Share

Home Stories

Stories 01 Oktober 2024

Fenomena Anak Muda Berdompet Tipis Berselera Mahal

Pesimistis dengan masa tua, mereka berbondong-bondong membeli kebahagian di masa muda

Ilustrasi anak muda korea/Reddit

Context.id, JAKARTA - Ada pertanyaan yang cukup menggelitik. Mengapa kaum muda menghabiskan uang mereka untuk barang-barang mewah dan bepergian ke tempat-tempat yang jauh di tengah resesi yang mengancam? 

Bisa jadi karena pesimisme yang merajalela di kalangan anak muda baik itu dari kelompok Gen Z maupun milenial. Pada 2022 lalu, studi dari McKinsey melaporkan banyak dari Gen Z  yang meragukan mereka mampu untuk pensiun dengan bahagia dan akan memiliki rumah

Alhasil, karena pesimistis dengan masa tua, mereka berbondong-bondong membeli kebahagian di masa muda. Apakah kebahagiaan itu? Barang-barang bermerek dan jalan-jalan.

Mereka juga merasa kecewa dengan gagasan mampu membeli barang-barang seperti rumah, tanah atau mobil yang menjadi ciri-ciri dasar orang dewasa. 

Beberapa orang menjelaskan bagaimana realitas keuangan yang dihadapi kaum muda saat ini tidak sama dengan apa yang harus dihadapi orang tua mereka di masa lalu. Saat ini banyak dari anak muda yang harus menjadi generasi Sandwich.  



Menurut Economist, kaum muda ternyata lebih cenderung membeli produk yang mereka lihat di media sosial dan menggunakan opsi pembayaran cicilan. Mereka memiliki dompet tipis tapi seleranya mahal. 

Mereka menghargai kemudahan. Mereka ingin berbelanja dengan lancar dan personal serta mendambakan barang-barang bermerek.  Dunia daring yang serba cepat juga tampaknya telah menurunkan toleransi terhadap waktu pengiriman yang lama dan menjadi sarana untuk mencari merek. 

"Pembeli yang selalu aktif", demikian sebutan McKinsey, sering kali menghindari belanja mingguan demi mendapatkan barang yang lebih cepat, mulai dari fesyen, ponsel pintar, kamera, pernak pernik motor hingga furnitur. 

Instagram milik Meta dan TikTok, aplikasi berbagi video milik Tiongkok, saat ini menjadi sarana anak muda mencari inspirasi, terutama untuk barang-barang yang penampilan penting seperti mode, kecantikan, dan pakaian olahraga. 

Video yang dibuat pengguna TikTok dapat mendorong bahkan merek kecil menjadi terkenal secara viral dengan cepat. Aplikasi semacam itu semakin banyak menambahkan fitur yang memungkinkan pengguna berbelanja tanpa harus meninggalkan platform. 

Dunia belanja yang baru juga memungkinkan kaum muda untuk memiliki pandangan yang lebih terinformasi tentang perusahaan tempat mereka membeli. 

Economist bahkan dengan ciamik menuliskan informasi yang berlebihan dalam ekonomi yang mengutamakan perhatian tidak menumpulkan indra kaum muda, tetapi tampaknya telah membuat mereka sangat sensitif, terutama terhadap merek apa pun. 

Namun, Edelman, sebuah firma hubungan masyarakat menemukan hal yang menarik dari kelompok Gen Z. Kendati gemar berbelanja, Edelman mendapati tujuh dari sepuluh Gen Z di enam negara memeriksa fakta klaim yang dibuat dalam iklan. 

Mengutip data survei yang menunjukkan beberapa remaja telah menjauhi merek tertentu karena etika mereka yang meragukan.

Misalnya, di negara-negara maju, Patagonia, merek pakaian luar ruangan premium dengan rekam jejak kebaikan ramah lingkungan menjadi favorit Gen Z. 

Survei McKinsey juga mendapati sembilan dari sepuluh Gen Z dan milenial Eropa telah mengubah cara mereka berbelanja, tempat mereka berbelanja, atau merek yang mereka beli dalam tiga bulan sebelumnya.

Perawatan diri menjadi hal yang populer. Dalam perburuan pakaian yang akan membedakan mereka, anak muda beralih ke merek mewah di usia yang semakin muda. 

Economist juga mencatat data dari perusahaan Bain yang menemukan rata-rata pembeli Gen Z melakukan pembelian mewah pertama mereka saat mereka berusia 15 tahun.

Beberapa membeli barang mewah sebagai lindung nilai dan percaya barang-barang itu dapat memiliki nilai bahkan selama masa-masa sulit. 

Video Player is loading.
Current Time 0:00
Duration 1:41
Loaded: 0%
Stream Type LIVE
Remaining Time 1:41
 
1x


Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 01 Oktober 2024

Fenomena Anak Muda Berdompet Tipis Berselera Mahal

Pesimistis dengan masa tua, mereka berbondong-bondong membeli kebahagian di masa muda

Ilustrasi anak muda korea/Reddit

Context.id, JAKARTA - Ada pertanyaan yang cukup menggelitik. Mengapa kaum muda menghabiskan uang mereka untuk barang-barang mewah dan bepergian ke tempat-tempat yang jauh di tengah resesi yang mengancam? 

