Share

Stories 23 Oktober 2024

Penting! Ini Alasan Mengapa Ponsel Harus Dimatikan Seminggu Sekali

Ponsel akan menghentikan sementara semua proses yang berjalan di latar belakang, termasuk malware yang mungkin tidak kita sadari sedang aktif.

Ilustrasi peretasan ponsel/Times Now

Context.id, JAKARTA - Pada pagi yang sibuk, ponsel Anda mungkin tidak pernah berhenti berdering. Notifikasi email, pesan teks, hingga pemberitahuan media sosial terus berdatangan. 

Dalam setiap dering, ada satu hal yang mungkin jarang dipikirkan; keamanan ponsel Anda. Tanpa disadari, perangkat kecil ini menjadi target potensial dari berbagai ancaman siber, mulai dari malware, spyware, hingga phishing

Tapi tahukah, mematikan ponsel Anda setidaknya seminggu sekali bisa membuat perbedaan besar dan sangat bermanfaat?

Badan Keamanan Nasional AS (NSA), dalam panduan keamanan sibernya, merekomendasikan langkah sederhana ini sebagai salah satu cara untuk melindungi ponsel dari peretas. 

Tindakan kecil ini bukan hanya soal menekan tombol daya, tetapi tentang menjaga privasi dan keamanan informasi pribadi yang Anda bawa ke mana pun Anda pergi.



Ancaman selalu ada
Pada dasarnya, ponsel Anda adalah komputer mini yang selalu aktif, terhubung ke internet, dan siap melayani kebutuhan sehari-hari. 

Namun, justru karena itulah dia sangat rentan terhadap ancaman. Peretas tidak perlu menunggu kita mengklik tautan atau mengunduh aplikasi berbahaya untuk menyerang. 

Mereka bisa menggunakan serangan zero-click, dengan cara menyusupkan malware bisa disusupkan tanpa perlu interaksi dari pengguna sama sekali.

Bayangkan, ponsel yang selalu kita genggam ternyata menjadi target serangan siber tanpa disadari. 

Berdasarkan laporan Project Zero Google, serangan zero-click adalah salah satu ancaman paling menakutkan karena pengguna tidak menyadari bahwa perangkatnya telah terinfeksi. 

Dalam hitungan detik, informasi pribadi dicuri, dan Anda mungkin tidak akan tahu sampai semuanya terlambat.

Untuk mencegah itu NSA menyarankan langkah sederhana; matikan dan hidupkan kembali ponsel setidaknya seminggu sekali. 

Apa yang terjadi saat mematikan ponsel? Ponsel akan menghentikan sementara semua proses yang berjalan di latar belakang, termasuk malware yang mungkin tidak kita sadari sedang aktif. 

Ini seperti mereset arena permainan dan membuat peretas kesulitan untuk melanjutkan eksploitasi yang sedang berlangsung.

Beberapa penelitian mendukung langkah ini. Laporan dari Verizon Mobile Security Index 2023 mengungkapkan 25% perusahaan besar mengalami peretasan data melalui perangkat seluler. 

Angka ini menjadi peringatan ancaman siber di ponsel semakin nyata dan bisa berdampak besar, baik bagi pengguna individu maupun perusahaan.

Penelitian lain dari Checkpoint Research juga menemukan serangan terhadap perangkat seluler meningkat 15% dalam lima tahun terakhir. 

Dari serangan phishing hingga aplikasi berbahaya, perangkat Anda berada dalam bahaya yang tak terlihat setiap kali terkoneksi dengan internet. 

Dalam konteks ini, mematikan ponsel secara berkala adalah langkah sederhana namun strategis untuk mengurangi potensi risiko.

Strategi lain
Namun, mematikan ponsel tidaklah cukup. NSA memberikan sejumlah rekomendasi lain yang bisa diterapkan untuk menjaga keamanan. 

Salah satu yang paling mendasar adalah memperbarui aplikasi dan sistem operasi secara berkala. 

Setiap kali ada pembaruan, biasanya itu mencakup patch keamanan yang menutup celah yang bisa dimanfaatkan oleh peretas. 

