Stories - 23 April 2024

FBI Sebut Peretas China Tembus Akses Infrastruktur Vital AS

Kelompok peretas China yang dikenal sebagai Volt Typhoon ini sudah memiliki akses ke perusahaan-perusahaan penting di Amerika Serikat.


Ilustrasi Hacker/RUBTHmedia

Context.id, JAKARTA - Kepala FBI Amerika Serikat Christopher Wray dalam pidatonya di Universitas Vanderbilt, pekan lalu mengatakan para hacker asal China telah mendapatkan akses ke sistem infrastruktur AS.

Melansir The Guardian, Wray mengatakan jika kelompok peretas China yang dikenal sebagai Volt Typhoon ini sudah memiliki akses ke perusahaan-perusahaan Amerika Serikat di segala bidang.

Volt Typhoon telah berhasil mendapatkan akses ke banyak perusahaan Amerika di bidang telekomunikasi, energi, air, dan sektor penting lainnya, dengan 23 operator pipa yang ditargetkan.” jelas Wray, seperti dikutip, Selasa, (23/4).

Tak hanya itu, Wray juga menjelaskan jika para peretas ini memiliki keterkaitan dengan pemerintah China dan telah menggali informasi mengenai infrastruktur penting AS, seperti dikutip dari The Guardian.

Bahkan perusahaan teknologi dan keamanan siber sektor swasta terkemuka Amerika Serikat seperti Microsoft dan Google dalam penelitian terbaru mereka juga mengaitkan Volt Typhoon dengan pemerintah China.



Para peretas ini dikabarkan telah mengoperasikan serangkaian botnet konstelasi komputer pribadi dan server di seluruh dunia untuk menyembunyikan aktivitas Beijing di dunia maya.

Wray juga menyatakan jika China diam-diam sedang menyiapkan serangan siber yang akan menimbulkan kepanikan sipil.

“Peretas telah menggali infrastruktur penting Amerika Serikat dan sedang menunggu saat yang tepat untuk memberikan pukulan yang menghancurkan yang mencoba menimbulkan kepanikan,” ucap Wray.

Kendati demikian, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan jika Volt Typhoon sebenarnya tidak terkait dengan pemerintahnya, tetapi merupakan bagian dari kelompok ransomware kriminal.

“AS telah menggunakan pelacakan asal serangan dunia maya sebagai alat untuk memukul dan membingkai China dan mengklaim mereka sebagai korban. AS melakukan politisasi masalah keamanan siber,” ucap Juru Bicara Kemenlu China, seperti dikutip, Selasa, (23/4).

Penulis: Candra Soemirat


Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

MORE  STORIES

Mengintip Kiprah Kaum Muda Selamatkan Lingkungan Laut

DAC merupakan sebuah organisasi nirlaba pemuda yang bergerak dalam bidang lingkungan dengan fokus permasalahan sampah plastik di laut.

Noviarizal Fernandez | 03-05-2024

Daftar Negara yang Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

Beberapa negara telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena tidak setuju tindakan genosida di Gaza

Context.id | 03-05-2024

Menlu Inggris: Pembentukan Negara Palestina Kunci Perdamaian Timur Tengah

Pembangunan permukiman ilegal Israel jadi hambatan utama kedaulatan Palestina.

Context.id | 02-05-2024

Ki Hadjar Dewantara: Bangsawan, Politikus dan Pendidik

Dia bergerak melalui idealisme pendidikan dan nilai-nilai intelektual untuk ikut berjuang membebaskan Indonesia dari penjajahan.

Context.id | 02-05-2024