Asal Usul Keluarga Rothschild, Sahabat Dekat Prabowo
Investasi salah satu keturunan Rothschild di Indonesia sudah berlangsung sejak awal tahun 90an
Context.id, JAKARTA - Pada Minggu (4/8/2024), konglomerat asal Inggris, Nathaniel Philip Victor James Rothschild melakukan perluasan pabrik PT Volex Indonesia, anak usaha Volex Plc.
Perusahaan manufaktur kabel dan elektronik tersebut meresmikan pabrik ketiganya di Kawasan Industri Sekupang, Batam, Kepulauan Riau.
Peresmian itu ditunjukkan dengan penandatanganan prasasti oleh Presiden RI terpilih 2024–2029 Prabowo Subianto bersama Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad ditemani oleh Nat Rothschild.
Dalam peresmian tersebut, turut hadir adik Prabowo Hashim Djojohadikusumo, Kapolda Kepulauan Riau Inspektur Jenderal Polisi Yan Fitri Halimansyah, Walikota Batam Muhammad Rudi, dan manajemen PT Volex Indonesia.
Prabowo merasa bangga dengan ekspansi perusahaan Inggris tersebut. Menurutnya, Volex menampilkan laju pertumbuhan positif dari aspek ekspansi usaha maupun pengembangan produksi.
BACA JUGA
Dalam acara tersebut, Prabowo mengaku sebagai sahabat dekat Rothschild.
Mengutip Bisnis, dana sebesar US$40 juta (Rp635 miliar) digelontorkan untuk membangun pabrik ketiga Volex di Batam.
Volex sudah berbisnis di Indonesia sekitar 32 tahun dengan membuat berbagai produk elektronik semacam kabel berkecepatan tinggi, kabel untuk mengisi daya kendaraan listrik, dan lain sebagainya.
Jika ditelusuri lebih jauh, Nat Rothschild sendiri merupakan generasi dari dinasti Rothschild, bankir asal Jerman yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Embrio Rothschild
Keluarga Rothschild adalah bankir yang tajir dan berpengaruh dari Jerman sejak abad ke-18. Dinasti keluarga ini membangun bisnis perbankan di seluruh eropa khususnya bidang keuangan dan investasi.
Warisan keluarga ini mencakup kontribusi signifikan terhadap ekonomi, filantropi, dan institusi budaya.
Melansir Investopedia, dinasti ini didirikan oleh Mayer Amschel Rothschild yang lahir pada 1744 di pemukiman yahudi di Frankfurt, Jerman.
Sejak kecil Mayer sudah belajar ekonomi lewat ayahnya Amschel Moses Rothschild yang bekerja sebagai penjual kain sutra dan money changer.
Setelah orang tuanya wafat, Mayer pergi ke Kota Hannover untuk mengasah ilmu ekonominya khususnya pada perbankan dan perdagangan bersama bankir yahudi bernama Simon Wolf Oppenheimer.
Pada 1763, Mayer Rothschild kembali ke Frankfurt untuk membangun bisnis perdagangan koin langka bersama para saudaranya.
Seperti yang ditulis The Enterprise World, tak lama dari situ, Mayer Rothschild mulai menyediakan layanan perbankan untuk beberapa bangsawan.
Bisnis ini menjadi penting, sebab dari situ Mayer Rothschild bisa mengembangkan hubungan dengan bangsawan lainnya untuk berbisnis.
Hingga pada tahun 1769, Mayer Rothschild dianugerahi gelar Court Factor (seorang bankir Yahudi yang mengelola keuangan bangsawan dan keluarga kerajaan Eropa).
Lalu setahun kemudian, ia menikah dengan Gutle Schnapper, putri seorang penukar uang dan fasilitator istana, dan dikaruniai sepuluh anak. Lima laki-laki dan lima perempuan
Pengukuhan Dinasti
Kelima anak laki-laki Mayer Amschel Rothschild dan Gutle Schnapper adalah Amschel Mayer Rothschild, Salomon Mayer Rothschild, Nathan Mayer Rothschild, Carl Mayer Rothschild, dan Jakob Mayer Rothschild.
Mayer Rothschild mulai mewariskan kekayaan kepada lima anaknya tersebut dengan memperluas bisnis perbankan di daratan eropa seperti di Kota Wina, Austria, Kota Paris, Prancis, Kota London, Inggris, dan Kota Naples, Italia, selain di Frankfurt itu sendiri.
Menyebarnya anak-anak Rothschild di Eropa, membuat kelima cabang bisnis saling terhubung dan menjadikan bank pertama yang mengekspansi berbagai negara.
Dari tahun 1815–1914, keluarga Rothschild mengendalikan bank terbesar di dunia.
Dinasti Rothschild juga diuntungkan oleh Revolusi Prancis dengan memberikan pinjaman kepada pemerintah untuk membiayai operasi perang.
Selain itu, keluarga Rothschild juga mengumpulkan obligasi dan mencari kekayaan tambahan dalam berbagai industri termasuk memasok beberapa barang seperti gandum, seragam, dan kuda untuk tentara Austria.