Jika tidak memperbarui perangkat lunak, Anda membiarkan ponsel terbuka untuk serangan.

Selain itu, jangan pernah mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak tepercaya. Laporan dari Kaspersky Lab menunjukkan sebagian besar serangan malware berasal dari aplikasi yang diunduh dari toko aplikasi pihak ketiga. 

Pilihlah toko aplikasi resmi, seperti Google Play Store atau Apple App Store. Keduanya tentu menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi karena aplikasi di sana melalui proses penyaringan ketat sebelum bisa diunduh oleh pengguna. 

Namun, bukan berarti sepenuhnya sudah aman. Peretas semakin canggih dan terus mencari celah untuk menyerang.

Selain itu, hindari menggunakan jaringan Wi-Fi publik tanpa perlindungan. Jaringan publik adalah sarang bagi peretas untuk melancarkan serangan man-in-the-middle. Peretas memantau dan mencuri data tanpa kita sadari. 

Menggunakan VPN setiap kali terhubung ke Wi-Fi publik adalah salah satu cara efektif untuk menambah lapisan perlindungan.

VPN mengenkripsi lalu lintas data di perangkat, sehingga meskipun ada peretas yang mengintai, mereka tidak bisa membaca informasi yang Anda kirim atau terima.

Jangan abaikan Bluetooth 
Kebiasaan sederhana lainnya yang bisa menyelamatkan ponsel Anda dari ancaman adalah mematikan Bluetooth saat tidak digunakan. 

Peretas bisa menggunakan koneksi Bluetooth untuk mengakses perangkat dari jarak dekat tanpa sepengetahuan Anda. Meski tampak sepele, Bluetooth yang aktif dapat membuka pintu bagi serangan tak terduga.

Selain itu, hindari menggunakan aksesori pengisi daya yang tidak tepercaya. Istilah “juice jacking” mungkin terdengar asing, tetapi ini adalah metode para peretas juga. 

Melalui sambungan pengisi daya, peretas memasukkan malware ke perangkat pintar melalui stasiun pengisian daya publik yang telah dimodifikasi. 

Pastikan selalu menggunakan pengisi daya dari produsen yang tepercaya, dan hindari mengisi daya di tempat umum yang tidak terjamin keamanannya.

Autentikasi biometrik
Teknologi biometrik seperti pemindai sidik jari dan pengenalan wajah telah menjadi standar di banyak ponsel pintar modern. 

Menurut studi dari University of Texas, menggunakan biometrik dapat meningkatkan keamanan perangkat hingga 80% dibandingkan hanya mengandalkan kode sandi. 

Autentikasi biometrik bisa menambah lapisan perlindungan yang lebih sulit untuk ditembus oleh peretas, karena mereka membutuhkan akses fisik yang nyata ke perangkat Anda.

Dalam ekosistem digital yang semakin kompleks, ancaman terhadap perangkat seluler kita semakin meningkat. 

Meskipun mematikan ponsel seminggu sekali mungkin terdengar seperti langkah kecil, riset menunjukkan ini dapat membuat perbedaan dalam menjaga perangkat dari serangan siber. 

Tindakan kecil ini, dikombinasikan dengan praktik terbaik lainnya, memberi perlindungan lebih baik terhadap peretas yang selalu mencari celah untuk mengakses informasi Anda.

Di tengah gempuran serangan siber dan di dunia yang semakin terhubung, melindungi diri dengan langkah-langkah sederhana adalah investasi besar dalam menjaga privasi dan keamanan digital Anda. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 23 Oktober 2024

Penting! Ini Alasan Mengapa Ponsel Harus Dimatikan Seminggu Sekali

Ponsel akan menghentikan sementara semua proses yang berjalan di latar belakang, termasuk malware yang mungkin tidak kita sadari sedang aktif.

Ilustrasi peretasan ponsel/Times Now

Context.id, JAKARTA - Pada pagi yang sibuk, ponsel Anda mungkin tidak pernah berhenti berdering. Notifikasi email, pesan teks, hingga pemberitahuan media sosial terus berdatangan. 

