Share

Stories 23 September 2024

Menjelajahi Samudra Bulan Jupiter, Misi Ambisius NASA!

Jika NASA menemukan bahwa Europa adalah dunia yang layak huni, misi Europa kedua akan kembali untuk melihat apakah ada penghuninya

Europa, bulannya Jupiter/NASA

Context.id, JAKARTA - Tiga minggu dari sekarang, wahana antariksa Europa Clipper milik NASA akan lepas landas dan memulai misi yang telah lama ditunggu untuk mempelajari samudra dalam di Europa, bulan milik planet Jupiter. 

Peluncuran tampaknya masih sesuai rencana pada 10 Oktober, sesuai dengan jadwal awal NASA. Melansir Space, para ilmuwan bisa tenang setelah tim teknisi sudah menemukan dan mengganti beberapa konponen berupa transistor yang rusak dan akan membahayakan misi tersebut. 

Bagi para ilmuwan luar angkasa, Europa merupakan salah satu tempat yang paling menjanjikan untuk mencari kehidupan di luar Bumi. Mereka meyakini ada tanda-tanda kehidupan di Europa yang kemungkinan besar tersembunyi di lautan luas tanpa matahari itu. 

Para ilmuwan di NASA meyakini sumber kehidupan berada di bawah kerak es bulan tersebut, yang tebalnya sekitar 10 mil (16 kilometer). Namun, Europa Clipper yang bernilai US$5 miliar itu tidak akan mencari kehidupan itu sendiri. 



Sebaliknya, para ilmuwan akan berusaha menentukan apakah Europa memiliki kondisi yang diperlukan untuk kehidupan (setidaknya seperti yang kita ketahui).

"Ada bukti yang sangat kuat bahwa bahan-bahan untuk kehidupan ada di Europa , tetapi kita harus pergi ke sana untuk mencari tahu," kata Bonnie Buratti, yang merupakan wakil ilmuwan proyek untuk misi Europa Clipper saat jumpa pers Selasa (17/9). 

Europa Clipper juga dapat membantu mengungkap apakah ada senyawa organik yang dapat berfungsi sebagai makanan bagi organisme primitif di bulan, kata Buratti. 

"Ada hal-hal yang dapat kita amati dalam mimpi, seperti DNA atau RNA, tetapi kita tidak berharap untuk melihatnya. Itu hanya mencari lingkungan yang layak huni dan bukti adanya unsur-unsur kehidupan, bukan kehidupan itu sendiri," ujarnya. 

Senada, Laurie Leshin, Direktur Laboratorium Propulsi Jet NASA mengatakan misi ini telah direncanakan selama 20 tahun.

Dia memuji 4000+ ilmuwan dan teknisi yang telah berkontribusi pada misi tersebut sejak dimulai satu dekade lalu, beberapa di antaranya kini bekerja sepanjang waktu untuk menyiapkan wahana antariksa itu agar siap diluncurkan. 

"Kami telah berupaya membangunnya selama 10 tahun. Butuh 10 tahun lagi — karena Jupiter sangat jauh — hingga kami memiliki semua ilmu pengetahuan. Ini benar-benar investasi dan pencarian jangka panjang," jelasnya. 

Wahana mahal dan besar

Melansir Nature, Europa Clipper dilengkapi dengan panel surya raksasa untuk menangkap sinar matahari lemah yang mencapai kantung Jupiter di tata surya dan menggunakannya sebagai tenaga. 

Saat dikerahkan sepenuhnya, wahana antariksa itu memiliki tinggi 5 meter dan lebar 30 meter (tinggi 16 kaki dan lebar 98 meter), menjadikannya wahana antariksa terbesar yang pernah dibuat NASA untuk misi antariksa.

Wahana antariksa itu kini sedang diisi dengan propelan dan dijadwalkan untuk diluncurkan menggunakan roket SpaceX Falcon Heavy dari Launch Complex 39A di Kennedy Space Center milik NASA di Florida. 

