Diawali dari Karya Seni, Robot akan Bisa Bikin Apa Lagi?
Teknologi robot mencatat sejarah dengan keberhasilan membuat lukisan yang bahkan dijual di rumah lelang bergengsi. Tanda robot semakin humanis?
Context.id, JAKARTA - Dunia seni kontemporer mencatat sejarah baru, Sotheby’s, salah satu rumah lelang bergengsi di dunia yang berada di Inggris, menjual lukisan yang bukan dihasilkan oleh tangan manusia, melainkan robot.
Karya berjudul "Edmond de Belamy," yang diciptakan oleh robot humanoid atau berbentuk manusia bernama Obvious, telah menarik perhatian dunia.
Ini adalah momen bersejarah yang tidak hanya menandai terobosan teknologi, tetapi juga menimbulkan perdebatan mendalam tentang apa yang sebenarnya mendefinisikan seni.
Lukisan ini dihasilkan menggunakan metode pembelajaran mesin. Jadi robot Obvious dikasih data soal pola dari ribuan karya seni lainnya sebelum menciptakan lukisannya sendiri.
Saat lelang berlangsung, karya ini terjual seharga US$432.500 atau sekitar Rp6,72 miliar (asumsi kurs dolar Rp15.555), sebuah nominal luar biasa terhadap karya seni yang dibuat oleh robot.
BACA JUGA
DW menyebutnya sebagai langkah awal menuju masa depan di mana teknologi dan seni akan berjalan beriringan, yang belum pernah ada sebelumnya.
Masa depan robot humanoid
Saat ini perkembangan teknologi robotika terus mendapat apresiasi. Di Beijing, dalam konferensi robot dunia yang diadakan belum lama ini, para ilmuwan dan insinyur berkumpul untuk membahas potensi robot humanoid.
Meskipun harapan akan kehadiran robot yang dapat berinteraksi secara natural dengan manusia sangat tinggi, para ahli sepakat bahwa kita masih jauh dari realisasi tersebut.
“Kami memiliki banyak tantangan yang harus diatasi, baik dalam hal kecerdasan buatan maupun interaksi sosial,” ungkap kepala robotika di Universitas Hong Kong seperti dikutip dari KR Asia.
Meskipun beberapa prototipe robot humanoid yang dipresentasikan menunjukkan kemajuan signifikan dalam kemampuan bergerak dan berinteraksi, tetapi belum ada yang sepenuhnya mampu menggantikan interaksi manusia.
Robot saat ini masih kesulitan untuk memahami emosi manusia dan beradaptasi dengan situasi sosial yang kompleks.
Namun kemampuan robot humanoid dalam membuat lukisan tentunya perlu diapresiasi. Ini menandai awal dari kemungkinan baru bagaimana robot mulai memahami emosi manusia.
Ini baru seni, mungkin ke depannya robot akan bisa masuk dalam dimensi lain kehidupan manusia.
RELATED ARTICLES
Diawali dari Karya Seni, Robot akan Bisa Bikin Apa Lagi?
Teknologi robot mencatat sejarah dengan keberhasilan membuat lukisan yang bahkan dijual di rumah lelang bergengsi. Tanda robot semakin humanis?
Context.id, JAKARTA - Dunia seni kontemporer mencatat sejarah baru, Sotheby’s, salah satu rumah lelang bergengsi di dunia yang berada di Inggris, menjual lukisan yang bukan dihasilkan oleh tangan manusia, melainkan robot.
Karya berjudul "Edmond de Belamy," yang diciptakan oleh robot humanoid atau berbentuk manusia bernama Obvious, telah menarik perhatian dunia.
Ini adalah momen bersejarah yang tidak hanya menandai terobosan teknologi, tetapi juga menimbulkan perdebatan mendalam tentang apa yang sebenarnya mendefinisikan seni.
Lukisan ini dihasilkan menggunakan metode pembelajaran mesin. Jadi robot Obvious dikasih data soal pola dari ribuan karya seni lainnya sebelum menciptakan lukisannya sendiri.
Saat lelang berlangsung, karya ini terjual seharga US$432.500 atau sekitar Rp6,72 miliar (asumsi kurs dolar Rp15.555), sebuah nominal luar biasa terhadap karya seni yang dibuat oleh robot.
BACA JUGA
DW menyebutnya sebagai langkah awal menuju masa depan di mana teknologi dan seni akan berjalan beriringan, yang belum pernah ada sebelumnya.
Masa depan robot humanoid
Saat ini perkembangan teknologi robotika terus mendapat apresiasi. Di Beijing, dalam konferensi robot dunia yang diadakan belum lama ini, para ilmuwan dan insinyur berkumpul untuk membahas potensi robot humanoid.
Meskipun harapan akan kehadiran robot yang dapat berinteraksi secara natural dengan manusia sangat tinggi, para ahli sepakat bahwa kita masih jauh dari realisasi tersebut.
“Kami memiliki banyak tantangan yang harus diatasi, baik dalam hal kecerdasan buatan maupun interaksi sosial,” ungkap kepala robotika di Universitas Hong Kong seperti dikutip dari KR Asia.
Meskipun beberapa prototipe robot humanoid yang dipresentasikan menunjukkan kemajuan signifikan dalam kemampuan bergerak dan berinteraksi, tetapi belum ada yang sepenuhnya mampu menggantikan interaksi manusia.
Robot saat ini masih kesulitan untuk memahami emosi manusia dan beradaptasi dengan situasi sosial yang kompleks.
Namun kemampuan robot humanoid dalam membuat lukisan tentunya perlu diapresiasi. Ini menandai awal dari kemungkinan baru bagaimana robot mulai memahami emosi manusia.
Ini baru seni, mungkin ke depannya robot akan bisa masuk dalam dimensi lain kehidupan manusia.
POPULAR
RELATED ARTICLES