Lima Hal Menarik tentang Katedral Notre Dame di Paris
Katedral Notre Dame selesai diperbaiki dan akan segera dibuka untuk umum. Ada fakta maupun mitos menarik tentang gereja kuno ini
Context.id, JAKARTA - Katedral Paris atau yang dikenal dengan nama Katedral Notre Dame di Prancis yang berada di bawah naungan Keuskupan Paris akan dibuka kembali untuk umum esok Minggu (7/12) setelah restorasi selama lima tahun akibat kebakaran hebat.
Katedral Paris, berdiri sebagai permata arsitektur Gotik, simbol Paris dan pusat wisata yang dibangun selama 182 tahun antara abad ke-12 dan ke-14 ini, tersimpan beberapa kisah yang mengejutkan.
Seperti yang dilaporkan AP, kisah-kisah itu berupa mitos abad pertengahan hingga misteri masa kini.
Berikut lima hal istimewa tentang bangunan bersejarah di Paris ini:
Jantung Prancis
Pentingnya gereja ini tidak hanya terbatas pada arsitektur dan sejarahnya bangunan ini secara harfiah merupakan titik awal semua jalan di Prancis.
BACA JUGA
Di depan katedral, tertanam di antara bebatuan bulat, terdapat lempengan perunggu dan batu sederhana dengan tulisan "point zéro des routes de France," yang berarti "titik awal jalan-jalan di Prancis."
Plakat ini menandai titik awal pengukuran jarak antara Paris dan kota-kota lain di seluruh negeri.
Meskipun plakat tersebut dipasang pada tahun 1924, gagasan tentang ground zero nasional sudah ada sejak tahun 1769.
Raja Louis XV membayangkan sebuah rujukan utama untuk jaringan jalan raya Prancis yang terus berkembang, sebuah konsep yang menghubungkan geografi negara tersebut dengan jantungnya di Paris.
Mitos Gargoyle besar
Makhluk-makhluk batu yang menakutkan di Notre Dame mungkin tampak kuno, tetapi tidak semuanya seperti yang terlihat.
Para gargoyle sebenarnya merupakan talang berbentuk monster yang digunakan untuk mengalirkan air hujan dan telah ada sejak masa pembangunan katedral.
Namun, sosok-sosok dramatis seperti monster yang sering digambarkan pada kartu pos dan film adalah khayalan belaka, dan mereka jauh lebih baru.
Pada abad ke-19, arsitek Eugène Viollet-le-Duc ditugaskan merenovasi bangunan yang saat itu sudah rusak mulai menambahkan makhluk-makhluk ini untuk menambah kesan mistis katedral.
Viollet-le-Duc mendapat inspirasi dari buku terkenal Victor Hugo ''The Hunchback of Notre Dame'' untuk menciptakan figur-figur hewan setan dengan ekspresi yang dipersonifikasikan.
Sasaran kaum revolusioner
Selama Revolusi Prancis, yang diwarnai gelombang protes terhadap Gereja, Notre Dame tidak diperlakukan seperti katedral yang dihormati.
Pada 1793, kaum revolusioner melucuti simbol-simbol keagamaannya dan mengganti namanya menjadi "Notre-Dame de la Raison" (Bunda Maria yang Berakal Sehat).
Katedral ini juga pernah menjadi tuan rumah festival perayaan sains dan gagasan Pencerahan, bahkan pernah jadi gudang anggur walau sebentar.
Layanan keagamaan dilanjutkan pada tahun 1795, dan Notre Dame mendapatkan kembali status sakralnya atas dorongan kaisar Prancis Napoleon I, yang mengadakan penobatannya di sana pada tahun 1804 serta diabadikan dalam lukisan terkenal karya Jacques-Louis David.
Pemenggalan patung
Pada 1792, kaum revolusioner juga memenggal 28 patung dari fasad Notre Dame, karena mengira patung-patung itu adalah raja-raja Prancis. Sebenarnya patung itu adalah raja-raja kuno Yudea, leluhur Yesus dalam Alkitab.
Kepala-kepala itu dianggap hilang selamanya, mungkin dihancurkan atau dijual sebagai bahan bangunan. Namun pada 1977, para pekerja yang merenovasi halaman di distrik ke-9 Paris menemukan ratusan fragmen patung batu.
Para ahli mengonfirmasi itu adalah kepala patung Notre Dame yang hilang. Bagaimana mereka bisa terkubur di sana masih menjadi misteri.
Kini, 22 kepala tersebut telah dipugar dan dipajang di Museum Cluny di Paris. Penemuan ini dianggap sebagai salah satu penemuan arkeologi paling luar biasa dalam sejarah modern kota tersebut.
Debu timbal
Kebakaran 2019 yang hampir menghancurkan Notre Dame mengungkap risiko kesehatan yang serius.
Ketika api melelehkan atap, berton-ton debu timbal beracun terlepas ke udara dan menyebar ke seluruh Paris.
Masalahnya? Pihak berwenang menemukan tidak ada aturan untuk mengukur bahaya debu timbal di luar ruangan.
Ini bukan hanya masalah Paris, kota-kota besar seperti London dan Roma, dan bahkan WHO tidak memiliki pedoman untuk polusi timbal di luar ruangan.
Kebakaran Notre Dame menyoroti masalah tersembunyi, yang memaksa para pejabat untuk lebih memperhatikan standar keselamatan di wilayahnya.