Jika semua berjalan sesuai rencana, wahana antariksa itu akan tiba di Jupiter pada bulan April 2030, setelah menempuh perjalanan kosmik sejauh 1,8 miliar mil (2,9 miliar kilometer).

Sesampainya di Jupiter, Europa Clipper tidak akan mendarat di bulan targetnya, tetapi akan mempelajarinya selama 49 kali terbang lintas, mencari lingkungan yang layak huni tempat kehidupan dapat berkembang. Ini adalah misi pertama untuk menyelidiki kelayakhunian dunia samudra di angkasa.

Tantangan signifikan selama pengembangan misi adalah membuat pesawat ruang angkasa besar yang mampu bertahan dari radiasi intens di sekitar Europa, kata Jordan Evans, manajer proyek misi ini seperti dikutip dari Mashable. 

Misi ini dirancang untuk berlangsung setidaknya empat tahun. Setelah berakhir, serangkaian pembakaran akan menghantamnya ke Ganymede, bulan terbesar di tata surya dan ketiga dalam jarak dari Jupiter di antara keempat satelit Galileo. 

Sekitar waktu yang sama, Ganymede akan dipelajari oleh misi Eropa yang berbeda yakni program JUICE, yang mungkin dapat mengamati dampak Europa Clipper ke bulan, kata Evans.

Namun, saat ini semua mata tertuju pada peluncuran Europa Clipper yang akan datang menuju target bulan es milik Europa dan lautan bawah permukaannya yang menggoda.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 23 September 2024

Menjelajahi Samudra Bulan Jupiter, Misi Ambisius NASA!

Jika NASA menemukan bahwa Europa adalah dunia yang layak huni, misi Europa kedua akan kembali untuk melihat apakah ada penghuninya

Europa, bulannya Jupiter/NASA

Context.id, JAKARTA - Tiga minggu dari sekarang, wahana antariksa Europa Clipper milik NASA akan lepas landas dan memulai misi yang telah lama ditunggu untuk mempelajari samudra dalam di Europa, bulan milik planet Jupiter. 

Peluncuran tampaknya masih sesuai rencana pada 10 Oktober, sesuai dengan jadwal awal NASA. Melansir Space, para ilmuwan bisa tenang setelah tim teknisi sudah menemukan dan mengganti beberapa konponen berupa transistor yang rusak dan akan membahayakan misi tersebut. 

Bagi para ilmuwan luar angkasa, Europa merupakan salah satu tempat yang paling menjanjikan untuk mencari kehidupan di luar Bumi. Mereka meyakini ada tanda-tanda kehidupan di Europa yang kemungkinan besar tersembunyi di lautan luas tanpa matahari itu. 

Para ilmuwan di NASA meyakini sumber kehidupan berada di bawah kerak es bulan tersebut, yang tebalnya sekitar 10 mil (16 kilometer). Namun, Europa Clipper yang bernilai US$5 miliar itu tidak akan mencari kehidupan itu sendiri. 



Sebaliknya, para ilmuwan akan berusaha menentukan apakah Europa memiliki kondisi yang diperlukan untuk kehidupan (setidaknya seperti yang kita ketahui).

"Ada bukti yang sangat kuat bahwa bahan-bahan untuk kehidupan ada di Europa , tetapi kita harus pergi ke sana untuk mencari tahu," kata Bonnie Buratti, yang merupakan wakil ilmuwan proyek untuk misi Europa Clipper saat jumpa pers Selasa (17/9). 

Europa Clipper juga dapat membantu mengungkap apakah ada senyawa organik yang dapat berfungsi sebagai makanan bagi organisme primitif di bulan, kata Buratti. 

"Ada hal-hal yang dapat kita amati dalam mimpi, seperti DNA atau RNA, tetapi kita tidak berharap untuk melihatnya. Itu hanya mencari lingkungan yang layak huni dan bukti adanya unsur-unsur kehidupan, bukan kehidupan itu sendiri," ujarnya. 

Senada, Laurie Leshin, Direktur Laboratorium Propulsi Jet NASA mengatakan misi ini telah direncanakan selama 20 tahun.