Sebelum meninggal, Mayer Rothschild menyuruh ahli warisnya untuk menjaga kekayaannya tetap berada dalam keluarga.
Wasiatnya menguraikan sistem patrilineal, hak milik dan properti hanya dapat diwariskan melalui garis laki-laki dan keturunan perempuan dikecualikan dari warisan.
Hal ini berdampak pada dorongan pernikahan di antara anggota keluarga.
Dari tahun 1824 sampai 1877, setidaknya ada 36 pernikahan keturunan laki-laki Mayer Rothschild. Dari jumlah tersebut, 30 menikah dalam keluarga. Sebagian besar menikah dengan sepupu pertama atau kedua.
Selama waktu ini, hanya empat wanita Rothschild dan dua pria yang menikah dengan pasangan yang tidak memiliki hubungan keluarga.
Berperan Mendirikan Israel
Keluarga Rothschild berperan dalam pendirian Israel di tanah milik Palestina. Edward James de Rothschild, cucu dari Mayer Amschel Rothschild dan anak dari Jakob Mayer Rothschild merupakan salah satu promotor utama Zionisme, ide pendirian tanah air untuk orang yahudi.
Edmond mengalirkan berbagai sumber dayanya untuk membeli tanah di Palestina yang saat itu ada di bawah kekuasaan Ottoman.
Selain itu, Edmond membiayai pembangunan koloni-koloni yahudi dan pengembangan pertanian dan industri di sana.
Tak hanya Edmond, keluarga Rothschild yang ikut berperan adalah Lionel Walter Rothschild. Seperti yang ditulis Britannica, pada 2 November 1917 tercatat adanya Deklarasi Balfour.
Deklarasi ini merupakan pernyataan dukungan Inggris untuk mendirikan tanah air bagi orang yahudi di Palestina.
Pernyataan ini dibuat Menteri Luar Negeri Inggris saat itu, Arthur James Balfour yang diberikan kepada Lionel Walter Rothschild, yang juga pemimpin komunitas Anglo-Yahudi.
Saat ini, kekayaan keluarga Rothschild dibagi ke dalam beberapa keturunan dan ahli waris yang mencakup sejumlah industri seperti jasa keuangan, real estate, pertambangan, energi, manufaktur, dan kegiatan amal.
Kepala keluarga Rothschild sekarang adalah Nathaniel Philip Victor James Rothschild, Baron Rothschild ke-5, anak dari Jacob Rothschild, Baron Rothschild ke-4 yang belum lama ini wafat.
Kontributor: Fadlan Priatna
RELATED ARTICLES
Asal Usul Keluarga Rothschild, Sahabat Dekat Prabowo
Investasi salah satu keturunan Rothschild di Indonesia sudah berlangsung sejak awal tahun 90an
Context.id, JAKARTA - Pada Minggu (4/8/2024), konglomerat asal Inggris, Nathaniel Philip Victor James Rothschild melakukan perluasan pabrik PT Volex Indonesia, anak usaha Volex Plc.
Perusahaan manufaktur kabel dan elektronik tersebut meresmikan pabrik ketiganya di Kawasan Industri Sekupang, Batam, Kepulauan Riau.
Peresmian itu ditunjukkan dengan penandatanganan prasasti oleh Presiden RI terpilih 2024–2029 Prabowo Subianto bersama Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad ditemani oleh Nat Rothschild.
Dalam peresmian tersebut, turut hadir adik Prabowo Hashim Djojohadikusumo, Kapolda Kepulauan Riau Inspektur Jenderal Polisi Yan Fitri Halimansyah, Walikota Batam Muhammad Rudi, dan manajemen PT Volex Indonesia.
Prabowo merasa bangga dengan ekspansi perusahaan Inggris tersebut. Menurutnya, Volex menampilkan laju pertumbuhan positif dari aspek ekspansi usaha maupun pengembangan produksi.
BACA JUGA
Dalam acara tersebut, Prabowo mengaku sebagai sahabat dekat Rothschild.
Mengutip Bisnis, dana sebesar US$40 juta (Rp635 miliar) digelontorkan untuk membangun pabrik ketiga Volex di Batam.
Volex sudah berbisnis di Indonesia sekitar 32 tahun dengan membuat berbagai produk elektronik semacam kabel berkecepatan tinggi, kabel untuk mengisi daya kendaraan listrik, dan lain sebagainya.
Jika ditelusuri lebih jauh, Nat Rothschild sendiri merupakan generasi dari dinasti Rothschild, bankir asal Jerman yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Embrio Rothschild
Keluarga Rothschild adalah bankir yang tajir dan berpengaruh dari Jerman sejak abad ke-18. Dinasti keluarga ini membangun bisnis perbankan di seluruh eropa khususnya bidang keuangan dan investasi.
Warisan keluarga ini mencakup kontribusi signifikan terhadap ekonomi, filantropi, dan institusi budaya.
Melansir Investopedia, dinasti ini didirikan oleh Mayer Amschel Rothschild yang lahir pada 1744 di pemukiman yahudi di Frankfurt, Jerman.
