Share

Stories 06 November 2024

Jack Ma Berbagi Pelajaran Hidup bagi Generasi Muda

Jack Ma, pendiri Alibaba, mengajarkan kesuksesan datang dari ketekunan menghadapi kegagalan, belajar dari kesalahan dan memberikan dampak positif bagi generasi muda

Jack Ma/ WEF

Context.id, JAKARTA - Pada 5 Desember 2017, di tengah gemerlap Shanghai, Jack Ma, pendiri dan ketua eksekutif Alibaba Group, duduk di panggung dengan serangkaian cerita tentang kegagalan, perjuangan, dan akhirnya pencapaiannya meraih kesuksesan luar biasa. 

Namun, perjalanan Ma menuju kejayaan tidaklah mulus, bahkan sangat jauh dari itu. Pada masa mudanya, Jack Ma mengalami penolakan berulang kali dalam hidupnya, termasuk gagal dalam lebih dari 30 kali percakapan kerja. 

Di masa itu, siapa yang bisa membayangkan bahwa seorang pria yang dianggap gagal di banyak kesempatan ini akan menciptakan sebuah kerajaan e-commerce senilai 519 miliar dolar AS?

Jack Ma tidak hanya sekadar tokoh bisnis yang terkenal; dia adalah simbol dari ketekunan dan kemampuan untuk mengubah kegagalan menjadi batu loncakan menuju sukses. 

Saat berbicara di hadapan sekelompok pemimpin muda di pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos beberapa tahun silam, Ma menyampaikan pesan yang sangat sederhana namun mendalam.



"Dalam hidup, bukan seberapa banyak yang telah kita capai, tetapi seberapa banyak kita telah melewati hari-hari sulit dan kesalahan." 

Ini adalah pelajaran penting yang dia peroleh setelah bertahun-tahun bergelut dengan kegagalan dan kesulitan dalam hidupnya.

Sebuah perjalanan penuh penolakan
Kisah hidup Jack Ma penuh dengan kegagalan yang ironisnya justru membentuk fondasi kesuksesannya. 

Sebelum menjadi seorang pengusaha sukses, Ma menghadapi penolakan dari berbagai kesempatan pekerjaan. Salah satu kisah paling terkenal adalah ketika dia melamar pekerjaan di KFC. 

Dari 24 orang yang mengikuti wawancara, 23 diterima, namun Ma satu-satunya yang ditolak. Tidak berhenti di situ, ia juga gagal dalam perekrutan polisi, meski berada dalam kelompok yang sama. 

Bahkan ketika ia dan sepupunya mendaftar untuk pekerjaan sebagai pelayan di sebuah hotel berbintang empat, sepupunya diterima sementara Ma kembali ditolak. 

Namun, yang membuat cerita ini menarik bukanlah kegagalannya, tetapi bagaimana Ma menghadapinya. 

Alih-alih merasa putus asa atau terpuruk, Ma memilih untuk melihat setiap penolakan sebagai bagian dari pelajaran hidup yang berharga. 

“Saya tahu ini adalah kursus pelatihan untuk saya,” kenangnya. Mentalitas inilah yang membantunya terus melangkah meski dunia seolah tidak memberi tempat untuknya.

Filosofi hidup yang terbukti
Pada pertemuan di Davos, Jack Ma membagikan pandangan hidupnya yang berharga, terutama mengenai tahapan kehidupan yang menurutnya penting untuk dipahami oleh generasi muda. 

Ma berbicara tentang perjalanan karier yang ideal dari usia 20 hingga 60 tahun, sebuah filosofi yang berakar dari pengalaman dan pembelajarannya sendiri.

“Jika Anda berusia 20 hingga 30 tahun, Anda seharusnya berguru pada bos yang baik dan bergabung dengan perusahaan yang bagus untuk belajar bagaimana melakukan sesuatu dengan benar,” jelas Ma. 

Di usia ini, menurutnya, adalah waktu terbaik untuk menyerap ilmu dari orang yang lebih berpengalaman dan membangun fondasi yang kuat.

Ketika memasuki usia 30 hingga 40 tahun, Ma mengatakan saatnya bagi seseorang untuk mulai mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru. 

“Jika Anda ingin melakukan sesuatu sendiri, lakukan saja. Anda masih bisa rugi, masih bisa gagal,” tambahnya. 

