Share

Home Stories

Stories 24 Desember 2024

Benarkah Penjualan EV Melambat pada 2024? Memahami Angka di Baliknya

Banyak yang menyebut tren kendaraan listrik global terus menurun. Namun hasil riset menunjukkan sebaliknya

Ilustrasi EV/AIM Technologies

Context.id, JAKARTA - Pada 2024, laporan mengenai dugaan perlambatan penjualan kendaraan listrik (EV) menjadi sorotan. 

Bahkan Tesla, jenama EV terlaris di AS, dianggap tak mampu menghindari perlambatan penjualan EV. 

Namun, menurut para ahli, berita tersebut dapat disalahartikan dan tidak mencerminkan gambaran lengkap industri kendaraan listrik, yang sebenarnya sedang mengalami tahun rekor.

Menurut data dari Zero Emissions Transportation Association (ZETA), kuartal ketiga 2024 menunjukkan pencapaian tinggi dalam volume penjualan dan pangsa pasar. 

"Meskipun kuartal keempat belum tersedia, penjualan kendaraan listrik secara keseluruhan sangat kuat," kata Albert Gore, Direktur ZETA.

Bagi ZETA, angka yang dianggap perlambatan ini sebenarnya mengacu pada tingkat pertumbuhan, bukan volume penjualan. 

Sebelumnya, pertumbuhan tahunan kendaraan listrik mencapai 50%, tetapi kini mendekati 20%. Meskipun terlihat menurun, penjualan tetap meningkat.

Pasar tetap menarik
Menurut Gore, angka pertumbuhan 20% tetap menarik bagi produsen mana pun. tiga dari lima model EV terpopuler di pasaran saat ini dihargai di bawah US$45.000 alias lebih rendah dari harga rata-rata kendaraan baru di AS yang mendekati US$48.000.

Di AS, EV berbasis baterai kini mencakup hampir 10% dari seluruh penjualan mobil baru. Jika digabungkan dengan kendaraan hybrid plug-in, pangsa pasar naik menjadi lebih dari 14%. 

Angka ini jauh melampaui prediksi sebelumnya, yang memperkirakan hanya 3% pada 2025.

Menurut International Energy Agency (IEA) dalam laporan Global EV Outlook 2023 secara global penjualan kendaraan listrik terus meningkat. 

Penjualan kendaraan listrik global pada 2022 mencapai 10 juta unit, naik 55% dibandingkan 2021. 

Pada 2023, BloombergNEF melaporkan penjualan kendaraan listrik global mencapai 13,6 juta unit, dengan pertumbuhan tahunan lebih dari 20%. 

Dominasi terbesar masih dipegang oleh China, yang menyumbang hampir 60% dari total penjualan global EV.

Berita tentang penjualan EV di AS turut dipengaruhi oleh lanskap politik, termasuk rencana presiden terpilih Donald Trump untuk mencabut dukungan terhadap kendaraan listrik. 

Namun, Gore optimis pasar EV akan terus tumbuh, terutama dengan data dari BloombergNEF yang menunjukkan 45% pembeli kendaraan di 2025 mempertimbangkan EV, dan angka tersebut diperkirakan meningkat menjadi 90% pada 2033.

Investasi global dalam kendaraan dan baterai listrik mencapai lebih dari US$1,2 triliun. Di AS, jumlah investasi tahun ini melampaui US$180 miliar. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 24 Desember 2024

Benarkah Penjualan EV Melambat pada 2024? Memahami Angka di Baliknya

Banyak yang menyebut tren kendaraan listrik global terus menurun. Namun hasil riset menunjukkan sebaliknya

Ilustrasi EV/AIM Technologies

Context.id, JAKARTA - Pada 2024, laporan mengenai dugaan perlambatan penjualan kendaraan listrik (EV) menjadi sorotan. 

Bahkan Tesla, jenama EV terlaris di AS, dianggap tak mampu menghindari perlambatan penjualan EV. 

Namun, menurut para ahli, berita tersebut dapat disalahartikan dan tidak mencerminkan gambaran lengkap industri kendaraan listrik, yang sebenarnya sedang mengalami tahun rekor.

Menurut data dari Zero Emissions Transportation Association (ZETA), kuartal ketiga 2024 menunjukkan pencapaian tinggi dalam volume penjualan dan pangsa pasar. 

"Meskipun kuartal keempat belum tersedia, penjualan kendaraan listrik secara keseluruhan sangat kuat," kata Albert Gore, Direktur ZETA.

Bagi ZETA, angka yang dianggap perlambatan ini sebenarnya mengacu pada tingkat pertumbuhan, bukan volume penjualan. 

Sebelumnya, pertumbuhan tahunan kendaraan listrik mencapai 50%, tetapi kini mendekati 20%. Meskipun terlihat menurun, penjualan tetap meningkat.

Pasar tetap menarik
Menurut Gore, angka pertumbuhan 20% tetap menarik bagi produsen mana pun. tiga dari lima model EV terpopuler di pasaran saat ini dihargai di bawah US$45.000 alias lebih rendah dari harga rata-rata kendaraan baru di AS yang mendekati US$48.000.

Di AS, EV berbasis baterai kini mencakup hampir 10% dari seluruh penjualan mobil baru. Jika digabungkan dengan kendaraan hybrid plug-in, pangsa pasar naik menjadi lebih dari 14%. 

Angka ini jauh melampaui prediksi sebelumnya, yang memperkirakan hanya 3% pada 2025.

Menurut International Energy Agency (IEA) dalam laporan Global EV Outlook 2023 secara global penjualan kendaraan listrik terus meningkat. 

Penjualan kendaraan listrik global pada 2022 mencapai 10 juta unit, naik 55% dibandingkan 2021. 

Pada 2023, BloombergNEF melaporkan penjualan kendaraan listrik global mencapai 13,6 juta unit, dengan pertumbuhan tahunan lebih dari 20%. 

Dominasi terbesar masih dipegang oleh China, yang menyumbang hampir 60% dari total penjualan global EV.

Berita tentang penjualan EV di AS turut dipengaruhi oleh lanskap politik, termasuk rencana presiden terpilih Donald Trump untuk mencabut dukungan terhadap kendaraan listrik. 

Namun, Gore optimis pasar EV akan terus tumbuh, terutama dengan data dari BloombergNEF yang menunjukkan 45% pembeli kendaraan di 2025 mempertimbangkan EV, dan angka tersebut diperkirakan meningkat menjadi 90% pada 2033.

Investasi global dalam kendaraan dan baterai listrik mencapai lebih dari US$1,2 triliun. Di AS, jumlah investasi tahun ini melampaui US$180 miliar. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025