Share

Stories 03 Oktober 2024

Selain Iran, Negara Mana Saja yang Punya Senjata Hipersonik?

Beberapa negara maju sedang melakukan penelitian untuk mengembangkan senjata hipersonik yang sangat membahayakan

Ilustrasi senjata hipersonik/euro-sd

Context.id, JAKARTA - Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) meluncurkan rudal hipersonik Fattah ke Israel hingga menembus sistem pertahanan udara Iron Dome negara tersebut. Pada Selasa (1/10) malam waktu setempat, Iran meluncurkan lebih dari 180 rudal balistik dan hipersonik ke Israel.

Iran mengklaim baru pertama kali menggunakan rudal hipersoniknya, khusus ditujukan bagi Israel.  "Untuk pertama kalinya, IRGC menghancurkan perisai radar Hetz PRK dengan rudal hipersonik Fattah 2 dan 3," demikian keterangan IRGC, seperti dikutip media Rusia, RIA.

Bagaimana rudal ini bisa menembus sistem pertahanan Israel? Ya itu, masalahnya ini bukan rudal biasa. Ini rudal hipersonik. 

Rudal hipersonik Fattah milik Iran ini punya kecepatan 10.000 mil atau setara 16.000 kilometer per jam. Kecepatan seperti itu membuat rudal hipersonik akan sulit dideteksi oleh Iron Dome Israel.

Ini bukan hanya soal kecepatan, rudal Fattah juga dilengkapi sistem yang sangat canggih alias punya hulu ledak yang kuat. Spesifikasi seperti itu yang membuat bukan hanya Israel, tapi juga negara-negara Barat deg-degan. Rasa khawatir itu muncul di laporan laman militer Eropa defence-industry.eu Juni tahun lalu.



Seakan membatalkan cibiran Barat mereka mendapatkan teknologi rudal dari sekutunya yakni Rusia atau Korea Utara, Iran memperlihatkan mereka punya kemampuan sendiri mengembangkan teknologi rudal, khususnya teknologi hipersonik.

Dikutip dari laman Missile Defense Advocacy Alliance, rudal Fattah disebut memiliki jangkauan 1.400 kilometer dan kecepatan ~12 Mach (sekitar 14.000-16.000 kilometer per jam).

Tahap pertama rudal tersebut didasarkan (atau identik) dengan rudal Khaibar Shekan, dengan diameter 100 sentimeter.  RV (hulu ledak) memiliki motor roket padat seperti motor dorong Arash-24 yang digunakan dengan peluncur satelit.

Motor ini memiliki nosel yang dapat dikendalikan secara elektrik. Terdapat 4 sirip kemudi pada RV untuk mengendalikan rudal selama fase pendorong dan masuk kembali dalam penerbangan.

Rudal hipersonik Fattah memiliki diameter badan sekitar 1 meter dengan panjang sekitar 15,3 meter. Ia mampu memuat hulu ledak 350 hingga 450 kilogram.

Lalu apa sih yang membedakan senjata hipersonik dengan rudal balistik?  Hal yang membedakan rudal balistik dengan hipersonik salah satunya soal kecepatan.

Balistik juga dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan hipersonik setidaknya Mach 5, tetapi ada lintasan yang telah ditetapkan dan kemampuan manuvernya terbatas.

Siapa saja yang punya senjata hipersonik?
Amerika, Rusia dan China sedang mengembangkan jenis senjata hipersonik ini. Beberapa negara lain juga sedang melakukan penelitian tentang senjata itu, sementara lainnya mengklaim telah menguji senjata hipersonik itu, meski belum dapat diverifikasi.

Seperti diketahui, jika mengacu pada Observer Research Foundation, senjata hipersonik selain melaju lebih cepat dari Mach 5, atau lima kali kecepatan suara (330 m/s) juga ada memiliki dua tipe

Pertama tipe rudal luncur hipersonik (HGV) diluncurkan dari roket, mirip dengan rudal balistik biasa. Kedua, rudal jelajah hipersonik ditenagai sepanjang penerbangan melalui mesin bertenaga udara yang disebut Scramjet. 

Militer Amerika bahkan menyiapkan anggaran US$3,8 miliar dolar untuk mengembangkan senjata hipersonik.  Sebagian besar senjata hipersonik Amerika masih dalam tahap pengembangan atau pengujian.

Sementara Rusia telah mengejar pengembangan teknologi senjata hipersonik ini sejak tahun 1980an. Militer Rusia bahkan sudah menembakkan rudal hipersonik di Ukraina untuk menarget tempat penyimpanan senjata bawah tanah di bagian barat negara itu.

Rusia memiliki rudal hipersonik Kinzhal dan kendaraan luncur hipersonik Avangard. Moskow juga mengembangkan Tsirkon, rudal jejah hipersonik yang diluncurkan dari kapal.

Sedangkan China sedang mengejar ketertinggalan pembuatan rudal jelajah hipersonik dan kendaraan peluncur hipersonik. Negeri Tirai Bambu ini sudah melakukan ratusan uji senjata hipersonik.

