Share

Home Stories

Stories 12 Desember 2024

Mungkinkah Warga AS Membiarkan Elon Musk Membubarkan Badan Cuaca Atmosfer

Bagi Trump NOAA dianggap lembaga yang menghabiskan anggaran dan hanya bertugas menakut-nakuti masyarakat soal perubahan iklim

Ilustrasi NOAA

Context.id, JAKARTA - Salah satu cara yang mungkin dilakukan Donald Trump untuk membedakan masa jabatan keduanya dari yang pertama adalah dengan memangkas tenaga kerja dan anggaran federal serta merestrukturisasi sejumlah lembaga pemerintah.

Bagi mereka yang peduli dengan cuaca dan iklim, usulan paling mengkhawatirkan adalah membubarkan Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA). 

Menurut tim Trump dalam Project 2025, cetak biru konservatif untuk pemerintahan masa depan, NOAA adalah lembaga yang justru menakuti warga soal perubahan iklim dan harus  diperkecil.

Departemen Efisiensi Pemerintah atau DOGE yang akan dipimpin Elon Musk dan Vivek Ramaswamy bakalan memangkas pengeluaran US$500 miliar dengan menghapus program yang pendanaannya dianggap usang termasuk kemungkinan NOAA.

Namun, di tengah meningkatnya cuaca ekstrem di Amerika Serikat, membubarkan atau menghentikan pendanaan NOAA akan menjadi kesalahan besar. 

Menurut Ryan Maue, peneliti yang pernah bertugas di NOAA dan Kantor Kebijakan Sains Teknologi AS, justru yang harus dilakukan adalah memodernisasi lembaga ini dengan memperluas kapasitas penelitian dan inovasinya.

NOAA didirikan pada 1970 oleh Presiden Richard Nixon dan bertugas memprediksi perubahan iklim, cuaca, laut, dan wilayah pesisir. 

Layanan paling terkenalnya adalah Layanan Cuaca Nasional, yang menyediakan prakiraan harian dan peringatan badai besar secara gratis.

Selama sejarahnya, NOAA relatif terhindar dari politisasi, karena prakiraan cuaca dianggap nonpartisan. 

Namun, meskipun ada dukungan luas dari kedua belah pihak di Kongres, legislasi penting yang bertujuan memperbarui program cuaca NOAA masih terhenti di Senat.

Tantangan pendanaan
NOAA menghadapi tumpukan tugas tanpa pendanaan yang memadai. Badan ini membutuhkan anggaran yang lebih besar untuk memperbarui radar, satelit, pesawat penelitian dan superkomputer, yang semuanya penting untuk memprediksi cuaca secara akurat.

Teknologi prediksi cuaca Amerika Serikat kini tertinggal dari Eropa. Sementara cuaca ekstrem menjadi masalah keamanan nasional, upaya peningkatan kemampuan prediksi akan mendukung ekonomi Amerika dan melindungi warga negara dari bencana.

Langkah pertama adalah memodernisasi sistem komunikasi darurat, bukan hanya bereaksi terhadap bencana.

Meskipun prakiraan cuaca yang akurat telah mengurangi korban jiwa akibat cuaca ekstrem, masih terlalu banyak orang yang tidak siap menghadapi bencana yang akan datang.

NOAA juga perlu memimpin pusat prediksi cuaca nasional yang mengoordinasikan upaya pemerintah, akademisi, militer dan sektor swasta.

Kongres dapat memanfaatkan momentum ini untuk membentuk lembaga prediksi cuaca yang inovatif dan terintegrasi.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 12 Desember 2024

Mungkinkah Warga AS Membiarkan Elon Musk Membubarkan Badan Cuaca Atmosfer

Bagi Trump NOAA dianggap lembaga yang menghabiskan anggaran dan hanya bertugas menakut-nakuti masyarakat soal perubahan iklim

Ilustrasi NOAA

Context.id, JAKARTA - Salah satu cara yang mungkin dilakukan Donald Trump untuk membedakan masa jabatan keduanya dari yang pertama adalah dengan memangkas tenaga kerja dan anggaran federal serta merestrukturisasi sejumlah lembaga pemerintah.

Bagi mereka yang peduli dengan cuaca dan iklim, usulan paling mengkhawatirkan adalah membubarkan Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA). 

Menurut tim Trump dalam Project 2025, cetak biru konservatif untuk pemerintahan masa depan, NOAA adalah lembaga yang justru menakuti warga soal perubahan iklim dan harus  diperkecil.

Departemen Efisiensi Pemerintah atau DOGE yang akan dipimpin Elon Musk dan Vivek Ramaswamy bakalan memangkas pengeluaran US$500 miliar dengan menghapus program yang pendanaannya dianggap usang termasuk kemungkinan NOAA.

Namun, di tengah meningkatnya cuaca ekstrem di Amerika Serikat, membubarkan atau menghentikan pendanaan NOAA akan menjadi kesalahan besar. 

Menurut Ryan Maue, peneliti yang pernah bertugas di NOAA dan Kantor Kebijakan Sains Teknologi AS, justru yang harus dilakukan adalah memodernisasi lembaga ini dengan memperluas kapasitas penelitian dan inovasinya.

NOAA didirikan pada 1970 oleh Presiden Richard Nixon dan bertugas memprediksi perubahan iklim, cuaca, laut, dan wilayah pesisir. 

Layanan paling terkenalnya adalah Layanan Cuaca Nasional, yang menyediakan prakiraan harian dan peringatan badai besar secara gratis.

Selama sejarahnya, NOAA relatif terhindar dari politisasi, karena prakiraan cuaca dianggap nonpartisan. 

Namun, meskipun ada dukungan luas dari kedua belah pihak di Kongres, legislasi penting yang bertujuan memperbarui program cuaca NOAA masih terhenti di Senat.

Tantangan pendanaan
NOAA menghadapi tumpukan tugas tanpa pendanaan yang memadai. Badan ini membutuhkan anggaran yang lebih besar untuk memperbarui radar, satelit, pesawat penelitian dan superkomputer, yang semuanya penting untuk memprediksi cuaca secara akurat.

Teknologi prediksi cuaca Amerika Serikat kini tertinggal dari Eropa. Sementara cuaca ekstrem menjadi masalah keamanan nasional, upaya peningkatan kemampuan prediksi akan mendukung ekonomi Amerika dan melindungi warga negara dari bencana.

Langkah pertama adalah memodernisasi sistem komunikasi darurat, bukan hanya bereaksi terhadap bencana.

Meskipun prakiraan cuaca yang akurat telah mengurangi korban jiwa akibat cuaca ekstrem, masih terlalu banyak orang yang tidak siap menghadapi bencana yang akan datang.

NOAA juga perlu memimpin pusat prediksi cuaca nasional yang mengoordinasikan upaya pemerintah, akademisi, militer dan sektor swasta.

Kongres dapat memanfaatkan momentum ini untuk membentuk lembaga prediksi cuaca yang inovatif dan terintegrasi.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025