Stories - 05 September 2024

Saat Hewan Ditugaskan Menjadi James Bond

Penggunaan hewan dalam kegiatan militer telah berlangsung selama bertahun-tahun baik itu untuk kegiatan mata-mata atau untuk penyerangan.


Paus Beluga/ Instagram @OneWhale

Context.id, JAKARTA - Kematian paus beluga putih bernama Hvaldimir (plesetan dari kata Hval yang artinya paus dan Vladimir Putin) belum lama ini masih terus dibahas.

Mamalia laut itu ditemukan mati mengambang oleh sepasang ayah dan anak yang sedang memancing di selatan Norwegia pada akhir pekan lalu, tepatnya pada Sabtu (31/8) setelah sehari sebelumnya terlihat baik-baik saja.

Hvaldimir memang bukan hewan asing bagi warga maupun nelayan di perairan Arktik Norwegia. Paus beluga putih ini sudah bertahun-tahun berada di sekitar pantai Norwegia tanpa merasa takut dengan kehadiran kapal nelayan. 

Hewan ini pertama kali muncul dan ditemukan nelayan bernama Joar Hesten di wilayah timur laut Finnmark pada 2019 setelah mamalia itu mulai menggesekkan tubuhnya ke perahu.

Saat itu, ahli biologi kelautan dan pakar Norwegia mencurigai makhluk itu jelas merupakan hewan terlatih dari Rusia karena salah satu klip pengikatnya bertuliskan "Peralatan St. Petersburg." 



Hal itu langsung memicu teori paus beluga ini kemungkinan adalah mata-mata. Melansir DW, Angkatan Laut Rusia 'dikenal melatih beluga untuk melakukan operasi militer', kata Joergen Ree Wiig, ahli biologi kelautan di Direktorat Perikanan Norwegia, pada April 2019. 

Paus yang dilatih oleh militer Rusia, sambung dia, umumnya ditugaskan untuk menjaga pangkalan angkatan laut, membantu penyelam menemukan peralatan yang hilang, tapi dapat digunakan untuk tujuan lain.

Dua kelompok hak asasi hewan Norwegia, One Whale dan Noah pada Rabu, (4/9) mengklaim Hvaldimir sengaja ditembak mati. Mengutip instagram One Whale, kedua kelompok ini menyerukan penyelidikan kriminal berdasarkan bukti kuat bahwa paus itu dibunuh dengan temuan luka tembak.' 
 
Sebelum kematian Hvaldimir, OneWhale dan Noah berkolaborasi untuk memindahkannya ke area yang lebih alam di utara Norwegia. Mereka mengaku sudah mendapat izin dari Direktorat Perikanan Norwegia.

Pasalnya sebelum mati, Hvaldimir kerap ditemukan di dekat perairan padat penduduk di Norwegia. Salah satunya pada Mei 2023 yang memicu peringatan dari Direktur Direktorat Perikanan Norwegia Frank Bakke-Jensen yang memeringatkan warga  agar 'menghindari kontak' dengan Hvaldimir.

Imbauan itu bukan terkait spionase, melainkan larangan dibuat untuk 'keselamatan hewan tersebut,' meski dia 'jinak dan terbiasa berada di sekitar orang.' namun pemerintah khawatir hewan ini terbunuh oleh lalu lintas kapal.

Lalu apakah Hvaldimir mata-mata? Sampai saat ini belum ada keterangan resmi soal itu. Namun seperti yang dituliskan DW, Hvaldimir dianggap mirip dengan paus-paus khusus terapi anak-anak yang dilatih di pusat selam di Rusia. 

Indikasi itu muncul karena Hvaldimir sangat jinak dan justru menunggu untuk dibelai-belai. Jika dilatih sebagai mata-mata, Hvaldimir tentunya akan menghindari kerumunan bahkan akan mengusahakan agar tidak terlihat. 

Hewan Mata-mata

Rusia sudah membantah menggunakan paus sebagai mata-mata (meskipun menggunakannya dalam pertempuran ). Paus adalah hewan cerdas dengan kemampuan sonar luar biasa yang menggunakan gelombang suara untuk menemukan makanan dan mengidentifikasi mangsa dan predator. 