Bagaiamana dengan Korea Utara? Menurut kantor berita KCNA, Korea Utara mengklaim sejauh ini telah berhasil melakukan uji penembakan dua rudal hipersonik tahun ini, satu pada tanggal 5 Januari dan yang terbaru pada 11 Januari.

Australia, India, Prancis, Jerman dan Jepang diikuti Iran, Israel dan Korsel juga sedang mengembangkan teknologi senjata hipersonik. Namun dari negara-negara itu, Iran yang tampaknya lebih unggul. 

Program Senjata Hipersonik (Sumber ORF)

Amerika Serikat 
- Program Serangan Cepat Konvensional (CPS) - Angkatan Laut AS
- Program Peluncur Udara Hipersonik OASuW (HALO) - Angkatan Laut AS
- Program Senjata Respons Cepat Peluncuran Udara AGM-183 (ARRW) - Angkatan Udara AS 
- Program Rudal Jelajah Serangan Hipersonik (HCAM) - Angkatan Udara AS
- Program Senjata Hipersonik Jarak Jauh (LHRW) atau Dark Eagle - Angkatan Darat AS
- Program Peluncur Dorongan Taktis (TBG)
- Program Senjata Hipersonik Udara (HAWC)

Cina
- Program Peluncur DF-17
- Program Peluncur DF-41 (dapat  dimodifikasi untuk membawa HGV konvensional atau nuklir)
- Program DF dan ZF
- Program Starry-Sky 2 (atau Xing Kong-2)

Rusia
- Program Avangard (mampu membawa hulu ledak nuklir)
- Program 3M22 Rudal Tsirkon
- Program Rudal Kinzhal (mampu membawa hulu ledak nuklir)

India 
- Program Rudal BrahMos2
- Kendaraan Peluncur Hipersonik HSTDV



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 03 Oktober 2024

Selain Iran, Negara Mana Saja yang Punya Senjata Hipersonik?

Beberapa negara maju sedang melakukan penelitian untuk mengembangkan senjata hipersonik yang sangat membahayakan

Ilustrasi senjata hipersonik/euro-sd

Context.id, JAKARTA - Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) meluncurkan rudal hipersonik Fattah ke Israel hingga menembus sistem pertahanan udara Iron Dome negara tersebut. Pada Selasa (1/10) malam waktu setempat, Iran meluncurkan lebih dari 180 rudal balistik dan hipersonik ke Israel.

Iran mengklaim baru pertama kali menggunakan rudal hipersoniknya, khusus ditujukan bagi Israel.  "Untuk pertama kalinya, IRGC menghancurkan perisai radar Hetz PRK dengan rudal hipersonik Fattah 2 dan 3," demikian keterangan IRGC, seperti dikutip media Rusia, RIA.

Bagaimana rudal ini bisa menembus sistem pertahanan Israel? Ya itu, masalahnya ini bukan rudal biasa. Ini rudal hipersonik. 

Rudal hipersonik Fattah milik Iran ini punya kecepatan 10.000 mil atau setara 16.000 kilometer per jam. Kecepatan seperti itu membuat rudal hipersonik akan sulit dideteksi oleh Iron Dome Israel.

Ini bukan hanya soal kecepatan, rudal Fattah juga dilengkapi sistem yang sangat canggih alias punya hulu ledak yang kuat. Spesifikasi seperti itu yang membuat bukan hanya Israel, tapi juga negara-negara Barat deg-degan. Rasa khawatir itu muncul di laporan laman militer Eropa defence-industry.eu Juni tahun lalu.



Seakan membatalkan cibiran Barat mereka mendapatkan teknologi rudal dari sekutunya yakni Rusia atau Korea Utara, Iran memperlihatkan mereka punya kemampuan sendiri mengembangkan teknologi rudal, khususnya teknologi hipersonik.

Dikutip dari laman Missile Defense Advocacy Alliance, rudal Fattah disebut memiliki jangkauan 1.400 kilometer dan kecepatan ~12 Mach (sekitar 14.000-16.000 kilometer per jam).

Tahap pertama rudal tersebut didasarkan (atau identik) dengan rudal Khaibar Shekan, dengan diameter 100 sentimeter.  RV (hulu ledak) memiliki motor roket padat seperti motor dorong Arash-24 yang digunakan dengan peluncur satelit.

Motor ini memiliki nosel yang dapat dikendalikan secara elektrik. Terdapat 4 sirip kemudi pada RV untuk mengendalikan rudal selama fase pendorong dan masuk kembali dalam penerbangan.

Rudal hipersonik Fattah memiliki diameter badan sekitar 1 meter dengan panjang sekitar 15,3 meter. Ia mampu memuat hulu ledak 350 hingga 450 kilogram.

Lalu apa sih yang membedakan senjata hipersonik dengan rudal balistik?  Hal yang membedakan rudal balistik dengan hipersonik salah satunya soal kecepatan.