Usia 30-an adalah masa di mana seseorang memiliki cukup waktu untuk belajar dari kegagalan dan memperbaiki diri.

Namun, ketika mencapai usia 40 hingga 50 tahun, Ma menyarankan untuk lebih fokus pada keahlian yang sudah dikuasai. 

“Pada usia ini, saya sarankan Anda untuk melakukan hal-hal yang sudah Anda kuasai,”* ujarnya. 

Ma percaya bahwa ketika usia semakin bertambah, sebaiknya kita fokus pada kekuatan dan pengalaman yang sudah kita miliki, dan tidak terlalu terobsesi untuk memasuki bidang-bidang yang asing.

Lebih jauh lagi, Ma menekankan pentingnya berinvestasi dalam generasi berikutnya. Pada usia 50 hingga 60 tahun, sebaiknya seseorang menghabiskan waktunya untuk melatih dan mengembangkan pemimpin muda. 

“Pada usia 50 hingga 60 tahun, habiskan waktu untuk melatih generasi muda. Mereka adalah masa depan,” katanya dengan bijak. 

Pada akhirnya, ketika memasuki usia senja, Ma mengingatkan untuk tetap dekat dengan keluarga, terutama cucu-cucu, dan menikmati waktu bersama mereka.

Pelajaran dari kegagalan
Meskipun kita sering mendengar cerita tentang orang-orang yang sukses, Ma menegaskan kegagalan adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan menuju kesuksesan. 

“Tidak peduli seberapa pintar Anda, Anda pasti akan menemui kesalahan. Anda belajar dari kesalahan bukan karena Anda bisa menghindari kesalahan, tetapi karena Anda belajar bagaimana menghadapi dan menghadapinya,” ungkapnya. 

Setiap kegagalan, bagi Ma, adalah kesempatan untuk tumbuh dan menjadi lebih baik.

Ma juga menekankan bahwa dalam perjalanan hidup, yang paling penting adalah kemampuan untuk terus melangkah maju, belajar dari kesalahan, dan tidak cepat menyerah. 

Filosofi ini yang kemudian ia terapkan dalam membangun Alibaba dari nol, hingga akhirnya menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia.

Hari ini, Alibaba bukan hanya sebuah perusahaan e-commerce, tetapi juga sebuah simbol dari apa yang dapat dicapai ketika seseorang tidak pernah menyerah meskipun menghadapi segala rintangan. 

Ma menunjukkan kepada dunia kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari perjalanan panjang menuju kesuksesan.

Jack Ma, yang sudah berusia lebih dari setengah abad mungkin telah menggapai puncak kariernya, tetapi ia tidak pernah lupa dari mana ia berasal. 

Dia mengingat dengan jelas hari-hari penuh kesulitan yang harus ia lewati, dan bagaimana setiap kegagalan itu membentuknya menjadi seperti sekarang.

Dengan semangat yang sama, Ma kini berbagi kebijaksanaannya kepada generasi muda di seluruh dunia. 

Bagi mereka yang sedang berjuang, baik dalam dunia bisnis maupun kehidupan pribadi, pesan Ma sangat jelas. 

Jangan pernah berhenti belajar, jangan takut gagal, dan selalu lihat kegagalan sebagai langkah menuju kesuksesan.

Nasihat untuk generasi muda
Selain kisah-kisah pribadinya yang menginspirasi, Jack Ma juga memberikan sejumlah nasihat praktis yang relevan bagi generasi muda di era ini. 

Dalam berbagai kesempatan, Ma sering menekankan pentingnya memiliki pandangan hidup yang realistis dan berbasis pada nilai-nilai yang kuat.

Ma percaya banyak anak muda saat ini terlalu fokus pada teknologi dan kekayaan materi, dan melupakan nilai-nilai dasar seperti kerja keras, ketekunan, dan pembelajaran berkelanjutan. 

Dalam sebuah wawancara dengan Cheap and Good, Ma menegaskan orang muda perlu belajar untuk bekerja lebih keras dan tidak takut menghadapi tantangan besar.

“Generasi muda lebih banyak terobsesi pada hasil yang cepat. Saya lebih menghargai perjalanan yang panjang dan penuh dengan pembelajaran,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ma menekankan pentingnya memiliki tekad yang kuat untuk tidak mudah menyerah. 

“Jika Anda ingin sukses, jangan berhenti terlalu cepat. Sukses itu butuh waktu. Terkadang kita harus melalui kegagalan terlebih dahulu,” tegasnya. 