Dalam setiap dering, ada satu hal yang mungkin jarang dipikirkan; keamanan ponsel Anda. Tanpa disadari, perangkat kecil ini menjadi target potensial dari berbagai ancaman siber, mulai dari malware, spyware, hingga phishing

Tapi tahukah, mematikan ponsel Anda setidaknya seminggu sekali bisa membuat perbedaan besar dan sangat bermanfaat?

Badan Keamanan Nasional AS (NSA), dalam panduan keamanan sibernya, merekomendasikan langkah sederhana ini sebagai salah satu cara untuk melindungi ponsel dari peretas. 

Tindakan kecil ini bukan hanya soal menekan tombol daya, tetapi tentang menjaga privasi dan keamanan informasi pribadi yang Anda bawa ke mana pun Anda pergi.



Ancaman selalu ada
Pada dasarnya, ponsel Anda adalah komputer mini yang selalu aktif, terhubung ke internet, dan siap melayani kebutuhan sehari-hari. 

Namun, justru karena itulah dia sangat rentan terhadap ancaman. Peretas tidak perlu menunggu kita mengklik tautan atau mengunduh aplikasi berbahaya untuk menyerang. 

Mereka bisa menggunakan serangan zero-click, dengan cara menyusupkan malware bisa disusupkan tanpa perlu interaksi dari pengguna sama sekali.

Bayangkan, ponsel yang selalu kita genggam ternyata menjadi target serangan siber tanpa disadari. 

Berdasarkan laporan Project Zero Google, serangan zero-click adalah salah satu ancaman paling menakutkan karena pengguna tidak menyadari bahwa perangkatnya telah terinfeksi. 

Dalam hitungan detik, informasi pribadi dicuri, dan Anda mungkin tidak akan tahu sampai semuanya terlambat.

Untuk mencegah itu NSA menyarankan langkah sederhana; matikan dan hidupkan kembali ponsel setidaknya seminggu sekali. 

Apa yang terjadi saat mematikan ponsel? Ponsel akan menghentikan sementara semua proses yang berjalan di latar belakang, termasuk malware yang mungkin tidak kita sadari sedang aktif. 

Ini seperti mereset arena permainan dan membuat peretas kesulitan untuk melanjutkan eksploitasi yang sedang berlangsung.

Beberapa penelitian mendukung langkah ini. Laporan dari Verizon Mobile Security Index 2023 mengungkapkan 25% perusahaan besar mengalami peretasan data melalui perangkat seluler. 

Angka ini menjadi peringatan ancaman siber di ponsel semakin nyata dan bisa berdampak besar, baik bagi pengguna individu maupun perusahaan.

Penelitian lain dari Checkpoint Research juga menemukan serangan terhadap perangkat seluler meningkat 15% dalam lima tahun terakhir. 

Dari serangan phishing hingga aplikasi berbahaya, perangkat Anda berada dalam bahaya yang tak terlihat setiap kali terkoneksi dengan internet. 

Dalam konteks ini, mematikan ponsel secara berkala adalah langkah sederhana namun strategis untuk mengurangi potensi risiko.

Strategi lain
Namun, mematikan ponsel tidaklah cukup. NSA memberikan sejumlah rekomendasi lain yang bisa diterapkan untuk menjaga keamanan. 

Salah satu yang paling mendasar adalah memperbarui aplikasi dan sistem operasi secara berkala. 

Setiap kali ada pembaruan, biasanya itu mencakup patch keamanan yang menutup celah yang bisa dimanfaatkan oleh peretas. 

Jika tidak memperbarui perangkat lunak, Anda membiarkan ponsel terbuka untuk serangan.

Selain itu, jangan pernah mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak tepercaya. Laporan dari Kaspersky Lab menunjukkan sebagian besar serangan malware berasal dari aplikasi yang diunduh dari toko aplikasi pihak ketiga. 

Pilihlah toko aplikasi resmi, seperti Google Play Store atau Apple App Store. Keduanya tentu menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi karena aplikasi di sana melalui proses penyaringan ketat sebelum bisa diunduh oleh pengguna. 

Namun, bukan berarti sepenuhnya sudah aman. Peretas semakin canggih dan terus mencari celah untuk menyerang.

