Share

Stories 21 Juli 2024

Melestarikan Budaya di Arena Car Free Day

Ratusan penari menampilkan lima tarian yang berbeda di acara hari bebas kendaraan yang berlangsung dari depan Monas hingga Bundaran Senayan.

Para peserta kampanye Satu Nusa Banyak Rasa di arena car free day, Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (21/7/2024)

Context.id,JAKARTA- Ada sesuatu yang mencolok di arena car free day (CFD), di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (21/7/2-24). Terlihat ratusan penari dengan busana tradisional menampilkan lima tarian etnik yang berbeda secara serentak.

Adapun tarian-tarian yang dibawakan oleh para penari adalah mappadendang yang merupakan kebudayaan asli suku Bugis, kemudian gelang ro’om dari Jawa Timur, gemu famre dari Nusa Tenggara Timur, puspa pesona yang menggambarkan sosok pemimpin perempuan, serta tari jaimasan ciptaan maestro tari, Didi Nini Thowok.

Uniknya, ratusan penari ini disebar di lima titik yang berbeda di seputaran Bundaran HI, sekaligus merepresentasikan kelima budaya yang diangkat yakni Sulawesi Selatan, pertunjukan seni Jawa Timur, keindahan alam dan seni Nusa Tenggara Timur, budaya dan seni Betawi hingga pertunjukan seni asal Yogyakarta.

Pertunjukan tarian itu mengundang perhatian para pengunjung CFD di kawasan tersebut. Tidak sedikit pengunjung turut menari dan mengabadikan aktivitas itu.

Pertunjukan tari di ruang terbuka ini merupakan bagian dari kampanye Satu Nusa Banyak Rasa yang digelar oleh Mister Potato.



Brand Manager Mister Potato Indonesia, Tan Caroline mengatakan bahwa misi dari kampanye ini adalah mengedukasi generasi muda mengenai kekayaa budaya yang dimiliki oleh Indonesia serta menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap seni pertunjukan Nusantara.

“Seni tradisional adalah satu satu bentuk ekspresi budaya yang harus dilestarikan dan diperkenalkan ke masyarakat luas, terutama di tengah arus globalisasi yang begitu cepat,” ujarnya di sela kegiatan.

Menurutnya, secara keseluruhan ada 150 orang penari yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Di saat yang sama mereka juga meluncurkan lima desain kemasan produk yang menggmbarkan kekayaan budaya nasional yang merupakan hasil seleksi dari 3000-an peserta kompetisi desain pada 2023 silam.

“Jumlah ini menjadi bukti di tengah arus globalisasi, generasi muda Indonesia masih menaruh atensi yang besar terhadap keragaman dan kekayaan budaya Indonesia,” jelasnya.

Kebudayaan Indonesia beeraneka ragam dan Sabang hingga Merauke. Hal ini merupakan warisan bangsa yang patut dibanggakan dan dilestarikan hingga generasi selanjutnya.

Melalui kampanye tarian nusantara ini, diharapkan generasi muda Indonesia bukan hanya mengetahui, namun juga bangga dengan warisan budaya negeri sendiri. 



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 21 Juli 2024

Melestarikan Budaya di Arena Car Free Day

Ratusan penari menampilkan lima tarian yang berbeda di acara hari bebas kendaraan yang berlangsung dari depan Monas hingga Bundaran Senayan.

Para peserta kampanye Satu Nusa Banyak Rasa di arena car free day, Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (21/7/2024)

Context.id,JAKARTA- Ada sesuatu yang mencolok di arena car free day (CFD), di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (21/7/2-24). Terlihat ratusan penari dengan busana tradisional menampilkan lima tarian etnik yang berbeda secara serentak.

Adapun tarian-tarian yang dibawakan oleh para penari adalah mappadendang yang merupakan kebudayaan asli suku Bugis, kemudian gelang ro’om dari Jawa Timur, gemu famre dari Nusa Tenggara Timur, puspa pesona yang menggambarkan sosok pemimpin perempuan, serta tari jaimasan ciptaan maestro tari, Didi Nini Thowok.

Uniknya, ratusan penari ini disebar di lima titik yang berbeda di seputaran Bundaran HI, sekaligus merepresentasikan kelima budaya yang diangkat yakni Sulawesi Selatan, pertunjukan seni Jawa Timur, keindahan alam dan seni Nusa Tenggara Timur, budaya dan seni Betawi hingga pertunjukan seni asal Yogyakarta.

Pertunjukan tarian itu mengundang perhatian para pengunjung CFD di kawasan tersebut. Tidak sedikit pengunjung turut menari dan mengabadikan aktivitas itu.

Pertunjukan tari di ruang terbuka ini merupakan bagian dari kampanye Satu Nusa Banyak Rasa yang digelar oleh Mister Potato.



Brand Manager Mister Potato Indonesia, Tan Caroline mengatakan bahwa misi dari kampanye ini adalah mengedukasi generasi muda mengenai kekayaa budaya yang dimiliki oleh Indonesia serta menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap seni pertunjukan Nusantara.

“Seni tradisional adalah satu satu bentuk ekspresi budaya yang harus dilestarikan dan diperkenalkan ke masyarakat luas, terutama di tengah arus globalisasi yang begitu cepat,” ujarnya di sela kegiatan.

Menurutnya, secara keseluruhan ada 150 orang penari yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Di saat yang sama mereka juga meluncurkan lima desain kemasan produk yang menggmbarkan kekayaan budaya nasional yang merupakan hasil seleksi dari 3000-an peserta kompetisi desain pada 2023 silam.

“Jumlah ini menjadi bukti di tengah arus globalisasi, generasi muda Indonesia masih menaruh atensi yang besar terhadap keragaman dan kekayaan budaya Indonesia,” jelasnya.

Kebudayaan Indonesia beeraneka ragam dan Sabang hingga Merauke. Hal ini merupakan warisan bangsa yang patut dibanggakan dan dilestarikan hingga generasi selanjutnya.

Melalui kampanye tarian nusantara ini, diharapkan generasi muda Indonesia bukan hanya mengetahui, namun juga bangga dengan warisan budaya negeri sendiri. 



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Inovasi Kesehatan Mental: Mengobati Depresi Melalui Aplikasi Digital

Aplikasi Rejoyn menawarkan solusi inovatif untuk mengobati depresi dengan latihan emosional yang \"mereset\" sirkuit otak

Context.id . 30 October 2024

Lewat Pertukaran Pelajar, Hubungan Indonesia-Kazakhstan Makin Erat

Hubungan Indonesia-Kazakhstan semakin erat melalui acara \"Kazakhstan-Indonesia Friendship Society\" dan program pertukaran pelajar untuk generasi ...

Helen Angelia . 30 October 2024

Jam Kerja Rendah Tapi Produktivitas Tinggi, Berkaca dari Jerman

Data OECD menunjukkan bmeskipun orang Jerman hanya bekerja rata-rata 1.340 jam per tahun, partisipasi perempuan yang tinggi dan regulasi bagus mem ...

Context.id . 29 October 2024

Konsep Adrenal Fatigue Hanyalah Mitos dan Bukan Diagnosis yang Sahih

Konsep adrenal fatigue adalah mitos tanpa dasar ilmiah dan bukan diagnosis medis sah yang hanyalah trik marketing dari pendengung

Context.id . 29 October 2024