Ini adalah filosofi yang sangat berbeda dengan pandangan masyarakat yang sering mencari jalan pintas menuju kesuksesan.

Bagi Ma, kunci untuk bertahan dalam dunia yang penuh dengan kompetisi adalah memiliki sikap yang gigih dan tidak terpengaruh oleh kegagalan sesaat. 

Sementara kebanyakan orang mungkin akan menyerah setelah mengalami beberapa kali kegagalan, Ma percaya bahwa kegagalan adalah kesempatan untuk belajar, bukan halangan. 

“Bersabarlah dengan proses. Kegagalan adalah bagian dari kesuksesan,” ujarnya dengan keyakinan.

Pada akhirnya, pesan Jack Ma untuk para pemuda dunia kesuksesan sejati bukan hanya diukur dari berapa banyak uang yang kita hasilkan atau seberapa besar perusahaan yang kita bangun. 

Sebaliknya, sukses sejati adalah bagaimana kita bisa memberi dampak positif bagi dunia, membangun hubungan yang sehat, dan memberi inspirasi kepada orang lain.

"Ketika Anda mencapai puncak, pastikan Anda menolong orang lain untuk sampai ke sana juga," kata Ma. 

Dengan filosofi ini, Jack Ma tidak hanya menciptakan kerajaan e-commerce yang luar biasa, tetapi juga memberi teladan tentang bagaimana seorang pemimpin sejati harus bertindak, dengan integritas, keberanian, dan belas kasih terhadap orang lain



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 06 November 2024

Jack Ma Berbagi Pelajaran Hidup bagi Generasi Muda

Jack Ma, pendiri Alibaba, mengajarkan kesuksesan datang dari ketekunan menghadapi kegagalan, belajar dari kesalahan dan memberikan dampak positif bagi generasi muda

Jack Ma/ WEF

Context.id, JAKARTA - Pada 5 Desember 2017, di tengah gemerlap Shanghai, Jack Ma, pendiri dan ketua eksekutif Alibaba Group, duduk di panggung dengan serangkaian cerita tentang kegagalan, perjuangan, dan akhirnya pencapaiannya meraih kesuksesan luar biasa. 

Namun, perjalanan Ma menuju kejayaan tidaklah mulus, bahkan sangat jauh dari itu. Pada masa mudanya, Jack Ma mengalami penolakan berulang kali dalam hidupnya, termasuk gagal dalam lebih dari 30 kali percakapan kerja. 

Di masa itu, siapa yang bisa membayangkan bahwa seorang pria yang dianggap gagal di banyak kesempatan ini akan menciptakan sebuah kerajaan e-commerce senilai 519 miliar dolar AS?

Jack Ma tidak hanya sekadar tokoh bisnis yang terkenal; dia adalah simbol dari ketekunan dan kemampuan untuk mengubah kegagalan menjadi batu loncakan menuju sukses. 

Saat berbicara di hadapan sekelompok pemimpin muda di pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos beberapa tahun silam, Ma menyampaikan pesan yang sangat sederhana namun mendalam.



"Dalam hidup, bukan seberapa banyak yang telah kita capai, tetapi seberapa banyak kita telah melewati hari-hari sulit dan kesalahan." 

Ini adalah pelajaran penting yang dia peroleh setelah bertahun-tahun bergelut dengan kegagalan dan kesulitan dalam hidupnya.

Sebuah perjalanan penuh penolakan
Kisah hidup Jack Ma penuh dengan kegagalan yang ironisnya justru membentuk fondasi kesuksesannya. 

Sebelum menjadi seorang pengusaha sukses, Ma menghadapi penolakan dari berbagai kesempatan pekerjaan. Salah satu kisah paling terkenal adalah ketika dia melamar pekerjaan di KFC. 

Dari 24 orang yang mengikuti wawancara, 23 diterima, namun Ma satu-satunya yang ditolak. Tidak berhenti di situ, ia juga gagal dalam perekrutan polisi, meski berada dalam kelompok yang sama. 

Bahkan ketika ia dan sepupunya mendaftar untuk pekerjaan sebagai pelayan di sebuah hotel berbintang empat, sepupunya diterima sementara Ma kembali ditolak. 

Namun, yang membuat cerita ini menarik bukanlah kegagalannya, tetapi bagaimana Ma menghadapinya. 