Bisa jadi karena pesimisme yang merajalela di kalangan anak muda baik itu dari kelompok Gen Z maupun milenial. Pada 2022 lalu, studi dari McKinsey melaporkan banyak dari Gen Z  yang meragukan mereka mampu untuk pensiun dengan bahagia dan akan memiliki rumah

Alhasil, karena pesimistis dengan masa tua, mereka berbondong-bondong membeli kebahagian di masa muda. Apakah kebahagiaan itu? Barang-barang bermerek dan jalan-jalan.

Mereka juga merasa kecewa dengan gagasan mampu membeli barang-barang seperti rumah, tanah atau mobil yang menjadi ciri-ciri dasar orang dewasa. 

Beberapa orang menjelaskan bagaimana realitas keuangan yang dihadapi kaum muda saat ini tidak sama dengan apa yang harus dihadapi orang tua mereka di masa lalu. Saat ini banyak dari anak muda yang harus menjadi generasi Sandwich.  



Menurut Economist, kaum muda ternyata lebih cenderung membeli produk yang mereka lihat di media sosial dan menggunakan opsi pembayaran cicilan. Mereka memiliki dompet tipis tapi seleranya mahal. 

Mereka menghargai kemudahan. Mereka ingin berbelanja dengan lancar dan personal serta mendambakan barang-barang bermerek.  Dunia daring yang serba cepat juga tampaknya telah menurunkan toleransi terhadap waktu pengiriman yang lama dan menjadi sarana untuk mencari merek. 

"Pembeli yang selalu aktif", demikian sebutan McKinsey, sering kali menghindari belanja mingguan demi mendapatkan barang yang lebih cepat, mulai dari fesyen, ponsel pintar, kamera, pernak pernik motor hingga furnitur. 

Instagram milik Meta dan TikTok, aplikasi berbagi video milik Tiongkok, saat ini menjadi sarana anak muda mencari inspirasi, terutama untuk barang-barang yang penampilan penting seperti mode, kecantikan, dan pakaian olahraga. 

Video yang dibuat pengguna TikTok dapat mendorong bahkan merek kecil menjadi terkenal secara viral dengan cepat. Aplikasi semacam itu semakin banyak menambahkan fitur yang memungkinkan pengguna berbelanja tanpa harus meninggalkan platform. 

Dunia belanja yang baru juga memungkinkan kaum muda untuk memiliki pandangan yang lebih terinformasi tentang perusahaan tempat mereka membeli. 

Economist bahkan dengan ciamik menuliskan informasi yang berlebihan dalam ekonomi yang mengutamakan perhatian tidak menumpulkan indra kaum muda, tetapi tampaknya telah membuat mereka sangat sensitif, terutama terhadap merek apa pun. 

Namun, Edelman, sebuah firma hubungan masyarakat menemukan hal yang menarik dari kelompok Gen Z. Kendati gemar berbelanja, Edelman mendapati tujuh dari sepuluh Gen Z di enam negara memeriksa fakta klaim yang dibuat dalam iklan. 

Mengutip data survei yang menunjukkan beberapa remaja telah menjauhi merek tertentu karena etika mereka yang meragukan.

Misalnya, di negara-negara maju, Patagonia, merek pakaian luar ruangan premium dengan rekam jejak kebaikan ramah lingkungan menjadi favorit Gen Z. 

Survei McKinsey juga mendapati sembilan dari sepuluh Gen Z dan milenial Eropa telah mengubah cara mereka berbelanja, tempat mereka berbelanja, atau merek yang mereka beli dalam tiga bulan sebelumnya.

Perawatan diri menjadi hal yang populer. Dalam perburuan pakaian yang akan membedakan mereka, anak muda beralih ke merek mewah di usia yang semakin muda. 

Economist juga mencatat data dari perusahaan Bain yang menemukan rata-rata pembeli Gen Z melakukan pembelian mewah pertama mereka saat mereka berusia 15 tahun.

Beberapa membeli barang mewah sebagai lindung nilai dan percaya barang-barang itu dapat memiliki nilai bahkan selama masa-masa sulit. 

Video Player is loading.
Current Time 0:00
Duration 1:41
Loaded: 0%
Stream Type LIVE
Remaining Time 1:41
 
1x


Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Sulitnya Memilih MacBook; Pro Semakin Kuat dan Air yang Istimewa

MacBook Pro masih menjadi altar suci bagi para kreator profesional sementara MacBook Air adalah titik temu antara estetika dan efisiensi

Renita Sukma . 13 June 2025

Global March to Gaza, Ribuan Orang Menyeberangi Gurun Demi Palestina

Pawai solidaritas lintas benua yang dimulai dari Tunis, Tunisia menuju Gaza dan berisi warga biasa guru, bukan tentara

Noviarizal Fernandez . 11 June 2025

Perseteruan Trump dan Musk, Bakal Rugikan Amerika?

Ancaman Donald Trump kepada Elon Musk punya dampak sangat besar pada keamanan negara dan juga kedigdayaan Amerika Serikat

Renita Sukma . 09 June 2025

Aplikasi yang Tak Bisa Dilepaskan Para Kreator di 2025

Kira-kira aplikasi apa yang paling penting di ponsel Anda?

Renita Sukma . 05 June 2025