Share

Stories 11 Desember 2024

Tato Elektronik: Masa Depan Pemantauan Otak yang Lebih Nyaman dan Canggih

Tato elektronik sementara berbasis tinta cair menjanjikan revolusi dalam pemantauan otak dengan teknologi yang lebih nyaman dan akurat.

Tato Elektronik/StyleCraze

Context.id, JAKARTA – Para ilmuwan dari Universitas Texas di Austin dan Universitas California, Los Angeles (UCLA), telah menciptakan inovasi luar biasa dalam dunia teknologi kesehatan: tato elektronik sementara yang dapat memantau aktivitas otak dengan akurasi tinggi. 

Teknologi ini, yang dipublikasikan dalam jurnal penelitian Cell Biomaterials menjanjikan revolusi dalam pemantauan otak, mengatasi keterbatasan sistem elektroensefalografi (EEG) konvensional yang rumit dan tidak nyaman.  

Dalam sistem EEG tradisional, elektroda harus dipasang secara manual menggunakan gel konduktif dan kabel yang rumit.

Proses ini memakan waktu, tidak nyaman, dan sinyalnya sering mengalami penurunan kualitas. Tato elektronik sementara menawarkan solusi lebih sederhana dan efektif.  

Tato ini terbuat dari tinta cair biokompatibel berbasis polimer konduktif yang disemprotkan langsung ke kulit kepala menggunakan printer inkjet khusus. Teknologi ini bekerja seperti sensor yang memantau aktivitas otak secara real-time. 



Setelah mengering, tato ini menjadi sensor ultra-tipis dan fleksibel yang dapat digunakan dalam jangka panjang tanpa kehilangan kualitas sinyal.  

"Inovasi kami dalam desain sensor, tinta biokompatibel, dan pencetakan berkecepatan tinggi membuka jalan bagi produksi sensor tato elektronik pada tubuh di masa depan, dengan aplikasi luas baik di dalam maupun di luar lingkungan klinis," kata Nanshu Lu, insinyur listrik dari Universitas Texas di Austin, seperti dilansir dari VICE.  

Cara kerja tato elektronik 
Teknologi ini menggabungkan algoritma yang dirancang khusus untuk menentukan posisi ideal pemasangan tato pada kulit kepala pengguna.

Bahkan, tato ini dapat digunakan melalui rambut pendek, sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh EEG tradisional.  

Selama pengujian, para peneliti menemukan bahwa sensor ini mampu menghasilkan data yang seakurat EEG konvensional, tetapi dengan tingkat kenyamanan yang jauh lebih tinggi. 

Selain itu, teknologi ini juga memungkinkan penggantian sebagian kabel EEG dengan komponen cetak berbasis tinta elektronik, yang mengurangi kompleksitas perangkat.  

"Penyesuaian ini memungkinkan kabel yang dicetak untuk menghantarkan sinyal tanpa menangkap gangguan tambahan," jelas Ximin He, ilmuwan material dari UCLA

Merevolusi penelitian otak 
Para peneliti optimistis tato elektronik ini tidak hanya terbatas pada dunia medis, tetapi juga memiliki potensi besar dalam pengembangan antarmuka otak-komputer (Brain-Computer Interfaces/BCIs). 

Perangkat ini dapat digunakan untuk membaca aktivitas otak dan menerjemahkannya menjadi perintah digital untuk mengendalikan perangkat lain seperti prostetik atau sistem kontrol rumah pintar.  

"Studi kami berpotensi merevolusi cara perangkat antarmuka otak-komputer non-invasif dirancang. Dengan mencetak sensor langsung ke kulit kepala, tato elektronik dapat menghilangkan kebutuhan akan headset besar, membuat teknologi ini lebih mudah diakses," kata José Millán, ahli saraf dari Universitas Texas di Austin. 

Nantinya peneliti tinggal menanamkan transmisi nirkabel dalam desain sensor, memungkinkan data aktivitas otak dikirim langsung ke perangkat perekam tanpa kabel apa pun.

Mereka juga berharap untuk mengembangkan tato yang dapat bekerja dengan berbagai jenis dan gaya rambut.  

Para peneliti percaya tato elektronik akan mengubah dunia kesehatan dan teknologi ke depannya.

Penggunaannya di luar dunia medis, seperti dalam bidang olahraga untuk memantau kelelahan otot, kontrol perangkat pintar, dan bahkan aplikasi dalam dunia permainan virtual, tampaknya tidak terelakkan.  



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 11 Desember 2024

Tato Elektronik: Masa Depan Pemantauan Otak yang Lebih Nyaman dan Canggih

Tato elektronik sementara berbasis tinta cair menjanjikan revolusi dalam pemantauan otak dengan teknologi yang lebih nyaman dan akurat.

Tato Elektronik/StyleCraze

Context.id, JAKARTA – Para ilmuwan dari Universitas Texas di Austin dan Universitas California, Los Angeles (UCLA), telah menciptakan inovasi luar biasa dalam dunia teknologi kesehatan: tato elektronik sementara yang dapat memantau aktivitas otak dengan akurasi tinggi. 