Alih-alih merasa putus asa atau terpuruk, Ma memilih untuk melihat setiap penolakan sebagai bagian dari pelajaran hidup yang berharga. 

“Saya tahu ini adalah kursus pelatihan untuk saya,” kenangnya. Mentalitas inilah yang membantunya terus melangkah meski dunia seolah tidak memberi tempat untuknya.

Filosofi hidup yang terbukti
Pada pertemuan di Davos, Jack Ma membagikan pandangan hidupnya yang berharga, terutama mengenai tahapan kehidupan yang menurutnya penting untuk dipahami oleh generasi muda. 

Ma berbicara tentang perjalanan karier yang ideal dari usia 20 hingga 60 tahun, sebuah filosofi yang berakar dari pengalaman dan pembelajarannya sendiri.

“Jika Anda berusia 20 hingga 30 tahun, Anda seharusnya berguru pada bos yang baik dan bergabung dengan perusahaan yang bagus untuk belajar bagaimana melakukan sesuatu dengan benar,” jelas Ma. 

Di usia ini, menurutnya, adalah waktu terbaik untuk menyerap ilmu dari orang yang lebih berpengalaman dan membangun fondasi yang kuat.

Ketika memasuki usia 30 hingga 40 tahun, Ma mengatakan saatnya bagi seseorang untuk mulai mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru. 

“Jika Anda ingin melakukan sesuatu sendiri, lakukan saja. Anda masih bisa rugi, masih bisa gagal,” tambahnya. 

Usia 30-an adalah masa di mana seseorang memiliki cukup waktu untuk belajar dari kegagalan dan memperbaiki diri.

Namun, ketika mencapai usia 40 hingga 50 tahun, Ma menyarankan untuk lebih fokus pada keahlian yang sudah dikuasai. 

“Pada usia ini, saya sarankan Anda untuk melakukan hal-hal yang sudah Anda kuasai,”* ujarnya. 

Ma percaya bahwa ketika usia semakin bertambah, sebaiknya kita fokus pada kekuatan dan pengalaman yang sudah kita miliki, dan tidak terlalu terobsesi untuk memasuki bidang-bidang yang asing.

Lebih jauh lagi, Ma menekankan pentingnya berinvestasi dalam generasi berikutnya. Pada usia 50 hingga 60 tahun, sebaiknya seseorang menghabiskan waktunya untuk melatih dan mengembangkan pemimpin muda. 

“Pada usia 50 hingga 60 tahun, habiskan waktu untuk melatih generasi muda. Mereka adalah masa depan,” katanya dengan bijak. 

Pada akhirnya, ketika memasuki usia senja, Ma mengingatkan untuk tetap dekat dengan keluarga, terutama cucu-cucu, dan menikmati waktu bersama mereka.

Pelajaran dari kegagalan
Meskipun kita sering mendengar cerita tentang orang-orang yang sukses, Ma menegaskan kegagalan adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan menuju kesuksesan. 

“Tidak peduli seberapa pintar Anda, Anda pasti akan menemui kesalahan. Anda belajar dari kesalahan bukan karena Anda bisa menghindari kesalahan, tetapi karena Anda belajar bagaimana menghadapi dan menghadapinya,” ungkapnya. 

Setiap kegagalan, bagi Ma, adalah kesempatan untuk tumbuh dan menjadi lebih baik.

Ma juga menekankan bahwa dalam perjalanan hidup, yang paling penting adalah kemampuan untuk terus melangkah maju, belajar dari kesalahan, dan tidak cepat menyerah. 

Filosofi ini yang kemudian ia terapkan dalam membangun Alibaba dari nol, hingga akhirnya menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia.

Hari ini, Alibaba bukan hanya sebuah perusahaan e-commerce, tetapi juga sebuah simbol dari apa yang dapat dicapai ketika seseorang tidak pernah menyerah meskipun menghadapi segala rintangan. 

Ma menunjukkan kepada dunia kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari perjalanan panjang menuju kesuksesan.

Jack Ma, yang sudah berusia lebih dari setengah abad mungkin telah menggapai puncak kariernya, tetapi ia tidak pernah lupa dari mana ia berasal. 

Dia mengingat dengan jelas hari-hari penuh kesulitan yang harus ia lewati, dan bagaimana setiap kegagalan itu membentuknya menjadi seperti sekarang.