Selain itu, hindari menggunakan jaringan Wi-Fi publik tanpa perlindungan. Jaringan publik adalah sarang bagi peretas untuk melancarkan serangan man-in-the-middle. Peretas memantau dan mencuri data tanpa kita sadari. 

Menggunakan VPN setiap kali terhubung ke Wi-Fi publik adalah salah satu cara efektif untuk menambah lapisan perlindungan.

VPN mengenkripsi lalu lintas data di perangkat, sehingga meskipun ada peretas yang mengintai, mereka tidak bisa membaca informasi yang Anda kirim atau terima.

Jangan abaikan Bluetooth 
Kebiasaan sederhana lainnya yang bisa menyelamatkan ponsel Anda dari ancaman adalah mematikan Bluetooth saat tidak digunakan. 

Peretas bisa menggunakan koneksi Bluetooth untuk mengakses perangkat dari jarak dekat tanpa sepengetahuan Anda. Meski tampak sepele, Bluetooth yang aktif dapat membuka pintu bagi serangan tak terduga.

Selain itu, hindari menggunakan aksesori pengisi daya yang tidak tepercaya. Istilah “juice jacking” mungkin terdengar asing, tetapi ini adalah metode para peretas juga. 

Melalui sambungan pengisi daya, peretas memasukkan malware ke perangkat pintar melalui stasiun pengisian daya publik yang telah dimodifikasi. 

Pastikan selalu menggunakan pengisi daya dari produsen yang tepercaya, dan hindari mengisi daya di tempat umum yang tidak terjamin keamanannya.

Autentikasi biometrik
Teknologi biometrik seperti pemindai sidik jari dan pengenalan wajah telah menjadi standar di banyak ponsel pintar modern. 

Menurut studi dari University of Texas, menggunakan biometrik dapat meningkatkan keamanan perangkat hingga 80% dibandingkan hanya mengandalkan kode sandi. 

Autentikasi biometrik bisa menambah lapisan perlindungan yang lebih sulit untuk ditembus oleh peretas, karena mereka membutuhkan akses fisik yang nyata ke perangkat Anda.

Dalam ekosistem digital yang semakin kompleks, ancaman terhadap perangkat seluler kita semakin meningkat. 

Meskipun mematikan ponsel seminggu sekali mungkin terdengar seperti langkah kecil, riset menunjukkan ini dapat membuat perbedaan dalam menjaga perangkat dari serangan siber. 

Tindakan kecil ini, dikombinasikan dengan praktik terbaik lainnya, memberi perlindungan lebih baik terhadap peretas yang selalu mencari celah untuk mengakses informasi Anda.

Di tengah gempuran serangan siber dan di dunia yang semakin terhubung, melindungi diri dengan langkah-langkah sederhana adalah investasi besar dalam menjaga privasi dan keamanan digital Anda. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Apakah Asteroid yang Kaya Logam Mulia Ribuan Triliun Dolar Bisa Ditambang?

Sebuah wahana antariksa sedang dalam perjalanan menuju sebuah asteroid yang mungkin mengandung logam berharga senilai sekitar US 100 ribu kuadrili ...

Context.id . 22 November 2024

Sertifikasi Halal Perkuat Daya Saing Produk Dalam Negeri

Sertifikasi halal menjadi salah satu tameng bagi pengusaha makanan dan minuman dari serbuan produk asing.

Noviarizal Fernandez . 22 November 2024

Paus Fransiskus Bakal Kanonisasi Carlo Acutis, Santo Millenial Pertama

Paus Fransiskus akan mengkanonisasi Carlo Acutis pada 27 April 2025, menjadikannya santo millenial pertama dan simbol kesatuan iman dengan dunia d ...

Context.id . 22 November 2024

Benar-benar Komedi, Pisang Dilakban Bisa Dilelang hingga Rp98,8 Miliar

Karya seni konseptual pisang karya Maurizio Cattelan, \"Comedian,\" saat dilelang di rumah lelang Sotheby’s jatuh ke tangan seorang pengusaha kr ...

Context.id . 22 November 2024