keseluruhan.
Jamur yang dihasilkan tidak hanya bergizi tetapi juga lezat. Beberapa varietas bahkan memiliki nama unik seperti delicious milk cap dan penny bun, menggambarkan rasa dan tampilannya yang menggoda.
RELATED ARTICLES
Membuat Pohon Natal Menjadi Sumber Protein Rendah Karbon
Penggabungan pohon natal dengan jamur bisa menjadi sumber pangan sekaligus penyerap karbon yang sangat efektif
Context.id, JAKARTA - Di sebuah gundukan tanah tertutup plastik di Pulau Bute, Skotlandia, ribuan bibit pohon pinus Skotlandia tumbuh.
Meski terlihat biasa, bibit ini memiliki potensi luar biasa: akar mereka telah diinokulasi dengan jamur ektomikoriza yang saling menciptakan hubungan simbiosis. Jamur ini menyediakan nutrisi bagi pohon dan sebagai gantinya, menerima karbon.
Hasilnya adalah pohon yang tidak hanya menyerap karbon dalam jumlah besar, tetapi juga menghasilkan jamur kaya protein yang dapat dimakan.
Mikoforestri jadi solusi
Proyek ini adalah pelopor mikoforestri, praktik menanam pohon sekaligus menghasilkan pangan. Hal ini penting karena permintaan lahan pertanian adalah pendorong utama deforestasi global.
Penelitian Universitas Stirling menunjukkan mikoforestri dapat mengatasi konflik ini, menggabungkan manfaat lingkungan dan produksi pangan di lahan yang sama.
Paul Thomas, profesor kehormatan di Universitas Stirling dan Direktur Mycorrhizal Systems Ltd., berpendapat perkebunan pohon Natal atau pohon pinus adalah model ideal.
Spesies seperti cemara Sitka cocok untuk produksi jamur karena cara penanamannya yang terorganisir.
Penelitian ini mendapatkan dana hibah £554.000 dari badan inovasi Inggris dan telah menanam lebih dari 14.000 bibit, termasuk pinus Skotlandia, birch perak, hazel, dan ek Inggris.
Bibit ini diinokulasi dengan 17 spesies jamur berbeda di laboratorium khusus. Setelah ditanam, mereka akan mulai menghasilkan jamur dalam tiga tahun pertama.
Menyerap karbon
Menurut penelitian, hutan yang ditanami dengan jamur ektomikoriza dapat menyerap hingga 12,8 ton karbon per hektare per tahun, jauh lebih baik dibandingkan produksi pangan lain yang umumnya menghasilkan emisi karbon.
Bahkan dibandingkan daging sapi, jamur ini lebih efisien dalam penggunaan lahan.
Tim peneliti juga mencoba membuat proses ini mudah diterapkan di industri kehutanan.
Salah satu fokus mereka adalah memastikan jamur yang digunakan adalah spesies asli untuk menghindari risiko ekologis.
Selain itu, keberhasilan jangka panjang proyek ini bergantung pada keberlanjutan spesies pohon dan jamur di tengah perubahan iklim global.
Selain menghasilkan protein, proyek ini dapat membuat pohon Natal lebih ramah lingkungan.
Biasanya, pohon Natal hanya menyerap karbon selama hidupnya, tetapi jamur yang ditanam bersama pohon dapat memberikan manfaat tambahan, seperti pengurangan dampak karbon secara keseluruhan.
Jamur yang dihasilkan tidak hanya bergizi tetapi juga lezat. Beberapa varietas bahkan memiliki nama unik seperti delicious milk cap dan penny bun, menggambarkan rasa dan tampilannya yang menggoda.
POPULAR
RELATED ARTICLES