Sejak kecil Mayer sudah belajar ekonomi lewat ayahnya Amschel Moses Rothschild yang bekerja sebagai penjual kain sutra dan money changer.
Setelah orang tuanya wafat, Mayer pergi ke Kota Hannover untuk mengasah ilmu ekonominya khususnya pada perbankan dan perdagangan bersama bankir yahudi bernama Simon Wolf Oppenheimer.
Pada 1763, Mayer Rothschild kembali ke Frankfurt untuk membangun bisnis perdagangan koin langka bersama para saudaranya.
Seperti yang ditulis The Enterprise World, tak lama dari situ, Mayer Rothschild mulai menyediakan layanan perbankan untuk beberapa bangsawan.
Bisnis ini menjadi penting, sebab dari situ Mayer Rothschild bisa mengembangkan hubungan dengan bangsawan lainnya untuk berbisnis.
Hingga pada tahun 1769, Mayer Rothschild dianugerahi gelar Court Factor (seorang bankir Yahudi yang mengelola keuangan bangsawan dan keluarga kerajaan Eropa).
Lalu setahun kemudian, ia menikah dengan Gutle Schnapper, putri seorang penukar uang dan fasilitator istana, dan dikaruniai sepuluh anak. Lima laki-laki dan lima perempuan
Pengukuhan Dinasti
Kelima anak laki-laki Mayer Amschel Rothschild dan Gutle Schnapper adalah Amschel Mayer Rothschild, Salomon Mayer Rothschild, Nathan Mayer Rothschild, Carl Mayer Rothschild, dan Jakob Mayer Rothschild.
Mayer Rothschild mulai mewariskan kekayaan kepada lima anaknya tersebut dengan memperluas bisnis perbankan di daratan eropa seperti di Kota Wina, Austria, Kota Paris, Prancis, Kota London, Inggris, dan Kota Naples, Italia, selain di Frankfurt itu sendiri.
Menyebarnya anak-anak Rothschild di Eropa, membuat kelima cabang bisnis saling terhubung dan menjadikan bank pertama yang mengekspansi berbagai negara.
Dari tahun 1815–1914, keluarga Rothschild mengendalikan bank terbesar di dunia.
Dinasti Rothschild juga diuntungkan oleh Revolusi Prancis dengan memberikan pinjaman kepada pemerintah untuk membiayai operasi perang.
Selain itu, keluarga Rothschild juga mengumpulkan obligasi dan mencari kekayaan tambahan dalam berbagai industri termasuk memasok beberapa barang seperti gandum, seragam, dan kuda untuk tentara Austria.
Sebelum meninggal, Mayer Rothschild menyuruh ahli warisnya untuk menjaga kekayaannya tetap berada dalam keluarga.
Wasiatnya menguraikan sistem patrilineal, hak milik dan properti hanya dapat diwariskan melalui garis laki-laki dan keturunan perempuan dikecualikan dari warisan.
Hal ini berdampak pada dorongan pernikahan di antara anggota keluarga.
Dari tahun 1824 sampai 1877, setidaknya ada 36 pernikahan keturunan laki-laki Mayer Rothschild. Dari jumlah tersebut, 30 menikah dalam keluarga. Sebagian besar menikah dengan sepupu pertama atau kedua.
Selama waktu ini, hanya empat wanita Rothschild dan dua pria yang menikah dengan pasangan yang tidak memiliki hubungan keluarga.
Berperan Mendirikan Israel
Keluarga Rothschild berperan dalam pendirian Israel di tanah milik Palestina. Edward James de Rothschild, cucu dari Mayer Amschel Rothschild dan anak dari Jakob Mayer Rothschild merupakan salah satu promotor utama Zionisme, ide pendirian tanah air untuk orang yahudi.
Edmond mengalirkan berbagai sumber dayanya untuk membeli tanah di Palestina yang saat itu ada di bawah kekuasaan Ottoman.
Selain itu, Edmond membiayai pembangunan koloni-koloni yahudi dan pengembangan pertanian dan industri di sana.
Tak hanya Edmond, keluarga Rothschild yang ikut berperan adalah Lionel Walter Rothschild. Seperti yang ditulis Britannica, pada 2 November 1917 tercatat adanya Deklarasi Balfour.
Deklarasi ini merupakan pernyataan dukungan Inggris untuk mendirikan tanah air bagi orang yahudi di Palestina.
Pernyataan ini dibuat Menteri Luar Negeri Inggris saat itu, Arthur James Balfour yang diberikan kepada Lionel Walter Rothschild, yang juga pemimpin komunitas Anglo-Yahudi.
Saat ini, kekayaan keluarga Rothschild dibagi ke dalam beberapa keturunan dan ahli waris yang mencakup sejumlah industri seperti jasa keuangan, real estate, pertambangan, energi, manufaktur, dan kegiatan amal.
Kepala keluarga Rothschild sekarang adalah Nathaniel Philip Victor James Rothschild, Baron Rothschild ke-5, anak dari Jacob Rothschild, Baron Rothschild ke-4 yang belum lama ini wafat.
Kontributor: Fadlan Priatna
POPULAR
RELATED ARTICLES