Sebenarnya, Hvaldimir bukan satu-satunya hewan yang dituduh terlibat dalam spionase. Mengutip Spyscape, Instagram

Pada  2007 lalu, Angkatan Darat Iran menangkap 14 'tupai mata-mata' yang diduga dilatih Amerika Serikat. Robert Baer, salah seorang pensiunan CIA dan menghabiskan waktunya di institusi itu mengatakan tidak pernah ditugaskan untuk mengurusi tupai.

Namun, apakah hal itu benar atau tidak belum diketahui karena tentunya agen intelijen tidak mungkin membocorkan rahasia institusinya. 

Belum lama ini India melepaskan seekor merpati yang diduga sebagai mata-mata Tiongkok dan sudah ditahan selama delapan bulan. Burung yang ditangkap di dekat pelabuhan Mumbai itu memiliki dua cincin yang diikatkan ke kakinya dan tulisan yang tampaknya berasal dari Tiongkok. 

Sialnya, burung itu dikirim untuk menjalani hukuman berat di Rumah Sakit Hewan Bai Sakarbai Dinshaw Petit di Mumbai. Setelah dikurung, belakangan terungkap merpati itu burung balap air terbuka Taiwan yang melarikan diri dan terbang ke India. 

Akhirnya burung itu dibebaskan. Itu bukan merpati mata-mata pertama yang ditangkap India. Pada tahun 2016 lalu, merpati lain 'ditangkap' setelah diduga ditemukan dengan catatan yang mengancam Perdana Menteri India Narendra Modi

Bahkan, Hamas, kelompok militan sekaligus organisasi politik Palestina pernah menahan lumba-lumba yang disebut dilengkapi kamera di lepas pantai Gaza paada 2015 lalu. Hamas menuding pasukan Israel yang mengirim hewan itu.

Penggunaan lumba-lumba bukan pertama kalinya, Angkatan Laut AS diketahui telah mempelajari penggunaan mamalia laut untuk militer pada awal 90-an.

Selain Israel dan AS, Rusia juga menggunakan mamalia pintar itu untuk kepentingan militer. Angkatan Laut Rusia melatih lumba-lumba untuk melawan penyelam musuh yang mungkin mencoba menyabotase kapal Rusia atau untuk melakukan 'misi intelijen'.

Laporan New Scientist pernah mengulas tentang operasi yang dilakukan militer AS untuk mengubah hiu menjadi mata-mata.

Defense Advanced Research Projects Agency milik Departemen Pertahanan AS dilaporkan mencoba mengendalikan hiu dari jarak jauh dengan menanamkan elektroda ke dalam otak mereka.

Dengan memanfaatkan kemampuan alami hiu untuk meluncur di air, merasakan gradien listrik yang halus, dan mengikuti jejak kimia, hiu yang sudah dilatih itu digunakan untuk melacak kapal-kapal di bawah air. 

Kali ini label hewan mata-mata disematkan Iran kepada kadal gurun. Iran mencurigai AS mengirim banyak kadal gurun yang memiliki kemampuan untuk 'menarik gelombang atom' guna memperoleh informasi rahasia tentang program nuklir Iran. Kecurigaan itu muncul akibat ada sekelompok orang asing yang berkunjung ke Iran dengan membawa kadal. 

Kadal-kadal yang diduga sudah ditanamkan pengendali jarak jauh itu dilepaskan di gurun untuk mencari tahu di mana Iran menambang dan mengembangkan uranium. 


Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

MORE  STORIES

Ada Asteroid Raksasa Mendekat, Bakal Nabrak Bumi?

Asteroid berukuran dewasa akan mendekati bumi pada 18 September 2024.

Naufal Jauhar Nazhif | 13-09-2024

India, Nigeria dan Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Dunia

Indonesia disebut sebagai salah satu dari tiga negara penyumbang polusi plastik terbesar di dunia.

Fahri N. Muharom | 13-09-2024

Paus Berikan Peringatan tentang Penggunaan AI

Paus Fransiskus mengeluarkan peringatan tentang kecerdasan buatan (AI) saat bertemu dengan para pemimpin G7 dan saat berkunjung ke Singapura.

Context.id | 13-09-2024

Uni Eropa Kalah Ekonomi juga Teknologi dari AS dan China

Kejayaan Eropa mulai memudar. China menyalipnya dan Amerika meninggalkannya

Context.id | 12-09-2024