Butuh waktu empat bulan bagi kota untuk menyelesaikan operasi pembersihan menyeluruh trotoar, meskipun para turis, penduduk, dan pedagang berjalan di sekitar katedral setiap hari
RELATED ARTICLES
Lima Hal Menarik tentang Katedral Notre Dame di Paris
Katedral Notre Dame selesai diperbaiki dan akan segera dibuka untuk umum. Ada fakta maupun mitos menarik tentang gereja kuno ini
Context.id, JAKARTA - Katedral Paris atau yang dikenal dengan nama Katedral Notre Dame di Prancis yang berada di bawah naungan Keuskupan Paris akan dibuka kembali untuk umum esok Minggu (7/12) setelah restorasi selama lima tahun akibat kebakaran hebat.
Katedral Paris, berdiri sebagai permata arsitektur Gotik, simbol Paris dan pusat wisata yang dibangun selama 182 tahun antara abad ke-12 dan ke-14 ini, tersimpan beberapa kisah yang mengejutkan.
Seperti yang dilaporkan AP, kisah-kisah itu berupa mitos abad pertengahan hingga misteri masa kini.
Berikut lima hal istimewa tentang bangunan bersejarah di Paris ini:
Jantung Prancis
Pentingnya gereja ini tidak hanya terbatas pada arsitektur dan sejarahnya bangunan ini secara harfiah merupakan titik awal semua jalan di Prancis.
BACA JUGA
Di depan katedral, tertanam di antara bebatuan bulat, terdapat lempengan perunggu dan batu sederhana dengan tulisan "point zéro des routes de France," yang berarti "titik awal jalan-jalan di Prancis."
Plakat ini menandai titik awal pengukuran jarak antara Paris dan kota-kota lain di seluruh negeri.
Meskipun plakat tersebut dipasang pada tahun 1924, gagasan tentang ground zero nasional sudah ada sejak tahun 1769.
Raja Louis XV membayangkan sebuah rujukan utama untuk jaringan jalan raya Prancis yang terus berkembang, sebuah konsep yang menghubungkan geografi negara tersebut dengan jantungnya di Paris.
Mitos Gargoyle besar
Makhluk-makhluk batu yang menakutkan di Notre Dame mungkin tampak kuno, tetapi tidak semuanya seperti yang terlihat.
Para gargoyle sebenarnya merupakan talang berbentuk monster yang digunakan untuk mengalirkan air hujan dan telah ada sejak masa pembangunan katedral.
Namun, sosok-sosok dramatis seperti monster yang sering digambarkan pada kartu pos dan film adalah khayalan belaka, dan mereka jauh lebih baru.
Pada abad ke-19, arsitek Eugène Viollet-le-Duc ditugaskan merenovasi bangunan yang saat itu sudah rusak mulai menambahkan makhluk-makhluk ini untuk menambah kesan mistis katedral.
Viollet-le-Duc mendapat inspirasi dari buku terkenal Victor Hugo ''The Hunchback of Notre Dame'' untuk menciptakan figur-figur hewan setan dengan ekspresi yang dipersonifikasikan.
Sasaran kaum revolusioner
Selama Revolusi Prancis, yang diwarnai gelombang protes terhadap Gereja, Notre Dame tidak diperlakukan seperti katedral yang dihormati.
Pada 1793, kaum revolusioner melucuti simbol-simbol keagamaannya dan mengganti namanya menjadi "Notre-Dame de la Raison" (Bunda Maria yang Berakal Sehat).
Katedral ini juga pernah menjadi tuan rumah festival perayaan sains dan gagasan Pencerahan, bahkan pernah jadi gudang anggur walau sebentar.
Layanan keagamaan dilanjutkan pada tahun 1795, dan Notre Dame mendapatkan kembali status sakralnya atas dorongan kaisar Prancis Napoleon I, yang mengadakan penobatannya di sana pada tahun 1804 serta diabadikan dalam lukisan terkenal karya Jacques-Louis David.
Pemenggalan patung
Pada 1792, kaum revolusioner juga memenggal 28 patung dari fasad Notre Dame, karena mengira patung-patung itu adalah raja-raja Prancis. Sebenarnya patung itu adalah raja-raja kuno Yudea, leluhur Yesus dalam Alkitab.
Kepala-kepala itu dianggap hilang selamanya, mungkin dihancurkan atau dijual sebagai bahan bangunan. Namun pada 1977, para pekerja yang merenovasi halaman di distrik ke-9 Paris menemukan ratusan fragmen patung batu.
Para ahli mengonfirmasi itu adalah kepala patung Notre Dame yang hilang. Bagaimana mereka bisa terkubur di sana masih menjadi misteri.
Kini, 22 kepala tersebut telah dipugar dan dipajang di Museum Cluny di Paris. Penemuan ini dianggap sebagai salah satu penemuan arkeologi paling luar biasa dalam sejarah modern kota tersebut.
Debu timbal
Kebakaran 2019 yang hampir menghancurkan Notre Dame mengungkap risiko kesehatan yang serius.
Ketika api melelehkan atap, berton-ton debu timbal beracun terlepas ke udara dan menyebar ke seluruh Paris.
Masalahnya? Pihak berwenang menemukan tidak ada aturan untuk mengukur bahaya debu timbal di luar ruangan.
Ini bukan hanya masalah Paris, kota-kota besar seperti London dan Roma, dan bahkan WHO tidak memiliki pedoman untuk polusi timbal di luar ruangan.
Kebakaran Notre Dame menyoroti masalah tersembunyi, yang memaksa para pejabat untuk lebih memperhatikan standar keselamatan di wilayahnya.
Butuh waktu empat bulan bagi kota untuk menyelesaikan operasi pembersihan menyeluruh trotoar, meskipun para turis, penduduk, dan pedagang berjalan di sekitar katedral setiap hari
POPULAR
RELATED ARTICLES