Teknologi ini, yang dipublikasikan dalam jurnal penelitian Cell Biomaterials menjanjikan revolusi dalam pemantauan otak, mengatasi keterbatasan sistem elektroensefalografi (EEG) konvensional yang rumit dan tidak nyaman.  

Dalam sistem EEG tradisional, elektroda harus dipasang secara manual menggunakan gel konduktif dan kabel yang rumit.

Proses ini memakan waktu, tidak nyaman, dan sinyalnya sering mengalami penurunan kualitas. Tato elektronik sementara menawarkan solusi lebih sederhana dan efektif.  

Tato ini terbuat dari tinta cair biokompatibel berbasis polimer konduktif yang disemprotkan langsung ke kulit kepala menggunakan printer inkjet khusus. Teknologi ini bekerja seperti sensor yang memantau aktivitas otak secara real-time. 



Setelah mengering, tato ini menjadi sensor ultra-tipis dan fleksibel yang dapat digunakan dalam jangka panjang tanpa kehilangan kualitas sinyal.  

"Inovasi kami dalam desain sensor, tinta biokompatibel, dan pencetakan berkecepatan tinggi membuka jalan bagi produksi sensor tato elektronik pada tubuh di masa depan, dengan aplikasi luas baik di dalam maupun di luar lingkungan klinis," kata Nanshu Lu, insinyur listrik dari Universitas Texas di Austin, seperti dilansir dari VICE.  

Cara kerja tato elektronik 
Teknologi ini menggabungkan algoritma yang dirancang khusus untuk menentukan posisi ideal pemasangan tato pada kulit kepala pengguna.

Bahkan, tato ini dapat digunakan melalui rambut pendek, sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh EEG tradisional.  

Selama pengujian, para peneliti menemukan bahwa sensor ini mampu menghasilkan data yang seakurat EEG konvensional, tetapi dengan tingkat kenyamanan yang jauh lebih tinggi. 

Selain itu, teknologi ini juga memungkinkan penggantian sebagian kabel EEG dengan komponen cetak berbasis tinta elektronik, yang mengurangi kompleksitas perangkat.  

"Penyesuaian ini memungkinkan kabel yang dicetak untuk menghantarkan sinyal tanpa menangkap gangguan tambahan," jelas Ximin He, ilmuwan material dari UCLA

Merevolusi penelitian otak 
Para peneliti optimistis tato elektronik ini tidak hanya terbatas pada dunia medis, tetapi juga memiliki potensi besar dalam pengembangan antarmuka otak-komputer (Brain-Computer Interfaces/BCIs). 

Perangkat ini dapat digunakan untuk membaca aktivitas otak dan menerjemahkannya menjadi perintah digital untuk mengendalikan perangkat lain seperti prostetik atau sistem kontrol rumah pintar.  

"Studi kami berpotensi merevolusi cara perangkat antarmuka otak-komputer non-invasif dirancang. Dengan mencetak sensor langsung ke kulit kepala, tato elektronik dapat menghilangkan kebutuhan akan headset besar, membuat teknologi ini lebih mudah diakses," kata José Millán, ahli saraf dari Universitas Texas di Austin. 

Nantinya peneliti tinggal menanamkan transmisi nirkabel dalam desain sensor, memungkinkan data aktivitas otak dikirim langsung ke perangkat perekam tanpa kabel apa pun.

Mereka juga berharap untuk mengembangkan tato yang dapat bekerja dengan berbagai jenis dan gaya rambut.  

Para peneliti percaya tato elektronik akan mengubah dunia kesehatan dan teknologi ke depannya.

Penggunaannya di luar dunia medis, seperti dalam bidang olahraga untuk memantau kelelahan otot, kontrol perangkat pintar, dan bahkan aplikasi dalam dunia permainan virtual, tampaknya tidak terelakkan.  



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Tato Elektronik: Masa Depan Pemantauan Otak yang Lebih Nyaman dan Canggih

Tato elektronik sementara berbasis tinta cair menjanjikan revolusi dalam pemantauan otak dengan teknologi yang lebih nyaman dan akurat.

Context.id . 11 December 2024

Stalker 2: Gim Ukraina yang Bikin Kesal Rusia

Video gim asal Ukraina jadi sasaran serangan siber dan disinformasi oleh Rusia karena dianggap melakukan kontra narasi

Context.id . 11 December 2024

Tragedi Gajah Botswana, Alga Beracun yang Berbahaya bagi Hewan dan Manusia

Perubahan iklim memicu ledakan alga beracun di Botswana, membunuh ratusan gajah dan berpotensi mengancam manusia

Context.id . 11 December 2024

Maroko Mampu Memproduksi Alat Tes Mpox (Cacar Monyet) Pertama di Afrika

Belajar dari pandemi Covid-19, negara-negara di Afrika, salah satunya Maroko mencoba untuk tidak terlalu bergantung pada pasokan medis impor

Context.id . 11 December 2024