Stories - 30 August 2024

Maskapai AS Tolak Aturan UE Soal Pantauan Emisi Pesawat

Airlines for America menentang program Komisi Eropa soal pelaporan emisi pesawat dengan alasan tidak ada bukti ilmiahnya berdampak pada perubahan iklim


Gambaran kepadatan di salah satu bandara/ Federal Aviation Administration

Context.id, JAKARTA - Organisasi perdagangan dan industri penerbangan atau Airlines for America melobi Komisi Eropa agar untuk tidak menyertakan penerbangan dari luar Eropa ke dalam program pemantauan emisi pesawat. 

Melansir Simple Flying, program yang diinisiasi oleh Komisi Eropa ini mengharuskan maskapai penerbangan melakukan pemantauan, pelaporan, dan verifikasi kadar polutan non C02 seperti nitrogen oksida dan sulfur oksida. 

Program ini akan berlaku untuk penerbangan Eropa mulai Januari 2025 dan penerbangan non-Eropa pada tahun 2027. 

Khawatir dengan aturan itu, Airlines for America–serta beberapa anggotanya dari maskapai penerbangan seperti Penta, United Airlines, FedEx, dan Delta Airlines– bertemu dengan tim iklim dari Komisi Eropa. 

Rapat tersebut tidak diungkapkan dalam transparansi Uni Eropa karena hanya dilakukan di tingkat teknis sehingga tidak ada kewajiban untuk menerbitkan rincian pertemuan. Risalah rapat tersebut hanya dapat diperoleh melalui permintaan kebebasan informasi. 



Dalam rapat tersebut, Airlines for America menentang perluasan program inisiasi dari Komisi Eropa soal pelaporan emisi pesawat.

Mereka beralasan tidak ada kepastian ilmiah terkait dampak iklim melalui jejak karbon pesawat. Selain itu, mereka berpendapat program tersebut akan mempengaruhi harga tiket penerbangan. 

Dalam laporan The Guardian, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mendukung penentangan yang dilakukan Airlines for America.

IATA mengatakan perluasan program pelaporan emisi pesawat akan menimbulkan kekhawatiran ekstrateritorial. 

AITA dan Airlines for America pun kompak perihal ketidakpastian ilmiah terkait program tersebut. 

Sektor penerbangan adalah salah satu sektor yang paling sulit didesak untuk dekarbonisasi. Para peneliti menekankan pentingnya mengurangi permintaan penerbangan yang terus meningkat melalui langkah-langkah yang memengaruhi harga tiket. 

Melansir Travel and Tour World, langkah dalam mengurangi permintaan penerbangan dapat dilakukan melalui memungut pajak pada penumpang yang sering melakukan penerbangan dan memotong subsidi pada sektor penerbangan. 

Pesawat terbang sendiri merupakan salah satu penyebab perubahan iklim. Emisi dari hasil pembakaran bahan bakar pesawat terbang dapat menghasilkan karbon dioksida, nitrogen oksida, sulfur dioksida, karbon monoksida, dan debu. 

Emisi tersebut berdampak pada pemanasan atmosfer secara langsung, merusak lapisan ozon, dan membentuk awan yang berkontribusi pada pemanasan global. 

Menurut data International Civil Aviation Organization, total emisi karbon dioksida dari sektor penerbangan sekitar dua persen dari emisi gas rumah kaca secara global.

Tak hanya itu, jumlah emisi CO2 dari sektor penerbangan diperkirakan akan naik sekitar 3–4% per tahun. 

Kontributor: Fadlan Priatna


Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

MORE  STORIES

Ada Asteroid Raksasa Mendekat, Bakal Nabrak Bumi?

Asteroid berukuran dewasa akan mendekati bumi pada 18 September 2024.

Naufal Jauhar Nazhif | 13-09-2024

India, Nigeria dan Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Dunia

Indonesia disebut sebagai salah satu dari tiga negara penyumbang polusi plastik terbesar di dunia.

Fahri N. Muharom | 13-09-2024

Paus Berikan Peringatan tentang Penggunaan AI

Paus Fransiskus mengeluarkan peringatan tentang kecerdasan buatan (AI) saat bertemu dengan para pemimpin G7 dan saat berkunjung ke Singapura.

Context.id | 13-09-2024

Uni Eropa Kalah Ekonomi juga Teknologi dari AS dan China

Kejayaan Eropa mulai memudar. China menyalipnya dan Amerika meninggalkannya

Context.id | 12-09-2024