Balistik juga dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan hipersonik setidaknya Mach 5, tetapi ada lintasan yang telah ditetapkan dan kemampuan manuvernya terbatas.

Siapa saja yang punya senjata hipersonik?
Amerika, Rusia dan China sedang mengembangkan jenis senjata hipersonik ini. Beberapa negara lain juga sedang melakukan penelitian tentang senjata itu, sementara lainnya mengklaim telah menguji senjata hipersonik itu, meski belum dapat diverifikasi.

Seperti diketahui, jika mengacu pada Observer Research Foundation, senjata hipersonik selain melaju lebih cepat dari Mach 5, atau lima kali kecepatan suara (330 m/s) juga ada memiliki dua tipe

Pertama tipe rudal luncur hipersonik (HGV) diluncurkan dari roket, mirip dengan rudal balistik biasa. Kedua, rudal jelajah hipersonik ditenagai sepanjang penerbangan melalui mesin bertenaga udara yang disebut Scramjet. 

Militer Amerika bahkan menyiapkan anggaran US$3,8 miliar dolar untuk mengembangkan senjata hipersonik.  Sebagian besar senjata hipersonik Amerika masih dalam tahap pengembangan atau pengujian.

Sementara Rusia telah mengejar pengembangan teknologi senjata hipersonik ini sejak tahun 1980an. Militer Rusia bahkan sudah menembakkan rudal hipersonik di Ukraina untuk menarget tempat penyimpanan senjata bawah tanah di bagian barat negara itu.

Rusia memiliki rudal hipersonik Kinzhal dan kendaraan luncur hipersonik Avangard. Moskow juga mengembangkan Tsirkon, rudal jejah hipersonik yang diluncurkan dari kapal.

Sedangkan China sedang mengejar ketertinggalan pembuatan rudal jelajah hipersonik dan kendaraan peluncur hipersonik. Negeri Tirai Bambu ini sudah melakukan ratusan uji senjata hipersonik.

Bagaiamana dengan Korea Utara? Menurut kantor berita KCNA, Korea Utara mengklaim sejauh ini telah berhasil melakukan uji penembakan dua rudal hipersonik tahun ini, satu pada tanggal 5 Januari dan yang terbaru pada 11 Januari.

Australia, India, Prancis, Jerman dan Jepang diikuti Iran, Israel dan Korsel juga sedang mengembangkan teknologi senjata hipersonik. Namun dari negara-negara itu, Iran yang tampaknya lebih unggul. 

Program Senjata Hipersonik (Sumber ORF)

Amerika Serikat 
- Program Serangan Cepat Konvensional (CPS) - Angkatan Laut AS
- Program Peluncur Udara Hipersonik OASuW (HALO) - Angkatan Laut AS
- Program Senjata Respons Cepat Peluncuran Udara AGM-183 (ARRW) - Angkatan Udara AS 
- Program Rudal Jelajah Serangan Hipersonik (HCAM) - Angkatan Udara AS
- Program Senjata Hipersonik Jarak Jauh (LHRW) atau Dark Eagle - Angkatan Darat AS
- Program Peluncur Dorongan Taktis (TBG)
- Program Senjata Hipersonik Udara (HAWC)

Cina
- Program Peluncur DF-17
- Program Peluncur DF-41 (dapat  dimodifikasi untuk membawa HGV konvensional atau nuklir)
- Program DF dan ZF
- Program Starry-Sky 2 (atau Xing Kong-2)

Rusia
- Program Avangard (mampu membawa hulu ledak nuklir)
- Program 3M22 Rudal Tsirkon
- Program Rudal Kinzhal (mampu membawa hulu ledak nuklir)

India 
- Program Rudal BrahMos2
- Kendaraan Peluncur Hipersonik HSTDV



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Universitas Brown Kembalikan Lahan Bersejarah kepada Suku Indian Pokanoket

Brown University mengalihkan kepemilikan lahannya di Mount Hope kepada suku Pokanoket untuk menghormati warisan budaya dan sejarah leluhur mereka.

Context.id . 06 December 2024

Myanmar Menjadi Negara dengan Jumlah Korban Ranjau Darat Terbanyak

Laporan Landmine Monitor 2024 mencatat warga sipil, termasuk anak-anak, menanggung beban paling besar akibat ranjau darat

Context.id . 05 December 2024

Militer China Terus Memperbarui Senjata Hipersonik dan Elektromagnetiknya

China terus melakukan uji coba senjata kendaraan hipersonik dan elektromagnetiknya yang bisa melumpuhkan kawasan strategis musuh

Context.id . 04 December 2024

Bendung Dampak Perang Dagang Perusahaan China Merekrut Eksekutif Global

Serangan terhadap ekonomi China melalui perang tarif membuat perusahaan di Negeri Tirai Bambu ini mengambil strategi baru, merekrut eksekutif yang ...

Context.id . 04 December 2024