Dengan semangat yang sama, Ma kini berbagi kebijaksanaannya kepada generasi muda di seluruh dunia. 

Bagi mereka yang sedang berjuang, baik dalam dunia bisnis maupun kehidupan pribadi, pesan Ma sangat jelas. 

Jangan pernah berhenti belajar, jangan takut gagal, dan selalu lihat kegagalan sebagai langkah menuju kesuksesan.

Nasihat untuk generasi muda
Selain kisah-kisah pribadinya yang menginspirasi, Jack Ma juga memberikan sejumlah nasihat praktis yang relevan bagi generasi muda di era ini. 

Dalam berbagai kesempatan, Ma sering menekankan pentingnya memiliki pandangan hidup yang realistis dan berbasis pada nilai-nilai yang kuat.

Ma percaya banyak anak muda saat ini terlalu fokus pada teknologi dan kekayaan materi, dan melupakan nilai-nilai dasar seperti kerja keras, ketekunan, dan pembelajaran berkelanjutan. 

Dalam sebuah wawancara dengan Cheap and Good, Ma menegaskan orang muda perlu belajar untuk bekerja lebih keras dan tidak takut menghadapi tantangan besar.

“Generasi muda lebih banyak terobsesi pada hasil yang cepat. Saya lebih menghargai perjalanan yang panjang dan penuh dengan pembelajaran,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ma menekankan pentingnya memiliki tekad yang kuat untuk tidak mudah menyerah. 

“Jika Anda ingin sukses, jangan berhenti terlalu cepat. Sukses itu butuh waktu. Terkadang kita harus melalui kegagalan terlebih dahulu,” tegasnya. 

Ini adalah filosofi yang sangat berbeda dengan pandangan masyarakat yang sering mencari jalan pintas menuju kesuksesan.

Bagi Ma, kunci untuk bertahan dalam dunia yang penuh dengan kompetisi adalah memiliki sikap yang gigih dan tidak terpengaruh oleh kegagalan sesaat. 

Sementara kebanyakan orang mungkin akan menyerah setelah mengalami beberapa kali kegagalan, Ma percaya bahwa kegagalan adalah kesempatan untuk belajar, bukan halangan. 

“Bersabarlah dengan proses. Kegagalan adalah bagian dari kesuksesan,” ujarnya dengan keyakinan.

Pada akhirnya, pesan Jack Ma untuk para pemuda dunia kesuksesan sejati bukan hanya diukur dari berapa banyak uang yang kita hasilkan atau seberapa besar perusahaan yang kita bangun. 

Sebaliknya, sukses sejati adalah bagaimana kita bisa memberi dampak positif bagi dunia, membangun hubungan yang sehat, dan memberi inspirasi kepada orang lain.

"Ketika Anda mencapai puncak, pastikan Anda menolong orang lain untuk sampai ke sana juga," kata Ma. 

Dengan filosofi ini, Jack Ma tidak hanya menciptakan kerajaan e-commerce yang luar biasa, tetapi juga memberi teladan tentang bagaimana seorang pemimpin sejati harus bertindak, dengan integritas, keberanian, dan belas kasih terhadap orang lain



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Apakah Asteroid yang Kaya Logam Mulia Ribuan Triliun Dolar Bisa Ditambang?

Sebuah wahana antariksa sedang dalam perjalanan menuju sebuah asteroid yang mungkin mengandung logam berharga senilai sekitar US 100 ribu kuadrili ...

Context.id . 22 November 2024

Sertifikasi Halal Perkuat Daya Saing Produk Dalam Negeri

Sertifikasi halal menjadi salah satu tameng bagi pengusaha makanan dan minuman dari serbuan produk asing.

Noviarizal Fernandez . 22 November 2024

Paus Fransiskus Bakal Kanonisasi Carlo Acutis, Santo Millenial Pertama

Paus Fransiskus akan mengkanonisasi Carlo Acutis pada 27 April 2025, menjadikannya santo millenial pertama dan simbol kesatuan iman dengan dunia d ...

Context.id . 22 November 2024

Benar-benar Komedi, Pisang Dilakban Bisa Dilelang hingga Rp98,8 Miliar

Karya seni konseptual pisang karya Maurizio Cattelan, \"Comedian,\" saat dilelang di rumah lelang Sotheby’s jatuh ke tangan seorang pengusaha kr ...

Context.id . 22 November 2024