Dia memuji 4000+ ilmuwan dan teknisi yang telah berkontribusi pada misi tersebut sejak dimulai satu dekade lalu, beberapa di antaranya kini bekerja sepanjang waktu untuk menyiapkan wahana antariksa itu agar siap diluncurkan. 

"Kami telah berupaya membangunnya selama 10 tahun. Butuh 10 tahun lagi — karena Jupiter sangat jauh — hingga kami memiliki semua ilmu pengetahuan. Ini benar-benar investasi dan pencarian jangka panjang," jelasnya. 

Wahana mahal dan besar

Melansir Nature, Europa Clipper dilengkapi dengan panel surya raksasa untuk menangkap sinar matahari lemah yang mencapai kantung Jupiter di tata surya dan menggunakannya sebagai tenaga. 

Saat dikerahkan sepenuhnya, wahana antariksa itu memiliki tinggi 5 meter dan lebar 30 meter (tinggi 16 kaki dan lebar 98 meter), menjadikannya wahana antariksa terbesar yang pernah dibuat NASA untuk misi antariksa.

Wahana antariksa itu kini sedang diisi dengan propelan dan dijadwalkan untuk diluncurkan menggunakan roket SpaceX Falcon Heavy dari Launch Complex 39A di Kennedy Space Center milik NASA di Florida. 

Jika semua berjalan sesuai rencana, wahana antariksa itu akan tiba di Jupiter pada bulan April 2030, setelah menempuh perjalanan kosmik sejauh 1,8 miliar mil (2,9 miliar kilometer).

Sesampainya di Jupiter, Europa Clipper tidak akan mendarat di bulan targetnya, tetapi akan mempelajarinya selama 49 kali terbang lintas, mencari lingkungan yang layak huni tempat kehidupan dapat berkembang. Ini adalah misi pertama untuk menyelidiki kelayakhunian dunia samudra di angkasa.

Tantangan signifikan selama pengembangan misi adalah membuat pesawat ruang angkasa besar yang mampu bertahan dari radiasi intens di sekitar Europa, kata Jordan Evans, manajer proyek misi ini seperti dikutip dari Mashable. 

Misi ini dirancang untuk berlangsung setidaknya empat tahun. Setelah berakhir, serangkaian pembakaran akan menghantamnya ke Ganymede, bulan terbesar di tata surya dan ketiga dalam jarak dari Jupiter di antara keempat satelit Galileo. 

Sekitar waktu yang sama, Ganymede akan dipelajari oleh misi Eropa yang berbeda yakni program JUICE, yang mungkin dapat mengamati dampak Europa Clipper ke bulan, kata Evans.

Namun, saat ini semua mata tertuju pada peluncuran Europa Clipper yang akan datang menuju target bulan es milik Europa dan lautan bawah permukaannya yang menggoda.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Apakah Asteroid yang Kaya Logam Mulia Ribuan Triliun Dolar Bisa Ditambang?

Sebuah wahana antariksa sedang dalam perjalanan menuju sebuah asteroid yang mungkin mengandung logam berharga senilai sekitar US 100 ribu kuadrili ...

Context.id . 22 November 2024

Sertifikasi Halal Perkuat Daya Saing Produk Dalam Negeri

Sertifikasi halal menjadi salah satu tameng bagi pengusaha makanan dan minuman dari serbuan produk asing.

Noviarizal Fernandez . 22 November 2024

Paus Fransiskus Bakal Kanonisasi Carlo Acutis, Santo Millenial Pertama

Paus Fransiskus akan mengkanonisasi Carlo Acutis pada 27 April 2025, menjadikannya santo millenial pertama dan simbol kesatuan iman dengan dunia d ...

Context.id . 22 November 2024

Benar-benar Komedi, Pisang Dilakban Bisa Dilelang hingga Rp98,8 Miliar

Karya seni konseptual pisang karya Maurizio Cattelan, \"Comedian,\" saat dilelang di rumah lelang Sotheby’s jatuh ke tangan seorang pengusaha kr ...

Context.id . 22 November 2024